Begini Trik Pangeran MBS Saat Mengkudeta Putra Mahkota Arab Saudi bin Nayef

Reporter

Tempo.co

Kamis, 1 Desember 2022 19:00 WIB

Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mencium tangan Pangeran Mohammed bin Nayef. Komisi Antikorupsi, yang diketuai putra mahkota, menemukan sejumlah bukti korupsi pada insiden banjir di Jeddah, pada 2009, dan merebaknya virus pernapasan di Timur Tengah, pada 2012. Al-Ekhbariya via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Mohamed bin Salman (Pangeran MBS) dikenal sebagai Putra Mahkota Arab Saudi dengan segala kontroversinya, termasuk perintah pembunuhan jurnalis The Washington Post Jamal Khasoggi. Namun, untuk menjadi putra mahkota seperti sekarang, MBS dituding melakukan berbagai cara keji untuk menggulingkan putra mahkota sebelumnya, Mohammed bin Nayef. Termasuk menggunakan ancaman perkosaan dan peracunan.

Baca juga: Sosok Saad Al-Jabri, Eks Kepala Intel Arab Saudi yang Diincar MBS

Seperti dilansir Al Mayadeen Kamis 1 Desember 2022 mengutip The Guardian, MBS disebut sengaja memancing Nayef ke Istana Raja Salman di Mekah pada 20 Juni 2017. Menurut sumber yang dekat dengan Nayef, saat ia tiba, petugas keamanannya diperintahkan untuk menunggu di luar.

Untuk mencegah kebocoran, semua telepon seluler, termasuk milik pegawai istana, disita oleh penjaga setia MBS. Salah satu anggota senior keluarga kerajaan, yang mencoba memasuki istana setelah Nayef, ditolak di gerbang. Sang pangeran diduga diantar ke sebuah ruangan dengan Turki al-Sheikh, orang kepercayaan MBS.

Sheikh diduga mengurung Nayef di kamar selama berjam-jam, menekannya untuk menandatangani surat pengunduran diri dan berjanji setia kepada MBS. Awalnya, Nayef menolak. Namun, MBS dan anak buahnya tak patah semangat.

Advertising
Advertising

Menurut salah satu sumber yang dekat dengan sang pangeran, Nayef diberitahu bahwa jika menolak mundur, anggota keluarga perempuannya akan diperkosa.

Pengobatan Nayef untuk hipertensi dan diabetes ditahan, dan dia diberi tahu bahwa jika tidak mundur dengan sukarela, tujuan selanjutnya adalah rumah sakit. Nayef sangat takut diracun malam itu, kata sumber keluarga kerajaan lainnya, sehingga dia bahkan menolak untuk minum air.

Nayef kemudian diizinkan untuk berbicara dengan dua pangeran di Dewan Kesetiaan, badan kerajaan yang meratifikasi garis suksesi. Dia kaget mendengar bahwa mereka sudah mengakui MBS.

Menjelang fajar, semuanya berakhir. Cemas dan lelah, Nayef menyerah. Dia disuruh masuk ke kamar sebelah, tempat MBS menunggu dengan kamera televisi dan seorang penjaga membawa senjata.

Rekaman yang dirilis oleh penyiar Saudi menunjukkan sekilas Syekh dengan tergesa-gesa menyelipkan jubah berpotongan emas di punggung pangeran yang ditahan. Saat kamera merekam, MBS mendekati sepupunya dan secara teatrikal membungkuk untuk mencium tangan dan lututnya.

"Ketika saya berjanji setia, ada senjata di punggung saya," tulis Nayef kemudian dalam sebuah teks kepada penasihatnya.

Baca juga: Mantan Putra Mahkota Arab Saudi Diduga Sakit Keras Dalam Penjara

AL MAYADEEN

Berita terkait

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

13 hari lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

25 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

48 hari lalu

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Kemenangan Prabowo Gibran, Putra Mahkota Arab Saudi Ucapkan Selamat

53 hari lalu

KPU Tetapkan Kemenangan Prabowo Gibran, Putra Mahkota Arab Saudi Ucapkan Selamat

Pesan Putra Mahkota Arab Saudi dikirimkan setelah KPU secara resmi mengumumkan Prabowo Gibran sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia

Baca Selengkapnya

Alasan Pangeran MBS Larang Berbuka Puasa di Masjid Selama Ramadan

1 Maret 2024

Alasan Pangeran MBS Larang Berbuka Puasa di Masjid Selama Ramadan

Selama Ramadan, Pangeran MBS dari Arab Saudi melarang masjid digunakan sebagai tempat acara berbuka puasa. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Warga Brasil Unjuk Rasa, Dukung Eks Presiden yang Diduga Ingin Kudeta

26 Februari 2024

Puluhan Ribu Warga Brasil Unjuk Rasa, Dukung Eks Presiden yang Diduga Ingin Kudeta

Puluhan ribu warga Brasil berunjuk rasa di Sao Paulo untuk mendukung Jair Bolsonaro, mantan presiden yang diduga merencanakan kudeta setelah kalah pemilu pada 2022.

Baca Selengkapnya

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra Dijadwalkan Bebas Hari Ini

18 Februari 2024

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra Dijadwalkan Bebas Hari Ini

Meskipun diberikan pembebasan bersyarat, eks PM Thailand Thaksin Shinawatra bisa menghadapi masalah hukum atas tuduhan menghina monarki pada 2015.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Putra Mahkota Arab Saudi MBS Bersedia Bantu Bangun Gaza, Ini Syaratnya

19 Januari 2024

Putra Mahkota Arab Saudi MBS Bersedia Bantu Bangun Gaza, Ini Syaratnya

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menegaskan bersedia membantu upaya pembangunan kembali Gaza

Baca Selengkapnya

Isi Pertemuan Putin dan MBS: Negara-Negara OPEC Diajak Pangkas Produksi Minyak

8 Desember 2023

Isi Pertemuan Putin dan MBS: Negara-Negara OPEC Diajak Pangkas Produksi Minyak

Putin dan Pangeran MBS mengajak semua anggota OPEC+ untuk memangkas produksi minyak demi stabilitas pasar global.

Baca Selengkapnya