Kementerian Luar Negeri RI Benarkan Jenazah WNI yang Meninggal di Kamboja Belum Dapat Dipulangkan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 11 September 2024 15:30 WIB

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu, 11 September 2024, mengkonfirmasi telah menerima pengaduan dan menangani kasus kematian seorang WNI bernama Handi Musaroni. Berdasarkan keterangan otoritas Kamboja, penyebab kematian Handi adalah serangan jantung.

KBRI Phnom Penh dilaporkan telah berupaya menelusuri perusahaan tempat Handi bekerja selaku pihak yang harus bertanggung jawab memulangkan jenazah. Namun hingga berita ini diturunkan, perusahaan tempat Handi bekerja tidak dapat dihubungi. Walhasil, jenazah Handi masih disimpan di Yim Funeral House, yang difasilitasi KBRI Phnom Penh.

Kementerian Luar Negeri RI memastikan KBRI Phnom Penh terus berkomunikasi dengan keluarga dan mengupayakan pemulangan jenazah sesuai dengan prosedur yang berlaku, serta sesuai dengan prinsip mengedepankan pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Sebelumnya, viral di aplikasi pesan singkat penggalangan dana atau donasi untuk membantu Siti Rahmah, ibu Handi, yang berprofesi sebagai sopir ojek online.

"Anak saya Handi Musaroni, 24 Tahun, berangkat berkerja ke Kamboja. Keberangkatan pada 16 Mei 2024, di perusahaan yang tidak disebutkan nama perusahaannya. Dari share lokasi yang dibagikan anak saya melalui What'sAap, saya ketahui lokasinya berada di dekat Tuol Sangke, Phnom Penh, Kamboja," demikian bunyi pesan singkat tersebut.

Advertising
Advertising

Awalnya komunikasi ibu-anak itu berjalan lancar, sampai Rahmah mendapatkan telepon dari Handi yang mengabarkan kalau dia sedang sakit lambung/liver kronis pada 16 Agustus 2024 jam 11.00 WIB. Handi pun saat itu mengutarakan keinginan pulang ke Indonesia. Namun karena gajinya belum dibayar oleh perusahaan tempatnya bekerja sehingga tidak mempunyai ongkos pulang.

Pada 16 Agustus 2024, Rahma lalu mendapat kabar Handi sudah dalam kondisi meninggal. Kepastian itu diperoleh dari adik Rahma yang mendapatkan informasi tersebut dari team leader perusahaan tempat almarhum bekerja.

Rahma saat ini berusaha mencari bantuan kemana-mana, termasuk mencari tahu bagaimana cara memulangkan jenazah anaknya yang kemudian diketahui menjadi korban perdagangan orang.

Rahma mengaku sudah mencoba menghubungi Kementerian Luar Negeri RI pada 19 Agustus 2024 dan 10 September 2024 untuk mengetahui keberadaan jenazah sekaligus meminta bantuan untuk kepulangan jenazah anaknya. Kementerian Luar Negeri lalu disebut mengatakan jika benar Handi korban perdagangan orang maka keluarga harus bisa membuktikannya. Sebab jika tidak bisa membuktikan, keluarga harus keluar biaya pribadi untuk memulangkan jenazah sekitar Rp120 juta sampai Rp200 juta.

Pilihan editor: Kades Sendang Boyolali Jadi Korban Penganiayaan, Diduga karena Beda Pilihan Calon Bupati di Pilkada 2024

Berita terkait

Erick Thohir Ungkap Alasan Sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Dilakukan di Belanda

2 jam lalu

Erick Thohir Ungkap Alasan Sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Dilakukan di Belanda

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan pengambilan sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders tidak menyalahi aturan pemerintah maupun FIFA.

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

7 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Kalahkan Jepang dan India, Kamboja Terpilih jadi Destinasi Wisata Budaya Paling Top di Asia

1 hari lalu

Kalahkan Jepang dan India, Kamboja Terpilih jadi Destinasi Wisata Budaya Paling Top di Asia

Selain Angkor Wat, Kamboja memiliki tiga situs warisan dunia, yakni Kuil Sambor Prei Kuk, Kuil Preah Vihear, dan situs arkeologis Koh Ker.

Baca Selengkapnya

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

1 hari lalu

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

Para calon pekerja migran ilegal itu mengaku mendapatkan tawaran pekerjaan di Kamboja sebagai karyawan perusahaan dan pramusaji.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Maraknya Judi Online di Indonesia, Situs Judi Online Disinyalir Milik Orang Indonesia Punya 1,5 Juta Pelanggan

1 hari lalu

Fakta-fakta Maraknya Judi Online di Indonesia, Situs Judi Online Disinyalir Milik Orang Indonesia Punya 1,5 Juta Pelanggan

Situs judi online yang berdiri sejak 2020 saat pandemi Covid-19 ditengarai milik orang Indonesia, yang sebelumnya bergerak di industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Geng PRT Indonesia Berkelahi di Singapura, Izin Kerja Dicabut dan Didenda Rp 11 Juta

1 hari lalu

Geng PRT Indonesia Berkelahi di Singapura, Izin Kerja Dicabut dan Didenda Rp 11 Juta

Dua geng pembantu rumah tangga asal Indonesia saling pukul di Singapura. Mereka didenda dan izin kerja dicabut.

Baca Selengkapnya

Pemblokiran Situs Judi Online Dinilai Kurang Efektif, Kenapa Bukan Buru Bandar Judi sebagai Prioritas?

1 hari lalu

Pemblokiran Situs Judi Online Dinilai Kurang Efektif, Kenapa Bukan Buru Bandar Judi sebagai Prioritas?

Pemerintah getol memblokir jutaan situs judi online beberapa waktu terakhir. Namun, kebijakan ini dinilai kurang efektif. Ini alasan Hadi Tjahjanto.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

1 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

KJRI Shanghai Pastikan WNI Selamat dari Topan Bebinca

2 hari lalu

KJRI Shanghai Pastikan WNI Selamat dari Topan Bebinca

WNI selamat dari amukan Topan Bebinca yang menyapu Shanghai. Ada 975 WNI yang menetap di Kota Shanghai, Provinsi Zhejiang, Jiangsu, dan Jiangxi

Baca Selengkapnya

Masa Kerja Tinggal 3 Bulan Lagi, Bisakah Satgas Judi Online Ungkap Meski Server di Kamboja?

2 hari lalu

Masa Kerja Tinggal 3 Bulan Lagi, Bisakah Satgas Judi Online Ungkap Meski Server di Kamboja?

Judi online menjadi momok dalam beberapa tahun terakhir hingga pemerintah bikin Satgas Judi Online pada Juni 2024 ini. Apa yang sudah dilakukannya?

Baca Selengkapnya