Protes Penjualan Senjata ke Israel, Diplomat Inggris Mundur
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Selasa, 20 Agustus 2024 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang diplomat Inggris yang berbasis di Irlandia mengundurkan diri karena penjualan senjata ke Israel. Emailnya yang beredar secara online mengatakan bahwa kementerian luar negeri Inggris “mungkin terlibat dalam kejahatan perang,” tulis Mark Smith pada Senin.
Foto email pengunduran dirinya yang dikirim ke rekan-rekannya diposting online, dan Mark Smith, yang berbasis di kedutaan Inggris di Dublin, menulis bahwa “tidak ada pembenaran atas kelanjutan penjualan senjata Inggris ke Israel.”
Smith, yang menggambarkan dirinya sebagai ahli dalam kebijakan penjualan senjata, adalah sekretaris kedua yang menangani “kontra-teror,” sebuah posisi yang relatif junior di kantor luar negeri (FCDO).
Saat mengeluarkan pernyataan lanjutan, Smith mengatakan dia “telah menulis surat kepada Menteri Luar Negeri untuk memberitahukan pengunduran diri saya dan mendesaknya untuk segera meninjau pendekatan Inggris terhadap situasi di Gaza,” menurut BBC pada Senin.
“Setiap hari kita menyaksikan contoh kejahatan perang dan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang jelas dan tidak perlu dipertanyakan lagi di Gaza yang dilakukan oleh Negara Israel,” tulis Smith dalam email pengunduran dirinya.
Dia mengatakan kekhawatiran mengenai legalitas penjualan senjata yang dia sampaikan “di setiap tingkat” FCDO “diabaikan,” dan menuduh pemerintah Inggris gagal memiliki rezim perizinan ekspor senjata yang “kuat dan transparan”.
Tinjauan Hukum
Seorang juru bicara FCDO mengatakan bahwa meskipun mereka tidak mengomentari kasus-kasus individual, “pemerintah berkomitmen untuk menegakkan hukum internasional.”
“Kami telah menegaskan bahwa kami tidak akan mengekspor barang jika barang tersebut mungkin digunakan untuk melakukan atau memfasilitasi pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” tambah juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan pada Senin.
Setelah menjabat bulan lalu, Menteri Luar Negeri David Lammy memerintahkan peninjauan hukum mengenai apakah izin ekspor senjata yang dikeluarkan Inggris ke Israel berisiko memfasilitasi pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.
“Kami akan memberikan pembaruan segera setelah proses peninjauan selesai,” kata FCDO dalam pernyataannya.
Lammy sebelumnya telah mengindikasikan bahwa tidak akan ada “larangan menyeluruh” terhadap penjualan senjata ke Israel. Namun, ia akan “mempertimbangkan masalah yang berkaitan dengan senjata ofensif di Gaza.”
Inggris telah mengeluarkan 42 izin militer kepada Israel antara 7 Oktober – tanggal serangan Hamas terhadap Israel – dan akhir Mei, menurut data pemerintah.
Sejak 7 Oktober, kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.100 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak menurut kementerian kesehatan di Gaza.
Pilihan Editor: Oxfam: Penjualan Senjata ke Israel dapat Membuat Inggris Terlibat dalam Kejahatan Perang
REUTERS