Dua Sekutu Putin di Eropa Menang Pemilu di Tengah Perang Rusia Ukraina

Selasa, 5 April 2022 15:06 WIB

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. Yuri Kochetkov/Pool via REUTERS/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pemimpin politik sayap kanan yang bersahabat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memenangkan pemilihan umum di Eropa. Masing-masing dari mereka terpilih untuk periode kedua di tengah kecaman masif terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dengan mudah berlayar menuju kemenangan melawan koalisi lawan politik dari kiri dan kanan. Begitu pula Presiden Serbia Aleksandar Vucic yang memenangkan masa jabatan kedua dengan 60 persen suara.

Di Serbia, Vucic telah mengecap tentang hubungan pribadinya dengan Putin. Pemimpin populis itu juga menolak mengutuk Rusia atau menjatuhkan sanksi pada negara itu setelah menginvasi Ukraina awal tahun ini.

Sementara itu, di Hungaria, Orban menggunakan pidato kemenangannya untuk menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai lawan Hungaria. Padahal sebelumnya dia telah mendesak perdamaian di Ukraina.

Para pemimpin Eropa mengkritik Hungaria karena mencoba berjalan di atas tali netralitas terkait perang. "Orban telah membangun hubungan dengan otokrat, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping, sambil menolak prinsip-prinsip demokrasi liberal Barat," kata Rob Schmitz dari NPR pada All Things Considered pekan lalu, dikutip pada Selasa, 5 April 2022.

Advertising
Advertising

Selama 12 tahun berkuasa, Orban sering bentrok dengan Uni Eropa. Kritikus menilai Hungaria semakin tidak demokratis karena menguasai narasi media konvensional dan menindak populasi LGBTQ di negara itu.

Partai Fidesz pimpinan Orban meraih 135 kursi di parlemen yang beranggotakan 199 orang, dibandingkan dengan 56 kursi yang diperkirakan untuk oposisi.

Dari penjuru Benua Biru lain, pemilih di Prancis yang menuju ke tempat pemungutan suara pada hari Minggu akan melihat kandidat presiden sayap kanan Eric Zemmour dalam surat suara. Zemmour, yang telah dihukum karena menggunakan pidato kebencian setidaknya tiga kali. Sebelumnya ia telah menyatakan dukungan untuk Rusia, meskipun ia mengutuk perang Rusia Ukraina.

Baca: Mandi Ekstrak Tanduk Rusa dan Dikunjungi Dokter Onkologi, Putin Idap Kanker?

NPR

Berita terkait

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

3 hari lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

4 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya