Hari Ini 41 Tahun Lalu, Perang Falkland Argentina Vs Inggris Meletus

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 2 April 2023 23:36 WIB

Perang Falkland dimulai pada, 2 April 1982 dan berakhir 14 Juni 1982. Konflik ini disebabkan oleh perebutan wilayah kepulauan Falklands, antara Inggris dengan Argentina. Perang ini pecah hingga mengakibatkan 907 tentara tewas, dan 1.845 tentara terluka. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Perang Falkland juga dikenal sebagai Perang Malvinas atau Perang Atlantik Selatan adalah konflik militer antara Argentina dan Inggris yang berlangsung pada tahun 1982 di Kepulauan Falkland, Georgia Selatan, dan wilayah lainnya di Samudra Atlantik Selatan.

Perang ini dimulai ketika pasukan Argentina menginvasi dan menduduki Kepulauan Falkland, yang diklaim oleh kedua negara.

Berebut kepulauan

Dilansir dari britannica.com, konflik dimulai ketika Argentina melakukan klaim terhadap Kepulauan Falkland yang berjarak 480 km dari pantai Timur Argentina. Klaim tersebut dilakukan sejak awal abad ke-19, tetapi pada tahun 1833, Inggris menduduki wilayah tersebut dan melakukan pengusiran terhadap penduduk Argentina yang berada disana. Mulai kejadian tersebut, Inggris secara konsisten menolak klaim Argentina atas Kepulauan Falkland.

Pada awal tahun 1982, dibawah kepemimpinan junta militer Letnan Jenderal Leopoldo Galtieri, keadaan memanas. Pemerintahan Argentina menyerah untuk melakukan negoisasi yang telah berjalan dalam waktu yang lama dan meluncurkan invasi terhadap pulau tersebut.

Keputusan invasi tersebut bersifat politis, karena stabilitas politik dalam negeri Argentina yang pada saat itu dalam kondisi goyah. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya demonstrasi yang dilakukan masyarakat Argentina karena pemerintah junta militer yang tidak kompeten dalam mengurus ekonomi dan adanya pelanggaran hak asasi manusia. Oleh karena itu, dengan adanya keputusan invasi tersebut, junta militer pimpinan Letnan Jenderal Leopoldo Galtieri percaya bahwa dengan mengamankan kembali kepulauan tersebut akan membuat masyarakat Argentina kembali bersatu dibawah semangat patriotik.

Invasi cepat

Pasukan Argentina yang menginvasi Kepulauan Falkland pada 2 April dengan cepat mengatasi sekumpulan kecil British Marines yang berada di ibu kota Falkland, Stanley. Pada hari berikutnya, pasukan marinir Argentina berhasil menumpas perlawanan Inggris di Georgia Selatan yang masih merupakan wilayah jajahan Inggris.

Advertising
Advertising

Pada akhir April, tercatat junta militer Letnan Jenderal Leopoldo Galtieri telah menurunkan sebanyak 10.000 pasukan yang mayoritasnya terdiri dari pasukan yang tidak dilatih dengan baik dan tidak dibekali dengan baik untuk menghadapi musim dingin. Merespon hal tersebut, pemerintahan Inggris yang pada saat itu dibawah Perdana Menteri Margaret Thatcher mengumumkan zona perang sejauh 320 km di sekitar Falkland.

Dengan cepat, pemerintahan Inggris yang dibantu oleh Amerika Serikat dan NATO berlayar menuju Falkland pada 5 April dari Portsmouth yang berjarak ribuan mil. Pada 25 April, pulau Georgia Selatan berhasil direbut kembali oleh militer Inggris.

Dalam serangkaian bentrok senjata, baik laut, darat maupun udara, tak lama kemudian Inggris kembali merebut Malvinas iut. Pada 14 Juni, pasukan Argentina menyerah dengan kondisi pasukan Inggris yang telah mengepung dan melakukan blokade terhadap pelabuhan utama kota Stanley.

Efek Perang Falkland

Kekalahan Argentina disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling signifikan yakni pemerintahan junta militer Argentina gagal untuk mempersiapkan pasukannya pada invasi tersebut. Akibat perang tersebut, kekuasaan sipil berhasil dikembalikan pada Argentina di tahun 1983.

Dilansir dari laman iwm.org.uk, Perang Falkland memiliki konsekuensi yang signifikan bagi kedua belah pihak. Argentina mengalami kerugian besar, total 649 tentara tewas dan kerugian material yang besar. Inggris juga mengalami kerugian, dengan total 255 tentara tewas. Selain itu, perang ini juga menimbulkan banyak ketegangan diplomatik antara Argentina dan Inggris serta negara-negara lain di Amerika Latin.

Perang Falkland juga menjadi perhatian dunia internasional dan menunjukkan bahwa perang antara dua negara dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan di tempat yang jauh dari wilayah mereka masing-masing. Konflik Argentina lawan Inggris ini juga menunjukkan bahwa perang modern menggunakan teknologi canggih dan terkini serta memiliki dampak yang sangat besar pada masyarakat dan ekonomi.

Pilihan editor : Meski Dikritik, Inggris Berencana Menampung Migran di Pangkalan Militer

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

1 hari lalu

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

Rishi Sunak menyerukan pada universitas di Inggris agar melindungi mahasiswa pemeluk yahudi dari pelecehan menyusul unjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

4 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

4 hari lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

4 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

5 hari lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

6 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

7 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

7 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

10 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

10 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya