Setelah 21 Tahun Buron, Pelaku Genosida di Gereja Rwanda Akhirnya Ditangkap

Reporter

Terjemahan

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 27 Mei 2023 13:07 WIB

Tengkorak orang yang tewas selama genosida Rwanda tahun 1994 diatur dan dikunci di luar Gereja Katolik St. Pierre, di Kibuye, pusat kota Karongo, distrik Karongi Barat Daya Rwanda, 26 Mei 2023. REUTERS/Jean Bizimana

TEMPO.CO, Jakarta - Begitu pembunuhan massal terhadap rakyat dimulai di Rwanda, 1994, Safari Jean Bosco dan ibunya, saudara perempuan dan laki-laki mencari perlindungan di sebuah gereja Katolik bersama dengan lebih dari 2.000 orang lainnya yang memadati gedung itu. Beberapa berdoa saat ibu-ibu yang lapar berusaha keras untuk menyusui.

Pada 12 April 1994, enam hari setelah genosida terhadap suku Tutsi oleh rezim ekstremis Hutu dimulai, milisi mengepung gereja tersebut. Tak lama setelah itu, Bosco melihat inspektur polisi lokal Fulgence Kayishema dalam sebuah pertemuan dengan pastor paroki dan lainnya.

"Kami pikir pertemuan itu ... membahas bagaimana menjaga keamanan kami," kata Bosco kepada Reuters. "Kemudian kami mengetahui bahwa mereka memiliki niat kejam untuk memusnahkan kami."

Milisi Hutu melemparkan granat ke Gereja Katolik Nyange di Prefektur Kibuye, lalu menyiramnya dengan bahan bakar untuk mengobarkan api. Ketika itu gagal, mereka merobohkan gereja dengan buldoser dan sebagian besar yang berlindung di dalam meninggal.

Rabu, setelah 21 tahun buron dari dakwaan genosida atas pembantaian gereja oleh pengadilan pidana perang Rwanda internasional, Kayishema ditangkap di Afrika Selatan, memberikan rasa puas yang telah lama disangkal kepada para penyintas.

Advertising
Advertising

"Penangkapan Kayishema telah lama dinantikan. Mudah-mudahan keadilan ditegakkan,” kata Bosco, kini berusia 67, yang selamat dari pembuldoseran dengan bersembunyi di bawah beberapa jasad dari 2000 korban.

Ia adalah tetangga Kayishema sebelum genosida Rwanda 1994, dan berbicara dengan Reuters di pintu depan rumahnya, sambil menatap kosong ke arah tanah milik Kayishema dulu.

Tetangga lainnya, Aloys Rwamasirabo, kehilangan lima dari sembilan anaknya di gereja tersebut. Sisanya dibunuh di tempat lain oleh milisi Hutu.

“Kami bersyukur kepada Tuhan dan pemerintah bahwa dia telah tertangkap,” kata Rwamasirabo, yang membantu membangun tugu peringatan di lokasi gereja tersebut. "Kami ingin dia (Kayishema) datang dan melihat bagaimana tempat itu terlihat sekarang terlepas dari apa yang telah dia lakukan."

<!--more-->

Merencanakan Pembantaian

Jaksa pengadilan mengatakan Kayishema membantu merencanakan pembantaian gereja, memperoleh bahan untuk membantu melakukan pembunuhan dan mengawasi pembuangan mayat ke kuburan massal.

Baik Kayishema, yang muncul sebentar di pengadilan Afrika Selatan, Jumat, dan ditahan, maupun pengacaranya tidak mengomentari penangkapannya dan tuduhan terhadapnya.

Pastor paroki, seorang Hutu, dihukum sebagai kaki tangan oleh pengadilan Rwanda pada 2007 dan menjalani hukuman penjara seumur hidup.

Diperkirakan 800.000 etnis Tutsi dan Hutu moderat tewas selama genosida Rwanda, yang didalangi oleh rezim ekstremis Hutu dan dieksekusi dengan cermat oleh pejabat lokal dan warga biasa.

Penangkapan Kayishema berarti sekarang hanya ada tiga buronan yang didakwa oleh pengadilan yang keberadaannya masih belum diketahui, meski Rwanda menilai masih banyak pelaku genosida yang belum ditangkap.

"Penangkapannya memastikan bahwa dia akhirnya akan diadili atas dugaan kejahatannya," kata Serge Brammertz, jaksa dari Mekanisme Residual Internasional untuk Pengadilan Pidana, yang mengambil alih dari pengadilan Rwanda ketika ditutup pada 2008.

REUTERS

Pilihan Editor: Benarkah Adolf Hitler Mati di Indonesia?

Berita terkait

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

23 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

1 hari lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

3 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

3 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

4 hari lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

5 hari lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

7 hari lalu

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

7 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

8 hari lalu

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.

Baca Selengkapnya

Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

10 hari lalu

Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan beberapa negara ke ICC atas genosida Gaza, Palestina. Berikut pemimpin dunia pernah diadili ICC?

Baca Selengkapnya