Anggota Senat Amerika Serikat Takut Jadi Sasaran Penahanan ICC setelah Benjamin Netanyahu

Reporter

Tempo.co

Kamis, 23 Mei 2024 16:30 WIB

Senator AS Lindsey Graham saat konferensi pers di Ankara, Turki, 19 Januari 2019. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Senat Amerika Serikat Lindsey Graham waswas jika Mahkamah Pidana Internasional (ICC) berniat memburu Perdana Menteri Isreal Benjamin Netanyahu, maka ICC mungkin saja akan mengejar anggota parlemen Amerika Serikat setelahnya. Graham adalah anggota Senat dari Partai Republik daerah pemilihan South Carolina.

Graham telah bergabung dengan politikus Partai Demokrat dalam upaya agar menjatuhkan sanksi ke ICC yang berkantor pusat di Den Haag. Menurut Graham, sanksi terhadap ICC bukan hanya membantu Israel, namun juga melindungi politikus Amerika Serikat. Dia mengingat ICC pernah mencoba memburu tentara Amerika Serikat di Afghanistan, namun alasan Washington untuk menang lebih kuat.

Sebelumnya jaksa penuntut di ICC Karim Khan melayangkan permohonan penahanan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Alasannya kedua pejabat itu cukup masuk akal untuk diyakini bersalah atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan dalam perang Gaza. Khan juga meminta penahanan pada tiga pucuk pimpinan Hamas.

“Kami berharap, bersama-sama kita akan menemukan sebuah jalan untuk mendaftarkan ketidakpuasan kita pada ICC karena jika lembaga itu melakukan ini pada Israel, maka kita mungkin jadi yang berikutnya,” kata Graham, Selasa 21 Mei 2024.

Sebelumnya Washington telah menjatuhkan sanksi pada Khan yang mencoba menginvestigasi dugaan-dugaan kejahatan perang yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Afghanistan. Pada awal bulan lalu, puluhan anggota Senat Amerika Serikat mengirimi surat pada Khan yang mengingatkannya kalau hukum di Amerika Serikat mengizinkan segala tindakan yang diperlukan dalam rangka membela setiap warga negara Amerika Serikat atau sekutu-sekutunya.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan pada Selasa, 21 Mei 2024, Pemerintahan Joe Biden bersedia bekerja sama dengan Kongres menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat ICC terkait permintaan jaksa penuntut untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel terkait perang Gaza.

Advertising
Advertising

Amerika Serikat bukan anggota pengadilan, tetapi telah mendukung penuntutan sebelumnya, termasuk keputusan ICC tahun lalu untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin atas perang di Ukraina. Pada sidang sebelumnya pada Selasa, 20 Mei 2024, Blinken mengatakan ia akan bekerja sama dengan Kongres untuk memberikan tanggapan yang tepat, dan menyebut langkah ICC "sangat keliru." Sebab hal ini diyakininya akan mempersulit prospek tercapainya kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata dalam konflik Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Otorita IKN Beri Letter to Proceed kepada Perusahaan Energi Masdar untuk Investasi Energi Terbarukan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Gedung Putih Waswas soal Rencana Pidato Benjamin Netanyahu di Kongres Amerika Serikat

6 jam lalu

Gedung Putih Waswas soal Rencana Pidato Benjamin Netanyahu di Kongres Amerika Serikat

Benjamin Netanyahu dikhawatirkan akan menggunakan kesempatan pidatonya di Kongres Amerika Serikat untuk mengkritik Joe Biden

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Juru Bicara Militer Israel Akui Sulit Mengalahkan Hamas

3 hari lalu

Top 3 Dunia; Juru Bicara Militer Israel Akui Sulit Mengalahkan Hamas

Top 3 dunia masih didominasi berita tentang perkembangan perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Komisi Penyelidikan PBB Sebut Israel Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Gaza

4 hari lalu

Komisi Penyelidikan PBB Sebut Israel Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Gaza

Komisi penyelidikan PBB terhadap Wilayah Pendudukan Palestina melakukan dua investigasi terhadap serangan di Israel dan Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel, Apa Tugas Utama Kabinet Itu?

4 hari lalu

Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel, Apa Tugas Utama Kabinet Itu?

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi membubarkan Kabinet Perang Israel. Apa tugas utama kabinet itu?

Baca Selengkapnya

Pecah Kongsi, Wapres Filipina Sara Duterte Mundur dari Kabinet Ferdinand Marcos Jr.

5 hari lalu

Pecah Kongsi, Wapres Filipina Sara Duterte Mundur dari Kabinet Ferdinand Marcos Jr.

Wakil Presiden Filipina Sara Duterte pada Rabu 19 Juni 2024 mengundurkan diri dari kabinet Presiden Ferdinand Marcos dan jabatan penting lainnya

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Sebut Sudah Dijanjikan Amerika Serikat Senjata Bakal Dikirim Lagi

5 hari lalu

Benjamin Netanyahu Sebut Sudah Dijanjikan Amerika Serikat Senjata Bakal Dikirim Lagi

Benjamin Netanyahu memastikan Washington sedang mengupayakan pembatalan larangan pengiriman senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

4 Polisi Filipina Divonis Bersalah atas Pembunuhan saat Perang Narkoba

6 hari lalu

4 Polisi Filipina Divonis Bersalah atas Pembunuhan saat Perang Narkoba

Empat polisi Filipina dinyatakan bersalah pada Selasa 18 Juni 2024 karena membunuh seorang ayah dan anak, kata pejabat pengadilan.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Berunjuk Rasa di Parlemen hingga Kediaman Benjamin Netanyahu

6 hari lalu

Warga Israel Berunjuk Rasa di Parlemen hingga Kediaman Benjamin Netanyahu

Puluhan ribu warga Israel berunjuk rasa di Knesset dan kediaman Benjamin Netanyahu untuk mendesak agar dilakukan pemilu dini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC Tak Boleh Diintimidasi, Pesan Abu Ubaidah, Ibadah Haji di Cuaca Panas

6 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC Tak Boleh Diintimidasi, Pesan Abu Ubaidah, Ibadah Haji di Cuaca Panas

Top 3 Dunia dibuka dengan pernyataan 93 anggota ICC agar para penegak keadilan ICC diizinkan bekerja tanpa diintimidasi.

Baca Selengkapnya

Putin Akan Kunjungi Vietnam, AS Meradang

6 hari lalu

Putin Akan Kunjungi Vietnam, AS Meradang

Kabar Presiden Rusia Vladimir Putin akan berkunjung ke Vietnam pekan ini cukup membuat Amerika Serikat meradang hingga menegur Hanoi.

Baca Selengkapnya