Kisah Intifadah Pertama: Mengenal Organisasi Jihad Islam Palestina

Sabtu, 10 Desember 2022 10:30 WIB

Pengunjuk rasa Palestina mengibarkan bendera bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di kompleks yang menampung Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem 22 April 2022. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jalur Gaza -Pada 8 Desember 35 tahun silam, sejarah mencatat sebagai hari pecahnya Intifadah pertama di Palestina yang mennguncang Timur Tengah. Ini merupakan perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel untuk memperoleh kemerdekaan.

Kerusuhan meningkat di mana-mana. Terjadi aksi saling balas serangan sehingga banyak nyawa melayang dari kedua belah pihak. Ribuan di antaranya adalah rakyat Palestina.

Baca: Pecahnya Intifadah Pertama 35 Tahun Lalu: Perlawanan Rakyat Palestina Terhadap Israel

Untuk menghentikan kerusuhan, Amerika Serikat kemudian membuat kesepakatan dengan Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO. AS meminta agar kedaulatan Israel diakui. Sementara PLO meminta Israel untuk meninggalkan wilayah Palestina, terutama Tepi Barat dan jalur Gaza. Perjanjian itu kemudian ditandatangani dalam Kesepakatan Oslo pada 1993. Kesepakatan ini menandai berakhirnya Intifadah pertama.

Jalan Damai PLO Ditentang Jihad Islam Palestina

Proses perdamaian jalur diplomatik oleh PLO ini kemudian ditentang organisasi Jihad Islam Palestina atau JIP. Ketimbang negosiasi, organisasi ini memilih berjuang dengan senjata, seperti Hamas. Ibrahim Fraihat dari Institut Doha mengatakan JIP disebut sebagai sekutu yang sangat dekat dengan Iran. Organisasi ini, juga diklaim bertanggungjawab terhadap serangan-serangan terhadap Israel. Rangkaian serangan ini kemudian menyebabkan pecahnya Intifadah kedua.

Organisasi ini mempertahankan pengaruhnya di Tepi Barat yang diduduki Israel dan merupakan kelompok militan terpenting kedua di Gaza setelah Hamas. Keduanya terkadang bekerja sama dan melakukan operasi bersama melawan musuh, tetapi hubungan mereka terkadang tegang. Jihad Islam Palestina menempatkan fokus utamanya pada konfrontasi militer. Mereka sangat kritis terhadap otoritas Palestina yang memberikan konsesi kepada Israel dan mengecam setiap keterlibatan politik dengan Israel.

Didirikan Mahasiswa Palestina

Advertising
Advertising

“Jihad Islam diketahui menentang proses perdamaian dan pendekatan negosiasi dengan Israel. Mereka mengadopsi perjuangan bersenjata melawan pendudukan Israel seperti Hamas,” kata Fraihat kepada Al Jazeera.

Jihad Islam Palestina didirikan pada 1981 oleh mahasiswa Palestina di Mesir. Tujuannya adalah untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan daerah lain yang sekarang menjadi Israel. Kelompok ini terbilang kecil dibanding Hamas. Meski kelompoknya kecil, Jihad Islam Palestina sangat efisien dan sangat terorganisir. Ada tatanan yang kuat di dalam kelompok ini.

“Meskipun ukurannya kecil, ia telah berpartisipasi dalam semua konfrontasi dengan Israel,” kata Fraihat.

Jihad Islam Palestina memulai operasi bersenjata melawan Israel pada 1984. Pada 1988, para pemimpinnya diasingkan oleh Israel ke Lebanon. Saat berada di Lebanon, kelompok tersebut menerima pelatihan, dukungan, dan dukungan lain dari Hizbullah dan pendukungnya di Iran. Mereka menjalin hubungan dekat dengan organisasi tersebut. Pada 1990, markas besar JIP pindah ke ibukota Suriah, Damaskus, di mana ia terus berada, dengan kantor di Beirut, Teheran, dan Khartoum.

JIP disebut mendalangi beberapa bom bunuh diri di Israel. Antaranya, serangan bunuh diri bus 405 Tel Aviv–Jerusalem pada 1989 yang mengakibatkan 16 kematian warga sipil. Kelompok ini dianggap oleh Israel sebagai organisasi paling ekstrem dalam metode operasional dan komitmennya terhadap penghancuran Israel.

JIP juga diduga telah menggunakan anak di bawah umur dalam operasi mereka. Pada 29 Maret 2004, Tamer Khuweir yang, 15 tahun, dari Rifidia, pinggiran kota Palestina Nablus di Tepi Barat, ditangkap oleh pasukan Israel saat berencana melakukan misi bunuh diri. Kakak laki-lakinya mengklaim bahwa adiknya telah dicuci otak.

HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : 29 November: Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina, Ini Latar Belakangnya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

36 menit lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

2 jam lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

5 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

7 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

16 jam lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

18 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

19 jam lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

19 jam lalu

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

Berulang, bentrok demo mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel. Terbaru di UCLA. Apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

21 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya