Saingi Pengaruh Cina, Amerika Serikat Ingin Lekatkan Kerja Sama di Indo-Pasifik

Reporter

Tempo.co

Jumat, 7 Januari 2022 15:00 WIB

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pernyataan tentang laporan pekerjaan Mei setelah pengusaha AS meningkatkan perekrutan di tengah meredanya pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Rehoboth Beach Convention Center, Rehoboth Beach, Delaware, AS, 4 Juni 2021. [REUTERS/Kevin lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Gedung Putih untuk Urusan Indo-Pasifik Kurt Campbell mengatakan pada Kamis, bahwa Amerika Serikat perlu meningkatkan keterlibatan ekonomi di Asia, menyebut strategi itu sebagai elemen penentu kebijakan AS di kawasan itu untuk tahun mendatang dan pengubah permainan dalam rivalitas dengan Cina.

Campbell, di webinar Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan Presiden Joe Biden telah menjelaskan bahwa Amerika Serikat perlu berperan penting dalam membingkai keterlibatan ekonomi dan komersial dan praktik perdagangan di Indo-Pasifik ketika pengaruh Cina tumbuh.

"Itu adalah area di mana Amerika Serikat, harusnya, perlu meningkatkan permainannya," kata Campbell, dikutip dari Reuters, 7 Januari 2022.

Ia menambahkan bahwa peran AS harus melampaui perdagangan tradisional dan mencakup keterlibatan digital dan pengaturan standar teknologi.

"Kita harus menjelaskan bahwa kita tidak hanya terlibat secara mendalam secara diplomatik, militer, komprehensif, strategis – bahwa kita memiliki pendekatan yang terbuka, terlibat, optimistis terhadap interaksi komersial, investasi di Indo Pasifik," kata Campbell.

Advertising
Advertising

"Saya pikir kami sangat memahami di dalam pemerintahan Biden bahwa 2022 akan fokus tentang keterlibatan ini secara komprehensif di seluruh wilayah," katanya, tanpa memberikan rincian.

Hubungan AS-Cina telah merosot ke titik terendah dalam beberapa dekade karena Joe Biden telah berusaha untuk melawan pengaruh ekonomi dan militer oleh Cina.

Pemerintahannya telah menggembar-gemborkan apa yang disebut pakta AUKUS, di mana Amerika Serikat dan Inggris telah setuju untuk membantu Australia memperoleh kapal selam nuklir, serta pertemuan puncak tingkat pemimpin antara Amerika Serikat, Australia, India dan Jepang, sebagai bukti bahwa kemitraan AS menyebabkan Cina gusar.

Tetapi beberapa negara Indo-Pasifik, yang banyak di antaranya menganggap Cina sebagai mitra dagang terbesar mereka, telah menyesali kurangnya keterlibatan ekonomi AS, terutama setelah mantan Presiden Donald Trump mundur dari pakta perdagangan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

Joe Biden mengatakan kepada para pemimpin Asia pada Oktober bahwa Washington akan meluncurkan pembicaraan tentang menciptakan kerangka ekonomi Indo-Pasifik, tetapi hanya sedikit detail yang muncul dan pemerintah telah menghindari langkah untuk bergabung kembali dengan kesepakatan perdagangan yang menurut para kritikus mengancam lapangan pekerjaan AS.

Sementara itu, Cina telah berusaha untuk bergabung dengan CPTPP, dan pakta perdagangan regional 15 negara terpisah yang didukung oleh Beijing yang mengecualikan Washington, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), mulai berlaku pada 1 Januari untuk sebagian besar negara.

Sementara interaksi AS-Cina semakin ditentukan oleh persaingan, Amerika tidak mencari dominasi, kata Campbell.

"Saya percaya pada akhirnya apa yang dicari Amerika Serikat adalah semacam koeksistensi dengan Cina dengan pemahaman tentang peran penting dan kritis Cina," paparnya.

Namun Campbell mengatakan Amerika Serikat akan terus memainkan peran utama di panggung global dan bahwa Cina akan membuat kesalahan dengan berusaha mengabaikan AS.

Baca juga: Di Bawah Bayang-Bayang Kekuatan Cina, Australia-Jepang Teken Pakta Pertahanan

REUTERS

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

1 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

5 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

12 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

16 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

18 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

18 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

18 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya