Novel 'Doctor Zhivago' dan Propaganda CIA  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 7 April 2014 23:18 WIB

Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov


CIA telah mengantisipasi bahwa penerbit Belanda akan menandatangani kontrak dengan Feltrinelli, penerbit Pasternak di Milan, dan bahwa buku yang dibagikan di Brussels akan dilihat sebagai bagian dari cetakan itu.

Tapi, kontrak tersebut tidak pernah ditandatangani, dan edisi bahasa Rusia yang dicetak di Den Haag itu ilegal. Penerbit Italia, yang memegang hak untuk mencetak "Doctor Zhivago" sangat marah ketika ia mengetahui distribusi novel itu di Brussels. Kehebohan itu memicu rumor, tapi tidak pernah dikonfirmasi, keterlibatan CIA di balik semua ini.

Mata-mata di Washington menyaksikan liputan itu dengan sikap cemas. Pada 15 November 1958, nama CIA pertama kali dikaitkan dengan pencetakan novel itu oleh National Review Bulletin, newsletter suplemen bagi pelanggan National Review, majalah konservatif yang didirikan oleh William F. Buckley Jr.

CIA menyimpulkan bahwa pencetakan itu, pada akhirnya, "memberi kesulitan yang pantas dilihat dari efek yang jelas pada Soviet," kata sebuah memo 5 November 1958, dalam kabel yang dikirim oleh Direktur CIA, Allan Dulles. Upaya CIA mendapatkan suntikan energi baru dengan pemberian Hadiah Nobel Sastra untuk Pasternak, bulan sebelumnya.

Uni Sovyet memperlakukan penghargaan itu sebagai provokasi anti-Soviet dan memaksa Pasternak untuk menolaknya.

Dipicu oleh serangan terhadap Pasternak di Moskow dan publisitas internasional seputar kampanye untuk menjelekkan dirinya, Divisi Soviet Rusia CIA mulai menetapkan rencana untuk membuat edisi paperback. Dalam sebuah memo, Maury mengatakan, ia percaya ada "permintaan yang luar biasa dari mahasiswa dan intelektual untuk mendapatkan salinan buku ini."

Para pejabat di lembaga tersebut meninjau semua kesulitan dengan edisi Mouton yang diterbitkan di Belanda dan menentang keterlibatan pihak luar dalam pencetakan edisi baru ini. "Dalam pandangan keamanan, ianjurkan bahwa edisi miniatur Dr Zhivago akan diterbitkan di markas menggunakan teks Feltrinelli pertama dan menghubungkan ke penerbit fiktif."

Badan ini memiliki percetakan sendiri di Washington untuk mencetak buku mini. Pada bulan Juli 1959, setidaknya 9.000 salinan edisi miniatur "Doctor Zhivago" telah dicetak dalam satu dan dua seri volume, agar tidak begitu tebal dan lebih mudah untuk dipisahkan dan disembunyikan. CIA berusaha untuk menciptakan ilusi bahwa edisi novel itu diterbitkan di Paris oleh entitas fiktif, Société d' Edition et d' Impression Mondiale. Sebuah kelompok imigran Rusia juga mengklaim berada di belakang penerbitan ini.

Catatan CIA menyatakan bahwa buku-buku mini itu diserahkan oleh agen yang melakukan kontak dengan wisatawan Soviet dan pejabat di Barat. Dua ribu eksemplar edisi ini juga disisihkan untuk dibagikan kepada mahasiswa Sovyet dan Eropa Timur pada Festival Pemuda dan Mahasiswa untuk Perdamaian dan Persahabatan, yang diadakan di Wina, tahun 1959.

WASHINGTON POST | ABDUL MANAN

Berita Lainnya
Sebelum Jatuh, MH370 Lalui Wilayah Udara Indonesia
Zona Pencarian MH370 Pindah Lokasi
Mengapa Ahli Yakin Sinyal Kotak Hitam Milik MH370?
Nelayan Thailand Sempat Sandera Dua TNI AL

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya