Pria Amerika Serikat Batal Disuntik Mati 20 Menit Sebelum Eksekusi

Reporter

Jumat, 19 Juli 2024 08:00 WIB

Ilustrasi eksekusi mati dengan suntik. filcatholic.org

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria di Amerika Serikat, Ruben Gutierrez lolos dari hukuman mati hanya 20 menit sebelum dieksekusi. Mahkamah Agung AS mengabulkan penangguhan hukuman mati bagi Gutierrez sebelum ia disuntik mati pada Selasa malam, 16 Juli 2024.

Ia telah lama menyatakan bahwa pengujian DNA akan membantu membuktikan bahwa dia tidak bertanggung jawab atas penusukan yang berakibat fatal terhadap seorang wanita berusia 85 tahun. Ia didakwa membunuh dan merapok sebuah rumah beberapa dekade silam.

Pengadilan tinggi negara mengeluarkan penangguhan tidak terbatas sesaat sebelum narapidana Ruben Gutierrez dibawa ke ruang kematian di penjara Huntsville.

Gutierrez divonis bersalah atas pembunuhan Escolastica Harrison di rumahnya di Brownsville, Texas selatan, pada tahun 1998. Jaksa penuntut mengatakan pembunuhan manajer taman rumah mobil dan guru pensiunan itu merupakan bagian dari upaya pencurian lebih dari US$ 600.000 yang disembunyikannya di rumahnya. Korban Harrison tak percaya pada bank dan memilih menyimpan uangnya di rumah.

Gutierrez telah meminta pengujian DNA yang menurutnya akan membantu membuktikan bahwa ia tidak terlibat dalam kematian wanita itu. Pengacaranya mengatakan tidak ada bukti fisik atau forensik yang menghubungkannya dengan pembunuhan tersebut. Dua orang lainnya juga didakwa dalam kasus tersebut.

Advertising
Advertising

Perintah singkat pengadilan tinggi, yang dirilis sekitar pukul 5:40 sore waktu tengah hari, menyatakan penangguhan eksekusi akan tetap berlaku hingga hakim memutuskan apakah mereka harus meninjau permintaan bandingnya. Jika pengadilan menolak permintaan tersebut, penangguhan eksekusi akan otomatis dicabut.

Gutierrez, yang telah ditetapkan akan dieksekusi setelah pukul 6 sore waktu tengah hari, berada di sel tahanan dekat ruang eksekusi. Saat itu sipir penjara Kelly Strong memberitahunya tentang campur tangan pengadilan.

"Dia tampak emosional," kata juru bicara penjara Amanda Hernandez, seraya menambahkan bahwa dia tidak mengharapkan penundaan pengadilan. "Kami bertanya kepadanya apakah dia ingin membuat pernyataan, tetapi dia butuh waktu sebentar."

“Dia berbalik ke belakang sel, menutup mulutnya. Dia menangis tersedu-sedu, tak bisa berkata apa-apa. Dia terkejut.”

<!--more-->

Dia mengatakan Gutierrez kemudian berdoa bersama seorang pendeta penjara dan menambahkan: “Tuhan itu agung!”

Gutierrez telah beberapa kali mengalami penundaan jadwal eksekusi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk masalah terkait keberadaan penasihat spiritual di kamar eksekusi. Pada bulan Juni 2020, Gutierrez tinggal sekitar satu jam lagi dari jadwal eksekusi ketika ia mendapat penangguhan dari Mahkamah Agung.

Dalam banding terkini, pengacara Gutierrez telah meminta Mahkamah Agung untuk campur tangan. Alasannya Texas telah menolak haknya berdasarkan hukum negara bagian untuk melakukan pengujian DNA pasca-putusan yang akan menunjukkan bahwa ia tidak memenuhi syarat untuk hukuman mati.

Pengacaranya berpendapat bahwa berbagai barang yang ditemukan dari tempat kejadian perkara belum pernah diuji. Shawn Nolan, pengacara Gutierrez, menyatakan senang dengan keputusan pengadilan pada Selasa malam.

"Kami berharap bahwa sekarang Pengadilan telah turun tangan untuk menghentikan eksekusi ini, kami akhirnya dapat menyelesaikan pengujian DNA untuk membuktikan bahwa Gutierrez tidak boleh dieksekusi sekarang atau di masa mendatang," kata Nolan dalam pernyataan melalui email.

Namun jaksa mengatakan permintaan pengujian DNA merupakan taktik penundaan. Ia berkeras bahwa Gutierrez dihukum berdasarkan berbagai bukti, termasuk pengakuannya. Ia telah mengaku merencanakan perampokan dan bahwa ia berada di dalam rumah korban ketika korban dibunuh.

Polisi mendakwa tiga orang dalam kasus ini: Rene Garcia, Pedro Gracia, dan Gutierrez. Rene Garcia menjalani hukuman seumur hidup di penjara Texas, sementara Pedro Gracia, yang menurut polisi adalah pengemudi yang melarikan diri, masih buron.

CNN

Pilihan editor: Top 3 Dunia: Kota Beirut Termahal di Arab, Pelabuhan Israel Bangkrut

Berita terkait

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

3 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

ICJR Tak Sepakat Panca Darmansyah Pembunuh 4 Anak Kandung Divonis Mati

7 jam lalu

ICJR Tak Sepakat Panca Darmansyah Pembunuh 4 Anak Kandung Divonis Mati

Majelis hakim PN Jakarta Selatan memvonis hukuman mati terhadap Panca Darmansyah, ayah yang membunuh empat anak kandungnya.

Baca Selengkapnya

Cemburu Istri Siri Dibawa Kabur, Suami di Bekasi Aniaya Pria Hingga Tewas

10 jam lalu

Cemburu Istri Siri Dibawa Kabur, Suami di Bekasi Aniaya Pria Hingga Tewas

Polsek Pondok Gede Bekasi telah menangkap dan menetapkan AS sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

17 jam lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

18 jam lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

21 jam lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

22 jam lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

22 jam lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

23 jam lalu

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

Perusahaan Gold Apollo Taiwan membantah membuat pager yang digunakan dalam peledakan di Lebanon pada Selasa.

Baca Selengkapnya

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

23 jam lalu

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

Laporan outlet berita Israel Walla menunjukkan keterlibatan Israel dalam ledakan pager Lebanon yang menewaskan 9 orang dan melukai 2.750 orang

Baca Selengkapnya