DPR Amerika Setujui Bantuan Rp 700 T untuk Ukraina

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 24 Desember 2022 09:30 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menerima bendera Amerika Serikat dari Ketua DPR Nancy Pelosi (D-CA) selama pertemuan gabungan Kongres di Kamar Dewan Capitol di Washington, Amerika Serikat, 21 Desember 2022. REUTERS/Evelyn Hockstein

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR Amerika Serikat pada Jumat, 23 Desember 2022, menyetujui paket bantuan untuk Ukraina senilai USD 45 miliar (Rp 701 triliun). Paket bantuan ini dikucurkan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan warga negara Ukraina kalau Rusia bisa saja meluncurkan serangan saat Natal dan mendesak warga untuk memperhatikan alarm serangan udara.

Kebijakan pemberian bantuan itu diloloskan oleh DPR Amerika Serikat yang dikendalikan oleh Partai Demokrat. Uang bantuan tersebut, bagian dari RUU pendanaan dari Pemerintah Amerika Serikat sebesar US$ 1.66 triliun (Rp 25.884 triliun), yang sehari sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Senat Amerika Serikat. Sekarang ini, RUU pendanaan tersebut tinggal ditanda-tangani oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar bisa menjadi undang-undang.

Baca juga: Rudal Patriot Amerika Tak Akan Halangi Invasi Rusia ke Ukraina

Advertising
Advertising

Presiden Zelensky berterima kasih pada Kongres Amerika Serikat dan pucuk pimpinan di Negeri Abang Sam tersebut. Dia menulis di Twitter, penting bagi warga Amerika Serikat dan Ukraina untuk saling berdampingan dalam masa sulit ini.

Paket bantuan baru militer dan ekonomi ini menambah panjang daftar bantuan yang sudah dikucurkan Amerika Serikat ke Ukraina yang pada tahun ini sekitar Rp 779 triliun (USD.50 miliar). Hampir sebagian besar negara-negara Barat menjatuhkan sanksi ke Rusia, yang diantaranya dengan memberlakukan batasan harga atau price cap

Sebelumnya pada Jumat, 23 Desember 2022, Rusia mengatakan pemberlakuan price cap sama seperti mengancam Rusia, yang siap membalas tindakan itu dengan memangkas kapasitas produksi minyak Rusia pada awal tahun depan sebanyak 5 persen – 7 persen untuk negara-negara yang mendukung kebijakan price cap tersebut.

Zelensky saat ini sudah kembali dari kunjungan kerjanya ke Washington. Itu adalah perjalanannya yang pertama keluar negeri setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Amerika Serikat berjanji akan memberikan baterai rudal patriot guna mendorong pertahanan udara Ukriana.

Sudah lama Zelensky menginginkan rudal-rudal patriot untuk menangkal rudal Rusia dan serangan drone yang merusak infrastruktur warga sipil, di antaranya jaringan listrik Ukraina. Jutaan warga Ukraina saat ini hidup tanpa listrik, pemanas dan air di tengah suhu yang dibawah nol derajat.

Sumber di Pemerintah Amerika Serikat mengatakan baterai patriot yang dijanjikan Presiden Biden kepada Zelensky saat rapat di Gedung Putih pada Rabu, 22 Desember 2022, tidak akan mengubah kondisi pertempuran saat ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Lika-liku Perjalanan Luar Negeri Pertama Volodymyr Zelensky Setelah Perang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

4 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Salurkan Bantuan Bencana Bagi Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

5 jam lalu

BRI Peduli Salurkan Bantuan Bencana Bagi Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

Bencana banjir lahar dingin yang melanda enam kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) tidak hanya menimbulkan kerugian material yang signifikan, tetapi juga membawa duka mendalam dengan adanya korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

11 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

13 jam lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

14 jam lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

15 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

16 jam lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

1 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya