Zelensky Murka 410 Warga Ukraina Jadi Mayat di Bucha: Rusia Melakukan Genosida

Reporter

Tempo.co

Senin, 4 April 2022 14:16 WIB

Mayat tergeletak di jalanan perbatasan antara Bucha dan Irpin, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Irpin, Ukraina 11 Maret 2022. REUTERS/Serhii Nuzhnenko

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan genosida di Ukraina saat mundur dari Bucha. Rusia meninggalkan jalan-jalan yang dipenuhi mayat ratusan warga Ukraina.

Rusia dituduh telah melakukan kejahatan perang dan kekejaman di Ukraina setelah penarikan pasukan di sekitar Kiev. Ukraina mengungkapkan bukti yang memberatkan yaitu eksekusi warga sipil, pemerkosaan dan penjarahan sistematis oleh pasukan Rusia.

Ukraina menuntut Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyelidiki insiden di pinggiran Bucha, barat laut ibukota Ukraina, menyusul munculnya rekaman dan saksi mata jalan-jalan yang dipenuhi dengan puluhan mayat, penculikan dan mayat di kuburan massal. Beberapa dari mereka yang terbunuh telah meninggal dengan tangan diikat ke belakang.

Presiden Rusia Vladimir Putin disebut harus bertanggung jawab atas kekejaman yang terjadi di Bucha. Human Rights Watch (HRW), sebuah kelompok kemanusiaan terkemuka, mengumumkan telah mendokumentasikan serangkaian kasus kekejaman yang disengaja terhadap warga sipil oleh pasukan Rusia di daerah-daerah pendudukan sekitar Kiev, Kharkiv dan Chernihiv di utara dan timur Ukraina.

HRW mengatakan telah mengumpulkan bukti untuk setidaknya dua eksekusi, termasuk pembantaian enam pria, kasus pemerkosaan berulang kali terhadap seorang ibu muda dan penjarahan yang meluas. HRW menambahkan bahwa Rusia bertanggung jawab telah melakukan kejahatan perang.

Advertising
Advertising

Saat berbicara kepada stasiun TV Amerika CBS Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan kekejaman oleh Rusia terhadap warganya adalah genosida. "Ini adalah genosida. Penghapusan seluruh bangsa dan rakyat. Kami adalah warga Ukraina dan kami tidak ingin tunduk pada kebijakan Federasi Rusia. Inilah alasan mengapa kami dihancurkan dan dimusnahkan,” ujarnya.

Dalam posting Facebook terpisah, dia mengatakan ibu tentara Rusia harus diperlihatkan gambar orang mati. “Lihat bajingan apa yang telah kamu besarkan. Pembunuh, penjarah, tukang daging.”

Dalam bukti kekejaman yang lain, tampak seorang lelaki tua yang terbaring dengan kaki masih mengangkangi sepeda yang dia kendarai dan sekelompok lima mayat ditelanjangi di badan di halaman yang kotor. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menuduh Rusia melakukan kejahatan. pembantaian di Bucha dan meminta ICC untuk mengumpulkan bukti secara langsung dari kota berpenduduk 28.000 jiwa, sekitar 15 mil dari pusat Kiev.

Kuleba menuduh Rusia lebih buruk dari ISIS. Ia mendesak negara-negara G7 untuk menjatuhkan sanksi baru yang menghancurkan Moskow. "Kami masih mengumpulkan dan mencari mayat, tetapi jumlahnya sudah mencapai ratusan. Mayat tergeletak di jalanan. Mereka membunuh warga sipil saat tinggal di sana dan ketika mereka meninggalkan desa dan kota ini.”

Rusia telah membantah menjadi pelaku pembunuhan massal di Bucha. Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan tidak ada korban sipil yang dilaporkan di kota Bucha Ukraina ketika pasukan Rusia masih di sana. “Kementerian Pertahanan Rusia telah sepenuhnya menolak tuduhan palsu ini,” katanya dikutip dari TASS.

Dia mengatakan pasukan Rusia telah meninggalkan Bucha pada 30 Maret 2022, sebelum ditemukannya pembunuhan massal di sana. “Saya ingin menunjukkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret. Pihak berwenang Ukraina tetap diam selama ini, dan sekarang mereka tiba-tiba memposting rekaman sensasional untuk menodai citra Rusia dan membuat Rusia mempertahankan diri,” kata Antonov.

“Saya ingin menekankan dengan penuh tanggung jawab bahwa tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia. Sebaliknya, pasukan kami mengirimkan 452 ton bantuan kemanusiaan untuk warga sipil,” ujar Antonov. “Sementara itu, fakta bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina menembaki kota Bucha tepat setelah pasukan Rusia pergi sengaja diabaikan di AS. Inilah yang bisa menyebabkan korban sipil," ujarnya.

Baca: Rusia Hadapi Sanksi Baru dari Barat Usai Pembunuhan Massal di Bucha

AL JAZEERA | TASS

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

2 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

2 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

4 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

4 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

4 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

5 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

5 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

5 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

6 hari lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

7 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya