Menlu Rusia Sergei Lavrov: Proposal Perdamaian Zelensky Absurd
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Sita Planasari
Rabu, 18 Januari 2023 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan pihaknya belum melihat ada proposal serius untuk perdamaian di Ukraina. Moskow, menurut Lavrov, akan terus mewaspadai "permainan" Amerika Serikat yang mencoba terus menahan Rusia dan China.
Baca juga: Lavrov: Rusia Tolak Formula Perdamaian Zelensky
Berbicara dalam konferensi pers di Moskow, Rabu, 18 Januari 2023, Lavrov mengatakan Moskow siap untuk membahas konflik dengan negara-negara Barat dan menanggapi proposal serius apa pun.
Akan tetapi dia menegaskan pembicaraan apa pun diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan Rusia yang lebih luas. Dia menyebut syarat damai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak masuk akal.
"Tidak ada pembicaraan tentang negosiasi dengan Zelensky. Inisiatifnya sangat absurd. Mengenai prospek negosiasi antara Rusia dan Barat mengenai masalah Ukraina, kami akan siap menanggapi setiap proposal serius. (Tapi) kami belum melihat proposal serius. Kami akan siap untuk mempertimbangkannya dan memutuskan," kata Lavrov.
Lavrov kembali menyerukan NATO untuk menghapus "infrastruktur militer" dari Ukraina dan negara-negara lain yang dekat dengan perbatasan Rusia. Menurut dia, pernyataan pemerintah Barat bahwa mereka tidak akan membahas apa pun tentang Ukraina tanpa keterlibatan Kyiv adalah omong kosong. Dia menganggap punya peran.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan apa yang disebutnya operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022, untuk melucuti nasionalis ekstrem di negara tetangga, sesama eks Uni Soviet itu. Moskow juga menyebut pihaknya berkewajiban melindungi warganya di Ukraina.
Barat mengecam agresi Putin yang disebutnya tak dapat dibenarkan itu. Pertempuran masih berlangsung sengit di timur Ukraina. Zelensky telah mengajukan 10 butir syarat damai, termasuk keamanan nuklir dan radiasi sampai ditariknya seluruh pasukan Rusia dari tanah Ukraina.
Dalam kesempatan yang sama di jumpa pers Rabu, Lavrov menuding Amerika Serikat menahan Rusia dan China, dengan bantuan sekutunya. Dia menganggap Barat melihat kedua negara sebagai ancaman.
"Barat mencoba menyebarkan perselisihan dalam hubungan kami. Rusia dan China melihat semua permainan ini," kata Lavrov di Moskow.
Rusia dan China menandatangani kemitraan "tanpa batas" Februari lalu, dan hubungan ekonomi mereka telah berkembang pesat karena hubungan Rusia dengan Barat telah menyusut. Lavrov menggarisbawahi kemitraan strategis China-Rusia. Menurutnya, hubungan Beijing dan Moskow tidak pernah sekuat ini.
Lavrov mengatakan Barat sedang mencari lebih banyak cara untuk mengusik China. "Mereka telah menguraikan posisi mereka di Taiwan, yang sama sekali tidak dapat diterima oleh China dan hukum internasional, mereka mencari lebih banyak kesempatan untuk mengganggu China di Tibet, Xinjiang, dan Hong Kong," katanya.
Baca juga: Tentara Bayaran Wagner Kabur ke Norwegia, Tak Tahan Lihat Penyiksaan Tahanan Rusia
REUTERS