Top 3 Dunia: Dubes Jerman Menyesal Sebarkan Hoaks, Ukraina Minta Restu Serang Rusia
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 2 September 2024 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin dimulai dari Dubes Jerman untuk Israel mengakui bahwa pemerkosaan massal oleh Hamas adalah berita bohong. Ia mengatakan menyesal telah mengedarkan berita palsu itu.
Berita kedua top 3 dunia adalah Zelensky yang meminta AS merestui agar Ukraina bisa menggempur Rusia besar-besaran hingga UNRWA yang menuduh Israel memasang iklan. Berikut berita selengkapnya:
Duta Besar Jerman untuk Israel Steffen Seibert mengakui turut mengedarkan propaganda Israel yang mengenai pemerkosaan massal yang dilakukan oleh pejuang perlawanan Palestina Hamas selama Operasi Banjir al-Aqsa pada 7 Oktober.
Pekan lalu, Seibert merilis surat yang konon berasal dari seorang warga Israel yang bunuh diri karena tidak mampu mengatasi rasa sakit yang ia alami saat peristiwa Supernova pada 7 Oktober.
“Saya menyesal telah percaya - seperti banyak orang lainnya - bahwa surat bunuh diri itu nyata. Ternyata itu palsu. Menurut saya ini adalah tindakan yang mengerikan mengingat begitu banyak nyawa yang diambil di festival Nova, begitu banyak kejahatan yang dilakukan, begitu banyak jiwa yang hancur,”tulis Seibert pada akhir pekan.
Surat palsu itu menjadi viral setelah diedarkan oleh dua propagandis terkenal Israel, Hen Mazzig (yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris) dan Aviva Klompas.
Mazzig menegaskan bahwa orang Israel tersebut mengakhiri hidupnya setelah "menyaksikan terlalu banyak kengerian, termasuk pemerkosaan seorang gadis," dan menyebutkan bahwa trauma karena tidak dapat menyelamatkan gadis yang diduga berada di dekatnya itulah yang menyebabkan dia merasa "tidak mampu melanjutkan hidupnya. .”
Mazzig bekerja untuk Tel Aviv Institute, sebuah kelompok propaganda Israel. Klompas, mantan penulis pidato pemerintah Israel, adalah CEO dari perusahaan lobi lainnya, Boundless 'Israel.'
Lihat di sini selengkapnya.
<!--more-->
2. Zelensky Desak AS agar Dukung Ukraina Merangsek ke Dalam Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Amerika Serikat untuk membiarkan Kyiv menyerang sasaran militer jauh di dalam wilayah Rusia. Desakan ini dilakukan setelah perwakilannya bertemu dengan pejabat senior AS di Washington pada Sabtu.
Washington telah memberi Ukraina bantuan militer senilai lebih dari US$50 miliar sejak 2022, tetapi telah membatasi penggunaan senjatanya hanya di wilayah Ukraina dan operasi pertahanan lintas batas Ukraina.
Zelensky mengatakan bom udara yang dipandu menewaskan enam orang dan melukai 97 orang di Kharkiv pada Jumat, dengan lebih banyak serangan pada hari Sabtu. Ia menegaskan hal ini hanya dapat dicegah “dengan menyerang lapangan terbang militer Rusia, pangkalan mereka, dan logistik teror Rusia.”
Dalam pidato video pada Sabtu malam, dia berkata, “Kami membicarakan hal ini setiap hari dengan mitra kami. Kami membujuk. Kami mengajukan argumen.”
Dia mengatakan bahwa membersihkan langit Ukraina dari bom udara yang dipandu Rusia akan menjadi “langkah kuat untuk memaksa Rusia mengakhiri perang dan menciptakan perdamaian yang adil.”
Ia memohon kepada Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman, “Kami memerlukan kemampuan untuk benar-benar dan sepenuhnya melindungi Ukraina dan warga Ukraina. Kami memerlukan izin untuk kemampuan jarak jauh dan peluru serta rudal jarak jauh Anda.”
Simak selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. UNRWA Tuding Israel Gunakan Iklan Google untuk Coreng Reputasinya
Lazzarini menyatakan gerakan pemerintah Israel itu bertujuan untuk merusak dan mencoreng reputasi UNRWA melalui iklan di Google guna menghalangi donasi, serta menyebarkan propaganda negatif terhadap badan tersebut.
Dia menekankan bahwa kampanye tersebut tidak hanya merusak reputasi UNRWA, tetapi yang lebih penting adalah membahayakan nyawa para stafnya.
Lewat unggahan di X, Lazzarini meminta agar upaya-upaya yang disengaja untuk menyebarkan penyebaran informasi palsu dihentikan, dan agar penyelidikan terhadap tindakan tersebut diselidiki.
Dia menggarisbawahi bahwa misinformasi dan narasi palsu masih dimanfaatkan sebagai alat dalam perang, yang hingga kini masih berlangsung di Gaza.
Dia juga mengkritik platform dan perusahaan-perusahaan media sosial yang mengambil untung dari penyebaran informasi palsu.
Lazzarini menyoroti perlunya aturan yang lebih ketat untuk membasmi misinformasi dan ujaran kebencian di media. Dia menekankan bahwa UNRWA adalah organisasi kemanusiaan terbesar yang menangani krisis di Gaza.
Baca di sini selengkapnya.
REUTERS
Pilihan editor: Denmark Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Kirimannya untuk Serang Rusia