Novel 'Doctor Zhivago' dan Propaganda CIA  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 7 April 2014 23:18 WIB

Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov


Novel "Doctor Zhivago" adalah kesempatan emas bagi CIA untuk menjadi alat propaganda melawan musuh utamanya, Uni Sovyet.

Antara epik dan otobiografi, novel Pasternak berkisar pada dokter-penyair Yuri Zhivago -seninya, cinta dan kehilangannya dalam dekade sekitar Revolusi Rusia 1917. Kadang-kadang, Zhivago adalah alter ego Pasternak. Antara karakter dalam novel dan penulis, yang lahir pada tahun 1890, berasal dari masa lalu yang hilang, lingkungan budaya kaum intelektual Moskow.

Pasternak tahu bahwa dunia penerbitan Soviet tak akan tertarik dengan "Doctor Zhivago". Tapi Pasternak telah lama dikenal memiliki keberanian yang tidak biasa. Pasternak merasa tidak perlu untuk menyesuaikan seni dengan tuntutan politik negara. Mengorbankan novelnya, menurut keyakinan Pasternak, akan menjadi dosa terhadap kejeniusannya sendiri. Akibatnya, badan sastra Soviet menolak untuk menyentuh "Doctor Zhivago."

Untungnya bagi Pasternak, penerbit Milan menerima salinan naskah dari pengawas sastra Italia yang bekerja di Moskow. Pada bulan Juni 1956, Pasternak menandatangani kontrak dengan penerbit Giangiacomo Feltrinelli, yang menolak semua upaya Kremlin dan Partai Komunis Italia untuk menekan agar buku itu tak terbit. Pada November 1957, sebuah edisi bahasa Italia "Doctor Zhivago" diluncurkan ke publik.

Di Washington, para ahli Soviet CIA dengan cepat melihat mengapa Moskow membenci "Doctor Zhivago." Dalam sebuah memo Juli 1958, John Maury, Kepala Divisi Soviet Rusia menulis memo bahwa buku tersebut merupakan ancaman jelas bagi pandangan dunia yang akan diihadirkan Kremlin.

"Pesan humanistik Pasternak -bahwa setiap orang berhak atas kehidupan pribadi dan layak dihormati sebagai manusia, terlepas dari tingkat loyalitas politiknya atau kontribusi kepada negara- merupakan tantangan fundamental bagi etika Soviet soal pengorbanan individu untuk sistem komunis," tulis Maury dalam memo-nya.

Dalam sebuah memo internal tak lama setelah munculnya novel itu di Italia, anggota staf CIA merekomendasikan bahwa "Doctor Zhivago" akan diterbitkan dalam jumlah maksimum dalam edisi asing, untuk distribusikan di dunia secara maksimum dan dipertimbangkan untuk mendapat kehormatan seperti hadiah Nobel."

Sementara CIA berharap Novel Pasternak akan menarik perhatian global, termasuk dari Akademi di Swedia, juri untuk pemenang Nobel, tapi tidak ada indikasi bahwa motif CIA untuk mencetak edisi bahasa Rusia novel itu adalah untuk membantu Pasternak memenangkan hadiah tersebut. Soal ini menjadi spekulasi selama beberapa dekade.

Sebagai target utama distribusinya, CIA memilih pameran pertama pasca perang dunia pertama, yaitu Pameran Internasional tahun 1958 di Brussels. Empat puluh tiga negara berpartisipasi di pameran seluas 500 hektare, yang letaknya di barat laut dari Brussels tengah.

Amerika Serikat dan Uni Soviet membangun paviliun besar di pameran itu, untuk menampilkan persaingan cara-cara hidup mereka. Apa yang terutama menarik CIA dalam pameran itu adalah adanya sejumlah besar warga Soviet ke acara ini. Belgia memang mengeluarkan 16.000 visa bagi pengunjung asal Soviet.

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya