Patung Peringatan Tragedi Lapangan Tiananmen Dibongkar University of Hong Kong

Reporter

Tempo.co

Kamis, 23 Desember 2021 10:35 WIB

"Pilar Aib" setinggi delapan meter karya pematung Denmark Jens Galschiot untuk memberi penghormatan kepada para korban penumpasan Lapangan Tiananmen di Beijing pada 4 Juni 1989 terlihat sebelum dipindahkan ke University of Hong Kong (HKU) di Hong Kong, Tiongkok, 12 Oktober 2021. [REUTERS/Tyrone Siu]

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu universitas terkemuka di Hong Kong telah membongkar dan memindahkan patung yang dibuat untuk mengenang pengunjuk rasa pro-demokrasi yang terbunuh selama penumpasan Lapangan Tiananmen di Cina pada 1989.

Karya seni yang berbentuk kumpulan tubuh manusia yang menderita dan membentuk pilar, adalah salah satu dari sedikit memorial publik yang tersisa di bekas jajahan Inggris untuk mengingat tindakan keras berdarah yang merupakan topik tabu di Cina daratan, di mana tidak dapat diperingati secara publik.

Dikenal sebagai "Pilar Aib", patung yang sudah berdiri di University of Hong Kong selama 20 tahun itu adalah simbol kunci dari kebebasan luas yang dijanjikan kepada Hong Kong pada 1997 kembali ke pemerintahan Cina.

Kota ini secara tradisional mengadakan peringatan tahunan terbesar di dunia untuk memperingati tindakan keras Lapangan Tiananmen.

Menurut Reuters, 23 Desember 2021, Dewan University of Hong Kong (HKU) mengatakan pada Kamis pagi bahwa mereka membuat keputusan untuk membongkar patung itu selama pertemuan Rabu, "berdasarkan nasihat hukum eksternal dan penilaian risiko untuk kepentingan terbaik Universitas".

Advertising
Advertising

"Dewan HKU telah meminta agar patung itu disimpan, dan bahwa Universitas harus terus mencari nasihat hukum tentang tindakan tindak lanjut yang sesuai," katanya.

Seorang mahasiswa membersihkan patung "Pilar Aib" di University of Hong Kong pada peringatan 32 tahun penumpasan demonstran pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen Beijing pada 1989, di Hong Kong, Cina, 4 Juni 2021. [REUTERS/Lam Yik /File Foto]

Pada Rabu malam, penjaga keamanan menempatkan barikade kuning di sekitar patung tembaga berbobot dua ton setinggi delapan meter itu.

Dua wartawan Reuters melihat puluhan pekerja bertopi kuning memasuki lokasi patung, yang ditutupi terpal plastik putih dan dijaga oleh puluhan personel keamanan.

Suara keras dari alat-alat berat listrik dan rantai terdengar dari area tertutup selama beberapa jam sebelum pekerja terlihat membawa bagian atas patung dan menariknya ke atas derek menuju kontainer pengiriman yang menunggu.

Sebuah truk kemudian membawa kontainer itu pergi pada Kamis pagi. Situs patung ditutupi plastik putih dan dikelilingi oleh barikade kuning. Staf universitas kemudian menempatkan pot bunga Poinsettia, dekorasi Natal yang populer di Hong Kong, di sekitar barikade.

Beberapa bulan yang lalu, universitas telah mengirimkan surat resmi kepada penjaga patung yang meminta agar patung tersebut dipindahkan.

Pematung Denmark Jens Galschiot, yang menciptakan patung itu, mengaku terkejut dan akan mengklaim kompensasi atas segala kerusakan pada properti pribadinya.

Galschiot, yang menghargai patung itu sekitar US$1,4 juta (Rp20 miliar), telah menawarkan untuk membawanya kembali ke Denmark, tetapi mengatakan kehadirannya di Hong Kong diperlukan agar operasi kompleks berjalan dengan baik dan meminta jaminan bahwa dia tidak akan dituntut.

HKU mengatakan tidak ada pihak yang pernah memiliki izin untuk memajang patung itu di kampusnya dan mereka mengklaim berhak untuk mengambil "tindakan yang pantas" kapan saja.

HKU juga menyebut patung itu sudah rapuh dan bisa menimbulkan masalah keamanan.

Kampus itu sepi pada hari Kamis pagi, dengan mahasiswa yang sedang berlibur. Beberapa mahasiswa mampir ke kampus semalaman setelah mendengar berita itu.

"(Pihak) Kampus pengecut dengan melakukan ini di tengah malam," kata mahasiswa berusia 19 tahun bermarga Chan. "Saya merasa sangat kecewa karena itu adalah simbol sejarah."

Mahasiswa lain yang bermarga Leung mengatakan dia patah hati melihat patung itu dipotong-potong.

Pembongkaran patung itu adalah langkah terbaru yang menargetkan orang atau organisasi yang berafiliasi dengan demonstrasi 4 Juni 1989 atau pun segala pawai untuk memperingatinya.

Pihak berwenang telah menekan Hong Kong di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Cina, yang menurut para aktivis hak asasi manusia digunakan untuk menekan masyarakat sipil, memenjarakan para pegiat demokrasi dan mengekang kebebasan dasar.

Cina mengatakan Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong tersebut telah memulihkan ketertiban dan stabilitas setelah protes jalanan besar-besaran pada 2019. Mereka bersikeras kebebasan berbicara dan hak-hak lainnya tetap utuh dan bahwa penuntutan tidak bersifat politis.

Cina tidak pernah memberikan laporan lengkap tentang penumpasan Lapangan Tiananmen 1989. Para pejabat menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 300, tetapi kelompok hak asasi dan saksi mata mengatakan ribuan mungkin telah tewas dalam penumpasan unjuk rasa Lapangan Tiananmen.

Baca juga: Kisah Patung Peringatan Tragedi Tiananmen yang Terancam Digusur dari Hong Kong

REUTERS

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

10 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

19 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

22 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

22 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

23 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya