TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang juga menjabat Perdana Menteri (PM), menegaskan bersedia membantu upaya pembangunan kembali Jalur Gaza yang hancur akibat serangan brutal Israel selama tiga bulan terakhir.
Seperti dilansir NBC News, Jumat 19 Januari 2024, kesediaan MBS ini dengan syarat yang diajukan kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken.
sejumlah pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa komitmen MBS itu berhasil didapatkan oleh Blinken saat berkunjung ke Riyadh beberapa waktu lalu.
Selain mendatangi Saudi, Blinken juga melakukan serangkaian kunjungan ke negara-negara Arab lainnya ketika perang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
Dalam rangkaian perjalanan itu, Blinken mendapatkan komitmen dari MBS dan empat pemimpin negara Arab lainnya untuk membangun kembali Jalur Gaza setelah perang. Para pemimpin Arab juga sepakat untuk mendukung pemerintahan baru Palestina yang telah direformasi untuk mengamankan Gaza, kata para pejabat.
MBS, menurut para pejabat senior AS tersebut, bahkan menawarkan untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari perjanjian untuk pembangunan kembali Jalur Gaza. Ini menjadi langkah diplomatik yang sejak lama diupayakan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Namun MBS menegaskan ada syarat yang harus dipenuhi oleh Israel agar hal itu bisa terwujud.
Disebutkan para pejabat senior AS itu bahwa MBS bersedia membantu pembangunan kembali Jalur Gaza dan bahkan menormalisasi hubungan dengan Israel jika pemimpin Israel setuju untuk memberikan jalan bagi Palestina untuk secara resmi menjadi sebuah negara.
Kendati demikian, tawaran MBS dan pemimpin negara Arab itu menghadapi penolakan dari Netanyahu, kata para pejabat. Netanyahu mengatakan kepada Blinken bahwa dia tidak siap untuk membuat kesepakatan yang memungkinkan terbentuknya negara Palestina.
Dan sekarang tiga pejabat senior AS mengatakan pemerintahan Biden mengabaikan Netanyahu dalam upaya mencapai tujuannya di wilayah tersebut. Beberapa pejabat senior AS mengatakan kepada NBC News bahwa Netanyahu “tidak akan berada di sana selamanya.”
Pilihan Editor: Benjamin Netanyahu Prediksi Perang Sampai 2025, Menteri Luar Negeri Irlandia Langsung Kritik
NBC NEWS