Putin Ancam Perang Jika Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Jarak Jauh

Reporter

Tempo.co

Jumat, 13 September 2024 17:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengunjungi Universitas Pasukan Khusus Rusia di Gudermes, Rusia 20 Agustus 2024. Sputnik/Vyacheslav Prokofyev/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat jika membiarkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang Rusia. Menurut Putin, ini akan membuat NATO berperang dengan Rusia.

Peringatan keras itu muncul saat para pejabat AS dan Inggris membahas tuntutan Ukraina agar mereka melonggarkan aturan mengenai pengiriman senjata Barat ke Rusia. Rusia juga mengklaim telah merebut kembali sebagian besar wilayah di wilayah Kursk bagian barat. Kursk merupakan tempat pasukan Ukraina merangsek dalam beberapa pekan terakhir.

Tuduhan serupa diungkapkan Ketua Duma Negara Rusia, Vyacheslav Volodin. Majelis rendah parlemen Rusia itu menuduh NATO mendalangi aksi militer di Ukraina. NATO juga dinilai sangat terlibat dalam pengambilan keputusan militer Ukraina.

Komentar Volodin yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin itu muncul sehari setelah Putin memperingatkan bahwa Barat akan berperang langsung dengan Rusia jika mereka mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh buatan Barat.

Volodin menuduh NATO membantu Ukraina memilih kota Rusia mana yang akan ditargetkan, menyetujui tindakan militer tertentu, dan memberikan perintah kepada Kyiv. "Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Prancis sedang membahas kemungkinan serangan (oleh Ukraina) menggunakan senjata jarak jauh di wilayah negara kami. Ini tidak lain hanyalah upaya untuk menyamarkan dan menyembunyikan keterlibatan langsung mereka dalam aksi militer," tulis Volodin di saluran Telegram resminya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berjanji bahwa Washington akan segera meninjau permintaan Ukraina akan leluasa menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menyerang Rusia. "Hal ini akan mengubah sifat konflik secara signifikan," kata Putin kepada seorang reporter televisi pemerintah. "Itu berarti negara-negara NATO, AS, negara-negara Eropa, sedang berperang dengan Rusia," katanya.

"Jika memang demikian, maka dengan mempertimbangkan perubahan sifat konflik, kami akan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang akan kami hadapi."

Berbicara dalam konferensi pers di Warsawa pada hari Kamis, Blinken mengatakan Amerika Serikat akan beradaptasi termasuk terkait senjata Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia.

Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah perbatasan Kursk pada 6 Agustus. Serangan Ukraina itu maju beberapa kilometer ke wilayah Rusia dan merebut puluhan pemukiman.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa Rusia membalas serangan tersebut.

Rusia bersikeras sejak awal bahwa mereka akan mengusir pasukan Ukraina dari wilayah tersebut. "Unit-unit kelompok pasukan Utara membebaskan 10 permukiman dalam waktu dua hari," kata Kementerian Pertahanan Rusia di Telegram.

Saat berbicara pada konferensi pers di Kyiv, Zelensky mengatakan Rusia telah melancarkan tindakan serangan balasan. Dia tidak merinci sejauh mana operasi yang dilakukan Rusia, namun Ukraina masih bisa menangkisnya.

REUTERS | CNA

Pilihan editor: Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

Berita terkait

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

1 jam lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

9 jam lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

22 jam lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

Top 3 dunia adalah spesifikasi rudal milik Houthi yang berhasil serang Israel, ucapan selamat dari Yahya Sinwar hingga pengakuan anak penembak Trump.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

1 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

1 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

2 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

2 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

2 hari lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

2 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya