Pendiri WikiLeaks Julian Assange Akan Menikahi Tunangannya di Penjara

Reporter

Tempo.co

Rabu, 23 Maret 2022 10:55 WIB

Pendiri WikiLeaks Julian Assange berpidato di balkon Kedutaan Besar Ekuador, di pusat kota London, Inggris 5 Februari 2016. [REUTERS / Peter Nicholls]

TEMPO.CO, Jakarta -Pendiri WikiLeaks Julian Assange dan tunangannya, Stella Moris, menikah pada Rabu 23 Maret 2022 di penjara London. Penjara ini tempat dia ditahan selama kasus ekstradisinya.

Assange dan Moris mengumumkan pertunangan mereka pada November lalu dan diberi izin untuk menikah di penjara Belmarsh di London tenggara.

Kelompok Don't Extradite Assange (DEA) mengatakan pernikahan akan dilakukan oleh pejabat dari dinas catatan sipil, dengan hanya empat tamu, dua saksi - dan dua penjaga keamanan - yang hadir.

Para tamu harus segera pergi setelah upacara. Vivienne Westwood, perancang busana Inggris yang telah lama menjadi pendukung pria asal Australia ini, telah merancang gaun pengantin untuk Moris.

Westwood juga menyediakan kilt (pakaian khas Skotlandia berbentuk rok) untuk Assange.

Advertising
Advertising

Moris, yang berusia akhir 30 tahun dan memiliki dua putra kecil dengan Assange, akan memotong kue pernikahan dan berpidato di luar penjara di depan pendukung mereka.

Assange, 50 tahun, berjuang melawan upaya untuk mendeportasinya dari Inggris untuk diadili di Amerika Serikat. Washington mengincarnya atas publikasi file rahasia yang berkaitan dengan perang di Irak dan Afghanistan.

Pekan lalu, Mahkamah Agung Inggris menolak permintaan untuk mendengar bandingnya terhadap langkah tersebut.

Assange telah menjadi tokoh utama bagi pegiat kebebasan media, yang menuduh Washington berusaha memberangus pelaporan masalah keamanan.

Jika dinyatakan bersalah melanggar Undang-Undang Spionase AS dengan menerbitkan file militer dan diplomatik, dia bisa menghadapi sisa hidupnya di penjara.

Namun, bagi para kritikus, ia dianggap ceroboh dengan informasi rahasia yang mungkin membahayakan nyawa sumber.

Assange awalnya memenangkan putusan terhadap ekstradisinya, setelah pengacaranya berhasil berargumen bahwa dia akan berisiko bunuh diri jika dipindahkan ke Amerika Serikat.

Tetapi pemerintah AS mengajukan banding, dan meyakinkan hakim bahwa dia tidak akan ditahan di sel isolasi di fasilitas penahanan federal dengan keamanan tinggi.

Dia telah menghabiskan sebagian besar dekade terakhir dalam tahanan atau bersembunyi di kedutaan Ekuador di London. Hal ini untuk menghindari ekstradisi lain setelah Swedia meminta pemindahannya untuk menjawab klaim serangan seksual. Kasus itu kemudian dibatalkan.

Setelah Mahkamah Agung memblokir permohonannya, Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel akan membuat keputusan akhir atas kasus tersebut, kecuali jika pengacara Assange mengajukan tantangan lain dalam poin terpisah dalam kasus tersebut.

Baca juga: MA Inggris Tolak Permohonan Kasasi Julian Assange Soal Ekstradisi

SUMBER: FRANCE24

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

5 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

8 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

9 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

10 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

19 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

23 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya