Top 3 Dunia: Warga Yahudi di Tepi Barat Dilarang Masuk AS, Pria Israel Jadi Korban Salah Tembak
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 3 Desember 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin dimulai dari AS yang akan memberlakukan larangan visa terhadap pemukim Yahudi yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat. Larangan ini dibahas dalam pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Menlu AS Antony Blinken.
Berita kedua top 3 dunia adalah Israel yang melakukan serangan besar-besaran di Gaza sejak gencatan senjata berakhir Pada Jumat. Akibatnya ratusan warga Palestina tewas. Terakhir yaitu berita tentang tentara Israel yang menembak mati pria warga negaranya sendiri. Pria itu sempat dikira milisi Hamas. Berikut selengkapnya:
1. AS akan Berlakukan Larangan Visa bagi Pemukim Yahudi di Tepi Barat
Pemerintah Amerika Serikat telah memberi tahu Israel bahwa Washington akan memberlakukan larangan visa terhadap sejumlah pemukim Yahudi yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet Israel, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyampaikan bahwa AS akan mengambil tindakan sendiri terhadap sejumlah orang yang tidak diungkapkan jumlahnya.
Kekerasan di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir akibat ekspansi permukiman Yahudi dan buntunya upaya perdamaian yang disponsori AS selama hampir satu dasawarsa.
Kekerasan di sana mencapai tingkat terparah dalam lebih dari 15 tahun terakhir setelah Israel melancarkan serangan tanpa henti di Gaza, wilayah Palestina lain yang diblokade oleh Israel.
Serangan tersebut merupakan aksi balasan terhadap kelompok perlawanan Palestina Hamas, yang menyusup dan menyerang Israel pada 7 Oktober.
AS telah berkali-kali menyampaikan kekhawatirannya atas peningkatan kekerasan di Tepi Barat dan menyatakan bahwa hal itu harus dihentikan.
Lihat berita selengkapnya.
<!--more-->
2. Hari Pertama Serangan Israel ke Gaza setelah Gencatan Senjata, Sedikitnya 109 Warga Palestina Tewas
Hal ini terjadi ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan sistem kesehatan di Gaza sudah berada dalam kondisi lemah bahkan sebelum gencatan senjata berakhir, dan rumah sakit-rumah sakit menyerupai “film horor”.
Pejabat WHO di Gaza mengatakan situasi layanan kesehatan di sana sudah menjadi “bencana besar”.
Richard Peeperkorn, perwakilannya di sana, mengatakan kepada wartawan, “Kami sangat prihatin dengan berlanjutnya kekerasan.” Saat ini, katanya, “sistem kesehatan di Gaza telah lumpuh akibat permusuhan yang sedang berlangsung. Mereka tidak bisa kehilangan lebih banyak rumah sakit”.
Petugas medis dan saksi mata mengatakan pengeboman paling hebat terjadi di Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, tempat ratusan ribu warga Gaza berlindung dari pertempuran di wilayah utara. Reuters melaporkan bahwa rumah-rumah di wilayah tengah dan utara juga terkena dampaknya.
Lebih jauh ke selatan di Rafah, warga membawa beberapa anak kecil, berlumuran darah dan berlumuran debu, keluar dari rumah yang hancur. Mohammed Abu-Elneen, yang ayahnya adalah pemilik rumah tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa rumah tersebut melindungi orang-orang yang mengungsi dari tempat lain.
Simak di sini untuk berita selengkapnya.
<!--more-->
3. Dikira Milisi Hamas, Pria Israel Ditembak Mati Tentara
Insiden ini terjadi ketika dua pejuang Hamas menembaki orang-orang di halte bus Yerusalem. Para penyerang, warga Palestina dari Yerusalem Timur, membunuh tiga orang pada jam sibuk Kamis pagi.
Kedua pejuang Hamas itu kemudian ditembak mati oleh dua tentara yang sedang tidak bertugas dan warga sipil, yang diidentifikasi sebagai Yuval Doron Castleman.
Namun tentara yang mengira Castleman sebagai salah satu pejuang Hamas, menembaknya. Ia menghembuskan nafas pada Kamis malam.
Media Israel mengatakan Castleman akan berusia 38 tahun pada hari Jumat.
“Temuan penyelidikan sejauh ini menunjukkan bahwa selama serangan itu, salah satu tentara [tentara Israel] mengidentifikasi dan secara keliru mencurigai mendiang Yuval (Doron Castleman)—yang bertindak dengan berani untuk menetralisir para teroris—sebagai teroris ketiga.”
Rekaman kamera keamanan yang diperoleh Reuters menunjukkan sebuah mobil berwarna putih berhenti di samping halte bus yang ramai. Dua pria kemudian keluar, senjata terhunus, dan menyerang kerumunan saat orang-orang berpencar. Tak lama setelah itu, para penyerang Palestina juga ditembak.
Video di media sosial menunjukkan Castleman menembakkan senjatanya ke salah satu penyerang, lalu membuang senjatanya, berlutut dan mengangkat tangan ke udara seolah memberi isyarat agar tidak ditembak.
Tetapi tentara yang diidentifikasi sebagai salah satu pemukim ilegal Yahudi, terus menembaki Castleman hingga dia tersungkur.
“Kami ikut berduka cita dengan anggota keluarga mendiang Yuval yang bertindak berani dan menyelamatkan nyawa, dan ikut berduka cita dengan keluarga lain yang terbunuh dalam serangan itu dan berharap agar korban luka segera pulih,” kata pernyataan polisi.
Pilihan Editor: Hamas Tawarkan Pengembalian Jasad Sandera Bayi dan Ibunya, Israel Tak Kunjung Menanggapi
AL ARABIYA | REUTERS