Kementerian Kesehatan Gaza Terima Vaksin Polio
Reporter
TEMPO
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 27 Agustus 2024 20:05 WIB
Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu malam, 25 Agustus 2024, mengumumkan telah menerima 1.26 juta dosis vaksin polio. Kementerian saat ini juga sedang mempersiapkan kampanye antipolio berkoordinasi dengan mitra-mitranya.
"Total1.26 juta dosis vaksin polioOpV2 sudah tina lenglap dengan 500 unit vaksin pendingin," demikian keterangan Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebelumnya pada 16 Agustis 2024, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan ditemukan kasus polio pertama di Jalur Gaza dalam 25 tahun. Pasien itu adalah seorang bayi 10 bulan di Deir al-Balah yang belum pernah menerima satu dosis pun vaksin polio. Penyakit polio sangat berdampak pada anak-anak usia di bawah lima tahun dengan kemungkinan 1 : 200 infeksi polio mengarah ke kelumpuhan.
Menurut WHO, sekitar 5 persen dan 10 persen pasien lumpuh akibat polio, meninggal. Penyebabnya karena otot-otot yang membantu manusia bernafas, ikut lumpuh atau gagal berfungsi.
Dalam wawancara dengan QNA, Direktur Jenderal perawatan kesehatan primer di Jalur Gaza dokter Mousa Abed menyatakan kekhawatirannya akan ada lebih banyak wabah penyakit dan epidemi karena Gaza merupakan lingkungan yang subur di mana semua faktor risiko bertemu.
Pada pertengahan Juni, jelasnya, Kementerian Kesehatan menyatakan Jalur Gaza sebagai daerah epidemik setelah virus polio terdeteksi dalam air limbah di kota Deir Al-Balah dan Khan Yunis, yang menandakan bencana nyata yang dapat menimpa daerah tersebut.
Sedangkan Direktur Rumah Sakit Asosiasi Sahabat Pasien, dokter Said Salah memperingatkan bahaya penyebaran polio di Gaza setelah penyakit tersebut berhasil diberantas dari wilayah Palestina selama 25 tahun berkat imunisasi rutin.
Salah mengatakan kepada QNA kembalinya virus tersebut mengancam nyawa orang-orang. Ia menekankan bahwa kebangkitan virus tersebut sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian pasien.
Ia meminta WHO untuk mengambil tindakan guna menahan penyebaran virus tersebut dan menyediakan vaksinasi yang diperlukan guna mencegah penyebarannya, dengan mencatat bahwa sebagian besar penduduk Gaza saat ini menderita kekebalan tubuh yang lemah akibat kelaparan dan kekurangan makanan bergizi yang dapat membantu tubuh mereka melawan penyakit.
Sementara itu, Israel secara brutal terus menerus melancarkan serangan ke Jalur Gaza menyusul serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas, padahal resolusi Dewan Keamanan PBB sudah menyerukan agar segera dilakukan sebuah gencatan senjata. Pembantaian oleh Israel telah menewaskan lebih dari 40 ribu warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak. Otoritas kesehatan setempat mengatakan ada lebih dari 93 ribu korban luka-luka.
Bukan hanya itu, blokade Gaza telah mengarah pada kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Perang Gaza juga telah meremukkan wilayah itu.
Israel dinyatakan telah melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional yang kemudian memerintahkan Israel agar menghentikan operasi militernya di Rafah. Di wilayah itu, ada lebihbdari 1 juta warga Palestina berlindung dan mengungsi.
Sumber : middle east monitor
Pilihan Editor: Menteri Keamanan Nasional Israel Klaim Umat Yahudi Bisa Beribadah di Kompleks Masjid Al Aqsa