Pelaku Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter di India Ditangkap!

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 Agustus 2024 17:51 WIB

Para dokter dan paramedis menggelar aksi protes terhadap pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang, di dalam gedung R G Kar Medical College and Hospital di Kolkata, India, 12 Agustus 2024. REUTERS/Sahiba Chawdhary

TEMPO.CO, Jakarta - Biro Investigasi Pusat atau CBI India telah menangkap Sanjay Roy, pelaku yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang dokter perempuan di Kalkota, India. Kasus ini telah memicu protes nasional, hingga menyebabkan layanan kesehatan lumpuh.

Pelaku akan menjalani analisa psikologi dan perilaku. Sebuah tim analis dari Laboratorium Ilmu Forensik Pusat di Delhi telah tiba di Kolkata untuk melakukan tes yang diperlukan.

CBI telah memeriksa Dr. Sandip Ghosh, mantan kepala Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit RG Kar, tempat terjadinya insiden dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap dokter magang tersebut. Badan itu membawa Ghosh untuk diinterogasi pada hari Jumat dan menjalani pemeriksaan lanjutan hingga pukul 1.40 dini hari pada hari Sabtu.

Dokter magang pascasarjana berusia 31 tahun, diduga diperkosa dan dibunuh di dalam aula seminar rumah sakit milik pemerintah. Mayatnya ditemukan pada 9 Agustus. Pelakunya diduga Sanjay Roy, seorang relawan sipil, yang telah ditangkap terkait dengan kasus ini.

Orangtua korban telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Calcutta, meminta penyelidikan yang diawasi pengadilan dalam kasus tersebut. Beberapa gugatan hukum kepentingan publik lainnya juga diajukan, menuntut penyelidikan CBI atas insiden tersebut.

Advertising
Advertising

Laporan otopsi awal menunjukkan bahwa korban mengalami pelecehan seksual dan dibunuh. Korban mengalami pendarahan dari mata, mulut, dan bagian pribadinya. Ada juga luka di kaki kirinya, leher, tangan kanan, jari manis, dan bibirnya.

Kepolisian Kolkata menangkap Sanjay Roy, yang bergabung dengan kepolisian sebagai relawan sipil pada tahun 2019. Polisi menduga bahwa terdakwa telah menikah sedikitnya empat kali dan dikenal sebagai seorang yang gemar berselingkuh.

Terdakwa, yang merupakan seorang petinju terlatih, dekat dengan beberapa perwira polisi senior selama bertahun-tahun. Setelah itu ia dipindahkan ke Dewan Kesejahteraan Polisi Kolkata dan ditempatkan di pos polisi di Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit RG Kar.

Kasus ini telah memicu mogok massal dokter di India. Sejumlah rumah sakit dan klinik di penjuru India pada Sabtu, 17 Agustus 2024, menolak kedatangan pasien, kecuali untuk kasus gawat darurat. Penolakan itu dilakukan karena tenaga kesehatan profesional di India melakukan aksi mogok kerja selama 24 jam sebagai bentuk protes atas kejadian brutalnya perkosaan dan pembunuhan pada seorang dokter di wilayah timur Kota Kolkata.

Lebih dari satu juta dokter di India diperkirakan melakukan aksi mogok kerja sehingga melumpuhkan layanan kesehatan di salah satu negara paling padat penduduknya itu. Rumah sakit-rumah sakit di India mengatakan staf dari fakultas kesehatan telah dikerahkan untuk melayani kasus-kasus gawat darurat.

HINDUSTAN TIMES | REUTERS

Pilihan editor: Hamas Tegaskan Tak Ada Kemajuan dalam Pembahasaan Gencatan Senjata dengan Israel

Berita terkait

Keluarga Nia Kurnia Sari Ingin Pelaku Segera Ditangkap

6 jam lalu

Keluarga Nia Kurnia Sari Ingin Pelaku Segera Ditangkap

Keluarga Korban Nia Kurnia Sari gadis penjual gorengan yang dibunuh di Padang Pariaman ingin pelaku cepat tertangkap. Sebab pelaku yang berkeliaran juga membuat masyarakat resah.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pembunuhan Nia Kurnia Sari, Pelaku Ternyata Residivis Pencabulan

7 jam lalu

Kronologi Pembunuhan Nia Kurnia Sari, Pelaku Ternyata Residivis Pencabulan

Polres Padang Pariaman telah menetapkan tersangka pada kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

13 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

Percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump kembali terjadi. Pelaku mengaku kecewa terhadap Trump.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kasus Perundungan PPDS di Undip

13 jam lalu

6 Fakta Kasus Perundungan PPDS di Undip

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) sedang disorot karena masalah perundungan.

Baca Selengkapnya

Keluarga Nia Kurnia Sari Jalani Trauma Healing, Pelaku Masih Kabur

16 jam lalu

Keluarga Nia Kurnia Sari Jalani Trauma Healing, Pelaku Masih Kabur

Polda Sumbar memberikan trauma healing kepada keluarga Nia Kurnia Sari, penjual gorengan berusia 18 tahun yang menjadi korban pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Panca Darmansyah Terdakwa Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa Jalani Sidang Hari Ini

19 jam lalu

Panca Darmansyah Terdakwa Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa Jalani Sidang Hari Ini

JPU menuntut Panca Darmansyah dihukum pidana mati dalam perkara pembunuhan 4 anak kandungnya di Jagakarsa dan KDRT terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Ungkap Kasus Judi Online, Betulkah Milik Orang Indonesia Meski Server di Kamboja?

20 jam lalu

Serba-serbi Ungkap Kasus Judi Online, Betulkah Milik Orang Indonesia Meski Server di Kamboja?

Situs judi online yang berdiri sejak 2020 saat pandemi Covid-19 ditengarai milik orang Indonesia, yang sebelumnya bergerak di industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

21 jam lalu

Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

Belum tuntas kasus pembunuhan Vina, publik menyoroti pengungkapan pembunuhan Nia gadis penjual gorengan di Padang Pariaman.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Seorang Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

1 hari lalu

Polisi Tetapkan Seorang Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

Polisi tetapkan IS, pria warga Nagari Kayu Tanam, tersangka kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari gadis penjual gorengan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Kerala India Meninggal karena Virus Nipah

1 hari lalu

Mahasiswa di Kerala India Meninggal karena Virus Nipah

Belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi akibat virus Nipah dan pengobatan untuk mengatasinya.

Baca Selengkapnya