Di Debat Capres, Donald Trump Sebut Imigran Makan Anjing - Kucing hingga Israel Akan Lenyap

Reporter

Rabu, 11 September 2024 17:17 WIB

Layar menampilkan debat presiden yang diselenggarakan oleh ABC antara calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden AS Kamala Harris di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 10 September 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump melontarkan sejumlah pernyataan bohong dalam debat melawan rivalnya, Kamala Harris. Donald Trump membuat banyak pernyataan palsu dan ekstrem .

Mungkin yang paling mencolok adalah Donald Trump memperkuat klaim palsu yang viral sebelumnya bahwa banyak imigran Haiti di Springfield, Ohio, mencuri hewan peliharaan penduduk atau mengambil satwa liar dari taman untuk dimakan. "Mereka memakan anjing! Orang-orang yang datang. Mereka memakan kucing! Mereka memakan, mereka memakan hewan peliharaan orang-orang yang tinggal di sana," kata Donald Trump selama debat.

Harris tertawa dan menggelengkan kepalanya. Moderator mengatakan tidak ada laporan yang dapat dipercaya tentang hewan peliharaan yang disakiti. Trump membalas bahwa ia telah melihat wawancara TV dengan orang-orang yang mengatakan anjing mereka telah diambil dan dimakan.

Gedung Putih sebelumnya mengecam misinformasi yang tersebar luas, yang juga disebarkan oleh calon wakil presiden Trump, Senator JD Vance. Gedung Putih mengatakan pernyataan tersebut bertujuan untuk memecah belah rakyat Amerika melalui kebohongan dan didasarkan pada rasisme.

Donald Trump mengulangi kebohongannya bahwa jutaan migran mengalir ke Amerika Serikat dari penjara dan rumah sakit jiwa asing. "Mereka mengambil alih kota-kota. Mereka mengambil alih gedung-gedung. Mereka masuk dengan kekerasan," kata Trump.
Para migran tidak melakukan pengambilalihan kota-kota Amerika melalui cara-cara kekerasan.

Advertising
Advertising

Beberapa klaim Harris dibesar-besarkan atau dibantah oleh Trump. Dalam satu contoh, Harris mengutip pernyataan Trump yang mengatakan akan terjadi “pertumpahan darah” jika dia tidak terpilih. Harris merujuk pada pidatonya pada Maret 2024, di Dayton, Ohio. Tim kampanye Trump kemudian mengatakan bahwa ia merujuk pada nasib industri otomotif di bawah pemerintahan Joe Biden.

Trump juga mengulangi kebohongan bahwa Demokrat sangat ekstrem dalam hal hak aborsi hingga mendukung pembunuhan bayi baru lahir. "Calon wakil presidennya mengatakan aborsi baik-baik saja. Ia juga mengatakan eksekusi setelah melahirkan," kata Trump tentang calon wakil presiden Harris, Tim Walz yang kini menjabat sebagai Gubernur Minnesota.

Dalam diskusi tentang Timur Tengah, Donald Trump mengatakan Harris "membenci" Israel. "Jika dia menjadi presiden, saya yakin Israel tidak akan ada dalam waktu dua tahun dari sekarang," kata Trump. "Seluruh tempat itu akan hancur, Israel akan lenyap."

Kamala Harris mengatakan sama sekali tidak benar bahwa dia membenci Israel dan mengatakan dia telah mendukung negara tersebut sepanjang kariernya.

REUTERS

Pilihan editor: Israel Tawarkan Yahya Sinwar Pelarian Aman dari Gaza dengan Imbalan Sandera

Berita terkait

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

1 jam lalu

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

Meskipun sempat tersandung pada beberapa isu di awal, Kamala Harris mampu mengendalikan sebagian besar dalam debat.

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

1 jam lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

4 jam lalu

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

Billie Eilish dan Finneas mendukung Kamala Harris dalam Pemilu AS 2024, menyerukan pemilih untuk menolak ekstremisme dan melindungi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

4 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

Terduga pelaku upaya pembunuhan Donald Trump di lapangan golf, belakangan diketahui bernama Ryan W Routh berusia 58 tahun. Apa motifnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

7 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

20 jam lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

21 jam lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

23 jam lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

1 hari lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya