Kementerian Luar Negeri Waswas dengan Perkembangan Perang Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 22 September 2022 16:00 WIB

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI mencermati perkembangan terkini di Ukraina, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial. Langkah Presiden Putin itu, dinilai telah meningkatkan ketegangan perang Ukraina karena potensi penggunaan nuklir.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menyatakan Indonesia berharap konflik bisa mencapai satu solusi, dan dijauhkan dari penggunaan senjata nuklir, yang destruktif. Kementerian Luar Negeri RI berharap tidak ada pengambilan keputusan yang bisa menciptakan kehancuran karena penggunaan senjata nuklir dalam konflik Ukraina.

"Kita tidak ingin terjadi kehancuran serupa seperti yang dialami oleh masyarakat dunia di masa lalu (seperti Perang Dunia II)," kata Faizasyah saat jumpa pers virtual, Kamis, 22 September 2022.

Advertising
Advertising

Rudal itu juga dapat disiapkan untuk digunakan dari pesawat tempur jarak jauh Su-34, yang banyak digunakan dalam perang Rusia melawan Ukraina, dan pembom strategis Tu-22M3, menurut laporan Congressional Research Service. TASS

Saat ditanya apa upaya komunikasi tingkat tinggi Indonesia menyusul naiknya ketegangan di Eropa timur ini, Faizasyah mengatakan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sedang di New York, Amerika Serikat, untuk mengikuti rangkaian Sidang Umum PBB, di mana ini kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia untuk melakukan komunikasi dan konsultasi dengan pihak terkait mengenai perkembangan konflik ukraina ini.

Di tengah spekulasi kemunduran di medan perang, Presiden Putin pada Rabu, 21 September 2022, secara mengejutkan memerintahkan mobilisasi militer untuk perang Ukraina. Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa dia tidak hanya menggertak dan siap menggunakan senjata nuklir demi membela Rusia.

"Jika integritas teritorial negara kami terancam, kami tanpa ragu akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyat kami - ini bukan gertakan," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi Rusia.

Pengumuman Putin soal memobilisasi militer ini menandai eskalasi terbesar perang Ukraina sejak invasi Februari lalu. Selain secara eksplisit mengangkat ancaman nuklir, Putin juga menyinggung dukungan referendum sebagian wilayah Ukraina.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu 21 September 2022 mengumumkan Rusia tengah menargetkan 300 ribu pasukan cadangan untuk mendukung kampanye militernya di Ukraina.

Sejumlah pemimpin dunia sudah mengkritik langkah terbaru Putin. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Liz Truss, dan sejumlah aliansi Barat lainnya dalam Sidang Umum PBB di New York, memperingatkan kebijakan yang bisa memperpanjang perang Ukraina itu.

Tentara Rusia menyerbu Ukraina sejak 24 Februari 2022. Titik-titik pertempuran bergeser sesuai dengan strategi militer kedua negara. Setelah gagal menggapai Kyiv di awal invasi, Rusia memfokuskan serangan di Donbas, wilayah timur Ukraina.

Belakangan ini, Kyiv melancarkan serangan balasan di wilayah timur dan selatan. Ukraina mengklaim pasukannya telah menembus lebih jauh ke timur, wilayah yang baru-baru ini ditinggalkan oleh Rusia. Manuver militer ini membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Moskow di wilayah Donbas.

Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, serta Uni Eropa, mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Aliansi Barat menghukum Rusia dengan sanksi ekonomi dan isolasi di forum internasional.

Baca juga: Finlandia Ingin Menolak Pelancong Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

12 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

1 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

2 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

2 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

2 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya