Daftar Senjata Barat yang Boleh Digunakan Ukraina Serang Rusia

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 14 September 2024 17:04 WIB

Personel Ukraina mengibarkan bendera Ukraina saat mereka berdiri di atas tank Challenger 2 selama pelatihan di Kamp Bovington, dekat Wool di barat daya Inggris, 22 Februari 2023. REUTERS/Toby Melville

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak invasi skala penuh Rusia lebih dari 30 bulan yang lalu, Ukraina sangat bergantung pada pasokan senjata dari sekutu-sekutu Baratnya untuk memukul mundur musuhnya yang jauh lebih besar.

Sekutu-sekutu Kyiv terkadang enggan memberikan senjata yang diminta, karena khawatir perang akan meningkat.

Namun, seiring berjalannya perang, satu demi satu sistem persenjataan telah diberikan kepada Ukraina setelah sebelumnya sempat diragukan.

Saat ini, Kyiv meminta izin dari Amerika Serikat dan mitranya untuk menggunakan rudal jarak jauh yang mereka berikan kepada Ukraina untuk menyerang lebih dalam ke Rusia. Kyiv mengatakan bahwa hal ini dapat mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.

Beberapa negara NATO telah mendukung permohonan Kyiv, tetapi Washington sedang mempertimbangkan hal ini terhadap kekhawatiran tentang tanggapan Moskow terhadap langkah tersebut, yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin akan dianggap setara dengan partisipasi Barat secara langsung dalam perang.

Advertising
Advertising

Di bawah ini adalah daftar beberapa sistem persenjataan yang awalnya diragukan oleh negara-negara Barat untuk diberikan kepada Ukraina, namun akhirnya diserahkan.

ATACMS

Sepanjang perang, Ukraina telah meminta sekutu-sekutunya untuk memberikan kemampuan untuk menyerang lebih dalam di belakang garis pertahanan Rusia, yang merupakan bagian penting untuk mengganggu logistik dan rantai komando musuh.

Amerika Serikat menunda memasok Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS)—karena kekhawatiran bahwa Rusia akan melihat hal ini sebagai eskalasi—hingga Oktober 2023, ketika mereka memasok versi jarak pendek dengan jangkauan maksimum 165 km (100 mil).

Hal ini ditindaklanjuti dengan pengiriman pada awal 2024 dari versi rudal ATACMS yang memiliki jarak tempuh hingga 300 km (165 mil). Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada saat itu bahwa penggunaan pertama varian rudal ini adalah serangan pada 17 April terhadap pangkalan udara di semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.

F-16

Ukraina meminta jet tempur F-16 segera setelah dimulainya invasi untuk meningkatkan kemampuan serangan jarak jauhnya serta menggunakan jet tempur itu untuk menembak jatuh rudal jelajah yang ditembakkan jauh ke dalam wilayah Ukraina oleh Moskow.

Pilot-pilot Ukraina mulai dilatih menggunakan jet-jet ini pada Agustus 2023, setelah negosiasi panjang antara koalisi sekutu yang akan menyediakan pesawat dan pelatihan.

Ukraina sangat ingin menyelesaikan proses pelatihan sesegera mungkin, dan konfirmasi bahwa Ukraina telah menerima pesawat pertama datang pada 31 Juli tahun ini.

Sejak saat itu, salah satu pesawat telah jatuh ketika mencoba untuk menyerang rudal Rusia yang ditembakkan ke target darat di Ukraina.

<!--more-->

Tank-tank Barat

Meskipun sekutu-sekutu Eropa timur Ukraina menyediakan tank era Soviet pada awal invasi, Kyiv mendambakan tank buatan Barat, seperti Challenger 2 buatan Inggris dan Leopard 2 buatan Jerman, hingga transfer mereka disetujui setelah negosiasi panjang pada Januari 2023.

Kesepakatan mengenai koalisi negara-negara untuk memasok tank-tank tersebut tertunda karena kekhawatiran di Jerman bahwa langkah tersebut dapat dilihat sebagai eskalasi oleh Rusia. Berlin akhirnya menyetujui transfer tank Leopard 2 dari persediaan negara lain dan juga miliknya sendiri.

Tanggapan Rusia

Selama lebih dari dua tahun, Amerika Serikat tidak mengizinkan Ukraina menyerang Rusia dengan sistem persenjataannya.

Setelah serangan Rusia pada Mei 2024 di dekat kota barat laut Kharkiv, Washington mengubah pendiriannya di bawah tekanan dari Kyiv.

Ukraina secara diam-diam diberi wewenang oleh Presiden Joe Biden untuk menembakkan senjata yang dipasok AS ke target militer di dalam wilayah Rusia yang mendukung serangan Kharkiv.

Putin, Kamis, telah menyampaikan pesan yang jelas kepada Barat mengenai konsekuensi yang akan mereka hadapi jika mereka mengizinkan Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh buatan Barat, Kremlin mengatakan pada Jumat.

Ia mengatakan bahwa Barat akan berperang secara langsung dengan Rusia jika membiarkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh buatan Barat, sebuah langkah yang menurutnya akan mengubah sifat dan ruang lingkup konflik.

"Pernyataan yang dibuat oleh Presiden Putin kemarin sangat penting. Pernyataan itu sangat jelas, tidak ambigu dan tidak memungkinkan adanya pembacaan ganda. Kami tidak ragu bahwa pernyataan ini sampai kepada pihak-pihak yang dituju," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Putin mengatakan bahwa langkah seperti itu akan menyeret negara-negara yang memasok rudal jarak jauh ke Kyiv secara langsung ke dalam perang. Dia mengatakan data penargetan satelit dan pemrograman jalur penerbangan rudal harus disediakan oleh personil militer NATO, karena Kyiv tidak memiliki kemampuan itu sendiri.

"Jika keputusan ini diambil, itu tidak lain berarti keterlibatan langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina," katanya, dan Rusia akan dipaksa untuk mengambil "keputusan yang tepat".

REUTERS

Pilihan Editor: Apa yang Diketahui dari Produksi Drone Kamikaze Rusia?

Berita terkait

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

3 jam lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

11 jam lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

1 hari lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

Top 3 dunia adalah spesifikasi rudal milik Houthi yang berhasil serang Israel, ucapan selamat dari Yahya Sinwar hingga pengakuan anak penembak Trump.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

1 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

2 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

2 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

2 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

2 hari lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

2 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya