TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Rusia Vladimir Putin dikunjungi oleh seorang dokter kanker tiroid 35 kali, klaim investigasi baru seperti dilansir The Independent, akhir pekan lalu.
Outlet berita investigasi Rusia Proekt mengungkapkan bahwa tim dokter dari Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow sering mengunjungi presiden Rusia berusia 69 tahun di kediamannya, atau menemaninya dalam perjalanan di tengah meningkatnya pertanyaan tentang kesehatannya.
Yevgeny Selivanov, seorang ahli bedah onkologi, yang mengkhususkan diri pada kanker tiroid, terbang mengunjungi Putin di kediamannya di Laut Hitam sebanyak 35 kali dan menghabiskan 166 hari di hadapannya, kata laporan itu.
Dua otolaryngologist, atau spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan, Igor Esakov dan Alexei Shcheglov, bahkan lebih sering mengunjungi presiden Rusia.
Alexei Shcheglov terbang menemui Putin 59 kali dan menghabiskan total 282 hari bersamanya antara 2016 dan 2020, menurut laporan itu.
Penyakit tiroid, termasuk kanker, biasanya pertama kali didiagnosis oleh ahli THT, setelah itu ahli onkologi dan ahli bedah terlibat dalam perawatan, kata seorang dokter kepada Proekt.
Outlet tersebut menentukan dokter mana yang menghabiskan waktu bersama Putin di kediamannya di Sochi, dengan memeriksa kontrak akomodasi hotel yang dipublikasikan di situs pengadaan pemerintah.
Tanggal para dokter menginap di hotel-hotel di Sochi bertepatan dengan kunjungan resmi Putin ke kota atau periode di mana dia menghilang secara misterius dari mata publik, kata laporan itu.
Mengutip kontrak antara rumah sakit dan hotel tempat anggota stafnya tinggal di Sochi, penyelidikan mengklaim jumlah rata-rata petugas medis dalam rombongan Putin meningkat dari lima pada 2016 dan 2017 menjadi sembilan pada 2019.
Proekt juga mengungkap periode 16 hari isolasi diri yang dialami Putin pada September lalu, ketika ia memberikan suaranya dari jarak jauh dalam pemilihan Duma. Outlet tersebut mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa di kalangan medis, Putin diyakini telah menjalani proses yang rumit yang berhubungan dengan beberapa jenis penyakit tiroid.
Dikenal sebagai Agentstvo, Proekt menjadi situs berita Rusia pertama yang dinyatakan sebagai “organisasi yang tidak diinginkan” oleh Moskow Juli lalu, ketika sejumlah jurnalisnya juga dinyatakan sebagai “agen asing”.
Seorang jurnalis dengan situs berita independen Rusia Meduza, yang dinyatakan sebagai "agen asing" April lalu dan situsnya diblokir di Rusia bulan lalu karena melaporkan perang di Ukraina, juga berkontribusi pada laporan tersebut. Jurnalis ini mengklaim bahwa Putin juga telah mencari pengobatan yang sifatnya kurang ilmiah.
Presiden Rusia dilaporkan diperkenalkan dengan gagasan mandi dalam ekstrak yang terbuat dari tanduk rusa oleh Sergei Shogu, menteri pertahanannya saat ini. Shogu juga menjadi subyek rumor dalam beberapa pekan terakhir karena tak terlihat publik.
Kembali pada pertengahan 2000-an, ketika Shoigu menjadi kepala Kementerian Situasi Darurat, dia dilaporkan membawa Putin ke Altai, di mana ekstrak yang dibuat dari tanduk rusa merah yang tinggal di sana diklaim memiliki efek terapeutik.
Ekstrak pantocrine konon meningkatkan sistem kardiovaskular dan meremajakan kulit, sementara itu juga diklaim dapat meningkatkan "potensi pria". Namun pemotongan tanduk rusa hidup –ketika tanduk belum mengeras dan masih penuh darah – setara dengan rasa sakit mencabut kuku manusia.
Wajah Putin tampak membengkak dalam beberapa foto baru-baru ini, memicu desas-desus bahwa ia menggunakan steroid, yang sering digunakan untuk mengobati kanker tiroid. Kremlin sebelumnya telah menolak pertanyaan tentang kesehatan Putin, dengan seorang juru bicara bersikeras pada 2020 bahwa kesehatannya "sangat baik."
Baca juga: Sebut Penjahat Perang, Eks Kepala Jaksa PBB Serukan Penangkapan Putin
SUMBER: THE INDEPENDENT | DAILY MAIL
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.