Amerika Menuding Korea Utara Memasok Peluru Artileri ke Rusia

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 3 November 2022 07:45 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mengunjungi pabrik amunisi di Korea Utara, 28 Januari 2022. Kim Jong Un mengunjungi pabrik amunisi yang memproduksi sistem senjata utama. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyatakan memiliki informasi yang menunjukkan Korea Utara secara diam-diam memasok Rusia dengan sejumlah peluru artileri dalam jumlah signifikan untuk perangnya di Ukraina.

Baca: Vladimir Putin Belum Putuskan Hadiri KTT G20

Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Korea Utara berusaha mengaburkan pengiriman dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Indikasi kami adalah Korea Utara diam-diam memasok dan kami akan memantau untuk melihat apakah pengiriman telah diterima," kata Kirby pada pengarahan virtual, Rabu, 2 November 2022.

Ia menambahkan Washington akan berkonsultasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai masalah pertanggungjawaban atas pengiriman tersebut.

Advertising
Advertising

“Ini bukan jumlah yang tidak signifikan, tapi kami tidak percaya mereka mengirim dalam jumlah yang akan mengubah momentum perang," ujar dia.

"Dan itu tentu saja tidak akan mengubah hitungan kami. Dengan begitu banyak sekutu dan mitra kami dengan beragam kemampuan, kami akan terus menyediakannya untuk Ukraina.”

Pada September lalu, Korea Utara menyatakan mereka tidak pernah memasok senjata atau amunisi ke Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya. Mereka memperingatkan Amerika Serikat untuk tutup mulut dan berhenti menyebarkan desas-desus yang bertujuan menodai citra negara itu.

Mengacu pada peluncuran rudal Korea Utara pada hari Rabu, Kirby mengatakan rudal tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi personel Amerika di kawasan itu. Ia menambahkan bahwa Amerika akan memastikan mereka memiliki kemampuan untuk membela sekutunya.

Korea Utara menembakkan sedikitnya 23 rudal ke laut pada hari Rabu, termasuk satu yang mendarat kurang dari 60 km di lepas pantai Korea Selatan. Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menganggapnya sebagai perambahan teritorial.

Ini untuk pertama kalinya sebuah rudal balistik mendarat di dekat perairan Korea Selatan sejak semenanjung itu terbagi dua pada 1945. Itu juga rudal terbanyak yang pernah ditembakkan oleh Korea Utara dalam satu hari. Korea Selatan mengeluarkan peringatan serangan udara yang langka dan meluncurkan rudalnya sebagai balasan.

Baca: Polisi Tak Sigap di Malam Halloween Itaewon, Presiden Korea Selatan Murka

REUTERS

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

1 hari lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

4 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya