Wakil PM Inggris Dominic Raab Mengundurkan Diri, Sempat Diminta Mundur saat Liburan
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Sabtu, 22 April 2023 12:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Perdana Menteri Inggris sekaligus Menteri Kehakiman Dominic Raab mengundurkan diri pada Jumat 21 April 2023, menyusul penyelidikan independen atas pengaduan formal tentang bullying atau intimidasi terhadap stafnya.
Dalam sepucuk surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak yang dipublikasikan di Twitter, Raab mengatakan penyelidikan tersebut telah menjadi preseden yang berbahaya. Kendati demikian, dia menyatakan akan tetap mendukung pemerintahan Sunak.
"Saya menyerukan penyelidikan dan berjanji untuk mengundurkan diri, jika ada temuan intimidasi apa pun. Saya yakin penting untuk menepati janji," kata Raab.
Namun, dia menambahkan: "Dengan menetapkan ambang batas intimidasi yang sangat rendah, penyelidikan ini telah menjadi preseden yang berbahaya. Ini akan mendorong pengaduan palsu terhadap Menteri, dan berdampak buruk pada mereka yang mendorong perubahan atas nama pemerintah Anda - dan pada akhirnya Inggris rakyat."
Pengunduran diri Raab berarti menteri senior ketiga telah pergi karena perilaku pribadi mereka sejak Sunak memasuki Downing Street pada Oktober menjanjikan pemerintahan yang berintegritas. Temuan penyelidikan independen oleh Adam Tolley telah disampaikan kepada PM Sunak pada Kamis pagi, tetapi hasilnya awalnya belum terungkap.
Raab dituduh sebabkan staf menangis hingga sebabkan krisis kesehatan mental
Raab telah diselidiki sejak November atas delapan keluhan resmi tentang perilakunya sebagai menteri luar negeri, sekretaris Brexit, dan sebagai menteri kehakiman. Sunak memerintahkan Tolley untuk meluncurkan penyelidikan setelah laporan dari sejumlah pegawai negeri yang tidak disebutkan namanya, menggambarkan perilaku Raab sebagai intimidasi.
Raab dituduh menyebabkan staf menangis atau muntah sebelum rapat. Menteri itu juga dituduh melempar tomat Pret-A-Manger ke seberang ruangan karena "marah" - klaim yang dia bantah.
Pemimpin pegawai sipil FDA, Dave Penman, mengatakan beberapa staf yang bekerja dengan menteri senior Tory itu telah menderita "krisis kesehatan mental" dan terpaksa berhenti dan menurunkan pekerjaan karena bekerja dengannya terlalu sulit.
Tolley dikatakan "teliti" dalam menangani penyelidikan, setelah mewawancarai Raab beberapa kali dan berbicara dengan atau mengambil bukti tertulis dari sejumlah tokoh senior lainnya.<!--more-->
Sempat diminta mundur saat liburan
Sebelumnya, Dominic Raab sempat menghadapi tekanan baru untuk mundur setelah laporan dia enggan pulang dari liburan mewahnya di Kreta untuk menangani krisis Afghanistan, dan meminta tinggal di sana selama dua hari lagi.
Dominic Raab dilaporkan media Inggris dia telah diberitahu oleh seorang pejabat senior Downing Street untuk segera kembali ke London pada Jumat, 13 Agustus 2021 ketika Taliban maju ke Kabul. Dia dikabarkan menghubungi Perdana Menteri Boris Johnson dan Johnson mengatakan pada Raab dapat tetap berada di liburan pantai bintang lima sampai hari Minggu dan kembali pada Senin pagi, menurut Sky News, 22 Agustus 2021.
"Ini membuat Dominic Raab tidak mungkin tetap menjabat," cuit Twitter pemimpin Scottish National Party Westminster, Ian Blackford, dilaporkan The Sunday Times dan Mail on Sunday, menanggapi laporan itu.
"Dia harus dipecat oleh Boris Johnson malam ini. Ini tidak bisa dimaafkan," katanya.
Menteri dalam negeri bayangan Partai Buruh Nick Thomas-Symonds juga menulis di Twitter, "Ini memalukan. Kekosongan kepemimpinan di jantung pemerintahan."
"Dia dengan sadar tetap berlibur dalam cengkeraman krisis internasional ketika pasukan kita mempertaruhkan nyawa mereka, tidak dapat dimaafkan," cuit Nick Thomas-Symonds.
Partai Buruh, Demokrat Liberal dan SNP semuanya menuntut Menteri Luar Negeri mundur dari jabatannya karena tidak menghubungi Menteri Luar Negeri Afghanistan Hanif Atmar, dan malah menghabiskan liburan, ITV melaporkan.
Respons Boris Johnson
Menanggapi seruan Raab untuk mundur, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dia percaya penuh pada Dominic Raab atas penanganannya terhadap krisis di Afghanistan. Menurut The Sunday Times, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan Dominic Raab diberitahu untuk kembali pada hari Jumat.
Respons Raab
Saat dia menghadapi seruan lebih lanjut untuk mundur, Dominic Raab mengatakan kepada Mail on Sunday bahwa dia telah mendapat dukungan dari anggota parlemen Konservatif dan menyangkal bahwa ada tekanan dari dalam partainya untuk mengundurkan diri.
"Saya belum pernah mendengar rekan Konservatif saya meminta saya untuk mengundurkan diri, tetapi saya mendapat gelombang dukungan. Tidak ada keraguan bahwa, seperti semua negara, ada kejutan pada kecepatan pengambilalihan Taliban," kata Dominic Raab.
SITA PLANASARI | EKA YUDHA SAPUTRA
Pilihan Editor: Profil India, Negara dengan Populasi yang Diprediksi PBB Lampaui China Pertengahan Tahun Ini