Menlu Rusia Sergei Lavrov: Proposal Perdamaian Zelensky Absurd

Rabu, 18 Januari 2023 20:00 WIB

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov saat menghadiri sesi kerja pertama KTT G20 di Bali, 15 November 2022. REUTERS/Kevin Lamarque/Pool

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan pihaknya belum melihat ada proposal serius untuk perdamaian di Ukraina. Moskow, menurut Lavrov, akan terus mewaspadai "permainan" Amerika Serikat yang mencoba terus menahan Rusia dan China.

Baca juga: Lavrov: Rusia Tolak Formula Perdamaian Zelensky

Berbicara dalam konferensi pers di Moskow, Rabu, 18 Januari 2023, Lavrov mengatakan Moskow siap untuk membahas konflik dengan negara-negara Barat dan menanggapi proposal serius apa pun.

Akan tetapi dia menegaskan pembicaraan apa pun diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan Rusia yang lebih luas. Dia menyebut syarat damai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak masuk akal.

"Tidak ada pembicaraan tentang negosiasi dengan Zelensky. Inisiatifnya sangat absurd. Mengenai prospek negosiasi antara Rusia dan Barat mengenai masalah Ukraina, kami akan siap menanggapi setiap proposal serius. (Tapi) kami belum melihat proposal serius. Kami akan siap untuk mempertimbangkannya dan memutuskan," kata Lavrov.

Advertising
Advertising

Lavrov kembali menyerukan NATO untuk menghapus "infrastruktur militer" dari Ukraina dan negara-negara lain yang dekat dengan perbatasan Rusia. Menurut dia, pernyataan pemerintah Barat bahwa mereka tidak akan membahas apa pun tentang Ukraina tanpa keterlibatan Kyiv adalah omong kosong. Dia menganggap punya peran.

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan apa yang disebutnya operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022, untuk melucuti nasionalis ekstrem di negara tetangga, sesama eks Uni Soviet itu. Moskow juga menyebut pihaknya berkewajiban melindungi warganya di Ukraina.

Barat mengecam agresi Putin yang disebutnya tak dapat dibenarkan itu. Pertempuran masih berlangsung sengit di timur Ukraina. Zelensky telah mengajukan 10 butir syarat damai, termasuk keamanan nuklir dan radiasi sampai ditariknya seluruh pasukan Rusia dari tanah Ukraina.

Dalam kesempatan yang sama di jumpa pers Rabu, Lavrov menuding Amerika Serikat menahan Rusia dan China, dengan bantuan sekutunya. Dia menganggap Barat melihat kedua negara sebagai ancaman.

"Barat mencoba menyebarkan perselisihan dalam hubungan kami. Rusia dan China melihat semua permainan ini," kata Lavrov di Moskow.

Rusia dan China menandatangani kemitraan "tanpa batas" Februari lalu, dan hubungan ekonomi mereka telah berkembang pesat karena hubungan Rusia dengan Barat telah menyusut. Lavrov menggarisbawahi kemitraan strategis China-Rusia. Menurutnya, hubungan Beijing dan Moskow tidak pernah sekuat ini.

Lavrov mengatakan Barat sedang mencari lebih banyak cara untuk mengusik China. "Mereka telah menguraikan posisi mereka di Taiwan, yang sama sekali tidak dapat diterima oleh China dan hukum internasional, mereka mencari lebih banyak kesempatan untuk mengganggu China di Tibet, Xinjiang, dan Hong Kong," katanya.

Baca juga: Tentara Bayaran Wagner Kabur ke Norwegia, Tak Tahan Lihat Penyiksaan Tahanan Rusia

REUTERS

Berita terkait

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

4 jam lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

16 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya