Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 7 Mei 2024 14:30 WIB

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/ Ramadhan Abed

TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli PBB sekali lagi mengecam agresi yang sedang berlangsung dan sistematis terhadap warga Palestina di Gaza, dan menyatakan bahwa mereka merasa ngeri dengan rincian seputar kuburan massal yang ditemukan di Jalur Gaza, tepatnya di kompleks medis Nasser dan al Shifa.

Menurut para ahli, banyak dari 390 mayat yang ditemukan menunjukkan "tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi tanpa pengadilan serta kemungkinan adanya orang-orang yang dikubur hidup-hidup."

Berikut temuan para ahli PBB:

Anak-anak dan Perempuan Jadi Korban Setiap Hari

Mereka menyatakan bahwa per 29 April 2024, 14.500 warga Palestina yang tewas di Gaza adalah anak di bawah umur, sementara 9.500 lainnya adalah perempuan. Sebanyak 77.643 orang lainnya terluka dengan 75% di antaranya diyakini sebagai perempuan, sementara lebih dari 8.000 orang lainnya dilaporkan hilang atau tertimbun reruntuhan, setidaknya setengahnya dapat diasumsikan sebagai perempuan dan anak-anak.

Advertising
Advertising

Selain itu, diperkirakan 63 wanita, termasuk 37 ibu, menjadi martir setiap harinya, dan 17.000 anak Palestina diperkirakan menjadi yatim piatu sejak agresi ke Gaza dimulai.

1,7 juta orang mengungsi, dan 1,1 juta orang hampir kelaparan. Penilaian PBB menunjukkan sejumlah perempuan dan anak perempuan telah diculik secara paksa oleh pasukan pendudukan Israel sejak serangan dimulai.

Perlakuan Mengerikan terhadap Wanita Hamil dan Bayi-bayi

Tidak hanya itu, pasukan Israel juga menghancurkan klinik bayi tabung terbesar di Gaza.

Para ahli menjelaskan bahwa masih ada "perlakuan yang mengerikan" terhadap wanita hamil dan menyusui, dengan menyebutkan bahwa pemboman rumah sakit dan sumber daya medis telah menempatkan hampir 50.000 wanita hamil dan 20.000 bayi dalam "risiko yang tak terbayangkan".

Lebih dari 183 wanita melahirkan tanpa obat penghilang rasa sakit setiap hari, dan ratusan bayi meninggal karena kurangnya listrik untuk menghidupkan inkubator.

Para ahli menyebutkan bahwa keadaan ini telah menyebabkan peningkatan keguguran sebesar 300%.

Tidak hanya perawatan kesehatan dasar yang langka dan persediaan kebersihan menstruasi yang sangat sulit didapat, tetapi keamanan pribadi dan privasi perempuan juga terenggut oleh "penghancuran massal perumahan dan kondisi kehidupan di tenda-tenda yang tidak aman," yang telah mempengaruhi perempuan dan anak perempuan secara "tidak proporsional".

Para ahli tersebut mengenang penyelamatan seorang bayi prematur, yang diselamatkan dari rahim ibunya yang telah meninggal setelah ia terbunuh oleh serangan Israel dan kemudian meninggal di dalam inkubator.

Berita terkait

Update Kasus Perundungan di Binus School Simprug: Diduga Ada Kekerasan Fisik

35 menit lalu

Update Kasus Perundungan di Binus School Simprug: Diduga Ada Kekerasan Fisik

Perundungan terjadi di Binus School Simprug, terdapat fakta baru bahwa korban juga diduga mengalami kekerasan fisik dan seksual.

Baca Selengkapnya

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

3 jam lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza

Baca Selengkapnya

Mengenal Unit 8200, Unit Rahasia Andalan Israel dalam Perang Siber

8 jam lalu

Mengenal Unit 8200, Unit Rahasia Andalan Israel dalam Perang Siber

Unit 8200 dicurigai menjadi pelaku serangan ledakan pager di Lebanon yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai ribuan lainnya.

Baca Selengkapnya

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

10 jam lalu

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

Anies dan Fery Farhati menerima keluarga Gaza di rumahnya dan menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bappenas dan PBB Meluncurkan Laporan Hasil Tahunan soal Pembangunan

12 jam lalu

Bappenas dan PBB Meluncurkan Laporan Hasil Tahunan soal Pembangunan

Laporan ini menyoroti pekerjaan dan dampak yang dicapai pada tahun ketiga pelaksanaan United Nations Sustainable Development Cooperation Framework

Baca Selengkapnya

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

17 jam lalu

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

Duta Besar Lebanon Hadi Hachem untuk PBB menyebut serangkaian ledakan pager oleh Israel sebagai kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta tentang Gelombang Ledakan Pager Maut di Lebanon

22 jam lalu

Fakta-fakta tentang Gelombang Ledakan Pager Maut di Lebanon

Gelombang ledakan pager di Lebanon menewaskan sedikitnya 9 orang, termasuk para pejuang Hizbullah dan petugas medis.

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

22 jam lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

1 hari lalu

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

Pejabat Amerika Serikat mengatakan militer Israel menyelipkan bahan peledak di pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal di Lebanon

Baca Selengkapnya

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

1 hari lalu

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.

Baca Selengkapnya