Komandan Rusia Dieksekusi Mati Usai Anggotanya Ramai-ramai Desersi

Reporter

Tempo.co

Rabu, 7 Desember 2022 09:23 WIB

Tentara cadangan Rusia yang direkrut selama mobilisasi sebagian pasukan menghadiri upacara sebelum berangkat ke zona konflik Rusia-Ukraina, di wilayah Rostov, Rusia 31 Oktober 2022. Ratusan ribu orang telah meninggalkan Rusia untuk menghindari panggilan wajib militer dan dikirim ke medan perang dengan Ukraina. REUTERS/Sergey Pivovarov

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang komandan Rusia dilaporkan tewas setelah anggota unitnya meninggalkan garis depan secara massal. Outlet berita independen Rusia The Insider melaporkan kematian Viktor Sevalnev, mantan narapidana berusia 43 tahun yang direkrut oleh Grup Wagner, sebuah kelompok tentara bayaran, untuk perang Rusia melawan Ukraina.

Baca: Dianggap Langgar Teritori Rusia, Dua Menteri Wanita Ukraina Terancam Ditangkap

Outlet tersebut mengutip informasi yang diperolehnya dari Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang mengelola situs web antikorupsi Gulagu.net. Sevalnev mengepalai kompi senapan bermotor ke-7 yang disebut Republik Rakyat Luhansk (LPR) di timur Ukraina. Ia dirawat di rumah sakit setelah menderita luka-luka dalam pertempuran.

The Insider mengatakan rekaman percakapan antara Sevalnev dan istrinya pada November mengungkapkan bahwa dia telah diancam akan dieksekusi karena tentara di unitnya telah pergi. "Jangan kirim orang ke sini, mereka ingin membunuh semua orang," katanya dalam sambungan telepon dengan istrinya Lilia, menurut laporan itu.

"Hari ini saya, besok yang lain, itu saja. Kami hanya bahan pembunuhan (bagi mereka). Kementerian Pertahanan mengeksekusi orang. Mereka tahu bahwa kami (orang mati) dan mereka tidak peduli," ujarnya seperti dikutip dalam laporan tersebut.

Menurut outlet berita, pada November, unit Sevalnev mengalami kekalahan besar. Beberapa orang tentara tewas dan sisanya ditinggalkan.

Advertising
Advertising

Istrinya mengatakan dia diberitahu pada 1 Desember bahwa Sevalnev telah meninggal di wilayah Donbas pada 25 November karena luka pecahan peluru dan pukulan kuat di kepala. Namun, Osechkin mengatakan kepada outlet berita bahwa dia ragu tentang kejadian versi Kremlin. Dia mengatakan dia percaya bahwa Sevalnev bisa saja dieksekusi karena desersi bawahannya.

Klaim Osechkin belum berhasil diverifikasi secara independen. Kementerian Luar Negeri Rusia juga belum memberikan komentar.

Osechkin menunjuk pada kematian baru-baru ini dari mantan narapidana lainnya, Yevgeny Nuzhin, yang telah direkrut pada bulan Juli oleh Grup Wagner, yang didirikan Yevgeny Prigozhin. Rekaman pembunuhannya diterbitkan bulan lalu oleh saluran Telegram yang terhubung dengan Wagner, Grey Zone. Klip itu memperlihatkan seorang pria tak dikenal memukul Nuzhin, 55, dengan palu godam.

Nuzhin telah diwawancara di Ukraina setelah ditangkap oleh pasukan Ukraina pada bulan September. Dalam wawancara itu dia mengkritik pejabat Rusia dan mengatakan ingin berpindah ke pihak Ukraina.

"Seluruh keluarga kami menangis menyaksikan video itu, dia dibunuh seperti binatang," kata putranya.

Video itu dibantah oleh bos Wagner. Prigozhin mengatakan rekaman itu adalah pekerjaan sutradara yang luar biasa yang dapat ditonton dalam sekali duduk. Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan itu bukan urusan kami.

Prigozhin membantah laporan pembunuhan Sevalnev saat ditanya oleh Gulagu.net. Dia juga membantah bahwa Sevalnev telah direkrut oleh Grup Wagner.

Simak: Ukraina Sukses Serang Tiga Pangkalan Udara Rusia dengan Drone

NEWSWEEK

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

13 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya