Siapa Khaleda Zia, yang Dibebaskan Presiden Bangladesh setelah Sheikh Hasina Terguling?

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 6 Agustus 2024 19:30 WIB

Ketua Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) Begum, Khaleda Zia. REUTERS/Andrew Biraj

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari menjelang ulang tahunnya yang ke-79, wanita perdana menteri pertama Bangladesh, Khaleda Zia, akan mendapatkan hadiah selamat datang: pembebasan dari tahanan rumah setelah protes anti-pemerintah menggulingkan rival bebuyutannya, Sheikh Hasina, dari tampuk kekuasaan.

Presiden Mohammed Shahabuddin memerintahkan pembebasan segera Zia, ketua oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), pada Senin malam setelah mendiskusikan pembentukan pemerintahan sementara dengan para politisi dan tentara. Hasina melarikan diri ke India pada hari sebelumnya setelah mengundurkan diri.

Zia, yang lahir pada 15 Agustus 1945, menderita penyakit hati, diabetes dan masalah jantung, menurut dokternya. Dia telah menjauhi dunia politik selama bertahun-tahun.

Dikenal dengan nama depannya, Khaleda digambarkan sebagai seorang pemalu dan mengabdikan diri untuk membesarkan kedua putranya hingga suaminya, pemimpin militer dan presiden Bangladesh saat itu, Ziaur Rahman, dibunuh dalam sebuah upaya kudeta militer pada 1981.

Terjun ke dunia politik, ia menjadi ketua BNP yang konservatif tiga tahun kemudian, dan bersumpah untuk mewujudkan tujuan suaminya untuk "membebaskan Bangladesh dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi".

Advertising
Advertising

Ia bergandengan tangan dengan Hasina, putri pendiri Bangladesh dan ketua partai Liga Awami, untuk memimpin pemberontakan rakyat demi demokrasi yang menggulingkan penguasa militer Hossain Mohammad Ershad dari kekuasaannya pada 1990.

Namun, kerja sama mereka tidak berlangsung lama dan pada tahun berikutnya, Bangladesh mengadakan apa yang disebut-sebut sebagai pemilihan umum bebas pertamanya dengan Khaleda yang secara mengejutkan menang atas Hasina, setelah mendapatkan dukungan dari sekutu-sekutu politik Islam.

Dengan demikian, Khaleda menjadi perempuan PM Bangladesh dan perempuan kedua yang memimpin pemerintahan demokratis di negara berpenduduk mayoritas Muslim setelah Benazir Bhutto dari Pakistan.

<!--more-->

Dituduh Korupsi

Khaleda mengganti sistem presidensial dengan bentuk pemerintahan parlementer sehingga kekuasaan berada di tangan perdana menteri, mencabut pembatasan investasi asing dan membuat pendidikan dasar menjadi wajib dan gratis.

Ia kalah dari Hasina pada pemilihan umum tahun 1996 tetapi kembali lagi lima tahun kemudian. Namun, masa jabatan keduanya dirusak oleh kebangkitan militan Islamis dan tuduhan korupsi.

Pada 2004, sebuah demonstrasi yang dihadiri oleh Hasina dihantam oleh granat. Hasina selamat, namun lebih dari 20 orang tewas dan lebih dari 500 orang terluka. Pemerintahan Khaleda dan sekutu-sekutu Islamnya disalahkan secara luas dan bertahun-tahun kemudian putra sulungnya diadili secara in absentia dan dijatuhi hukuman seumur hidup atas serangan tersebut. BNP berpendapat bahwa dakwaan tersebut dibuat-buat.

Meskipun Khaleda kemudian menindak tegas kelompok-kelompok radikal Islamis, masa jabatan keduanya sebagai perdana menteri berakhir pada 2006 ketika pemerintah sementara yang didukung oleh militer mengambil alih kekuasaan di tengah ketidakstabilan politik dan kekerasan di jalanan.

Pemerintah sementara memenjarakan Khaleda dan Hasina atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan selama sekitar satu tahun sebelum keduanya dibebaskan menjelang pemilihan umum pada 2008.

Meskipun BNP memboikot pemilu 2008 dan Khaleda tidak pernah mendapatkan kembali kekuasaannya, perseteruan sengit dengan Hasina yang menyebabkan keduanya dijuluki sebagai "Begum yang bertarung" terus mendominasi politik Bangladesh.

Ketegangan antara kedua partai mereka sering menyebabkan pemogokan, kekerasan, dan kematian, sehingga menghambat pembangunan ekonomi untuk negara yang dilanda kemiskinan dengan hampir 170 juta penduduk yang terletak di dataran rendah dan rentan terhadap banjir yang menghancurkan.

Pada 2018, Khaleda, putra sulungnya, dan para ajudannya dihukum karena mencuri sekitar $250.000 dalam bentuk sumbangan asing yang diterima oleh sebuah yayasan yatim piatu yang didirikan ketika ia masih menjabat sebagai perdana menteri - sebuah tuduhan yang ia katakan merupakan bagian dari rencana untuk menjauhkannya dan keluarganya dari dunia politik.

Dia dipenjara tetapi dibebaskan pada Maret 2020 dengan alasan kemanusiaan karena kesehatannya memburuk. Sejak saat itu, ia tetap menjadi tahanan rumah.

REUTERS

Pilihan Editor: Seorang WNI Meninggal dalam Kerusuhan di Bangladesh

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

14 jam lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

12 hari lalu

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus menyusul protes massal terhadap pemerintahan yang dijalankannya selama 15 tahun di Bangladesh

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

14 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

16 hari lalu

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Warga Bangladesh dipenjara di UEA karena berunjuk rasa menentang eks PM Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

Denmark Rencana Tutup Kantor Kedutaan Besar di Burkina Faso dan Mali

23 hari lalu

Denmark Rencana Tutup Kantor Kedutaan Besar di Burkina Faso dan Mali

Denmark berencana menutup kantor kedutaan besarnya di Burkina Faso dan Mali karena sedikit ruang untuk bekerja sama setelah kudeta militer

Baca Selengkapnya

Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

24 hari lalu

Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

Protes besar di Bangladesh yang dikenal sebagai Bangladesh Effect, memaksa PM Sheikh Hasina mundur dan melarikan diri ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

25 hari lalu

Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

Hari Genosida Rohingya diperingati tiap 25 Agustus sejak 2017, ketika ratusan ribu pengungsi Rohingya menyeberangi perbatasan ke Bangladesh

Baca Selengkapnya

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

30 hari lalu

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

Pengadilan kejahatan perang Bangladesh-yang dibentuk oleh PM terguling Sheikh Hasina- telah meluncurkan tiga penyelidikan pembunuhan massal

Baca Selengkapnya

Penjabat PM Bangladesh, Muhammad Yunus, Janjikan Dukungan untuk Rohingya

32 hari lalu

Penjabat PM Bangladesh, Muhammad Yunus, Janjikan Dukungan untuk Rohingya

Penjabat Perdana Menteri Bangladesh, Muhammad Yunus, menjanjikan dukungan terhadap para pengungsi Rohingya di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

WNI Korban Kerusuhan di Bangladesh Dimakamkan

34 hari lalu

WNI Korban Kerusuhan di Bangladesh Dimakamkan

Kementerian Luar Negeri RI telah menyerahkan jenazah WNI yang tewas dalam vandalisme di Bangladesh ke keluarga

Baca Selengkapnya