Joe Biden Tegaskan Amerika Serikat Akan Bela Taiwan Jika Diserang

Reporter

Tempo.co

Jumat, 22 Oktober 2021 17:30 WIB

Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan saat ia mengunjungi lokasi terdampak Badai Ida di LaPlace, Louisiana, AS 3 September 2021. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden pada Rabu menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk membela Taiwan dan mempertahankan pulau itu jika diserang.

Taiwan, pulau yang diklaim Cina sebagai bagian dari kedaulatannya, telah menjadi titik panas dalam perang dingin Amerika Serikat dan Cina. Namun, pernyataan Joe Biden pada Kamis kemarin tidak mengatakan ada perubahan dalam kebijakan terhadap pulau itu.

"Ya, kami memiliki komitmen untuk melakukan itu," kata Biden di acara Townhall CNN, ketika ditanya apakah Amerika Serikat akan datang untuk membela Taiwan, dikutip dari Reuters, 22 Oktober 2021.

Meski Amerika Serikat diwajibkan oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, Gedung Putih telah lama menerapkan kebijakan "ambiguitas strategis" tentang apakah akan campur tangan secara militer untuk melindungi Taiwan jika diserang Cina.

Pada bulan Agustus, seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan kebijakan AS di Taiwan tidak berubah setelah presiden mengklaim Amerika Serikat akan mempertahankan pulau itu jika diserang.

Advertising
Advertising

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan Joe Biden di Townhall tidak mengumumkan perubahan apa pun dalam kebijakan AS dan tidak ada perubahan dalam kebijakan AS.

"Hubungan pertahanan AS dengan Taiwan dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan. Kami akan menjunjung tinggi komitmen kami di bawah Undang-undang tersebut, kami akan terus mendukung pertahanan diri Taiwan, dan kami akan terus menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo," katanya.

Cina tetap menyatakan ketidaksenangannya. Juru bicara kementerian luar negeri Cina mengatakan AS tidak memiliki ruang untuk konsesi kepentingan apapun di Taiwan.

Cina mendesak Amerika Serikat untuk tidak mengirim sinyal yang salah kepada pasukan Taiwan, untuk menghindari kerusakan serius pada hubungan Cina-AS dan perdamaian serta stabilitas di Selat Taiwan, kata juru bicara Kemenlu Cina Wang Wenbin di Beijing.

Kantor kepresidenan Taiwan mengatakan posisinya tetap sama, yaitu tidak akan menyerah pada tekanan atau bertindak gegabah ketika mendapat dukungan.

Taiwan akan menunjukkan tekad yang kuat untuk membela diri, kata juru bicara kantor kepresidenan Taiwan Xavier Chang, menambahkan bahwa tindakan nyata pemerintahan Joe Biden yang berkelanjutan menunjukkan dukungan "kokoh" untuk Taiwan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melambai saat perayaan hari nasional di Taipei, Taiwan, 10 Oktober 2021. [REUTERS/Ann Wang]

Joe Biden mengatakan orang tidak perlu khawatir tentang kekuatan militer AS karena Cina, Rusia, dan seluruh dunia tahu bahwa AS adalah militer paling kuat dalam sejarah dunia.

"Yang harus Anda khawatirkan adalah apakah mereka akan terlibat dalam kegiatan yang akan menempatkan mereka pada posisi di mana mereka mungkin membuat kesalahan serius," kata Joe Biden.

"Saya tidak ingin perang dingin dengan Cina. Saya hanya ingin Cina mengerti bahwa kita tidak akan mundur, bahwa kita tidak akan mengubah pandangan kita."

Pada hari Kamis, Duta Besar Cina untuk PBB Zhang Jun mengatakan mereka sedang mencari upaya "penyatuan kembali secara damai" dengan Taiwan dan menanggapi "upaya separatis" oleh Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan.

"Kami bukan pembuat onar. Sebaliknya, beberapa negara - khususnya AS - mengambil tindakan berbahaya, membawa situasi di Selat Taiwan ke arah yang berbahaya," katanya.

"Saya pikir pada saat ini yang harus kita panggil adalah Amerika Serikat untuk menghentikan praktik semacam itu. Menyeret Taiwan ke dalam perang jelas bukan kepentingan siapa pun. Saya tidak melihat bahwa Amerika Serikat akan mendapatkan apa pun dari itu," tambahnya.

Ketegangan militer antara Taiwan dan Cina adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun, kata Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan bulan ini, menambahkan bahwa Cina akan mampu melakukan invasi skala penuh pada tahun 2025.

Taiwan mengatakan mereka adalah negara merdeka dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Cina mengatakan Taiwan adalah masalah paling sensitif dan penting dalam hubungannya dengan Amerika Serikat dan telah mengecam apa yang disebutnya "kolusi" antara Washington dan Taipei.

Baca juga: Menhan: Taiwan Tak Akan Memulai Perang, tapi Siap Melawan

REUTERS

Berita terkait

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

3 jam lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

6 jam lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

6 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

10 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

12 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

13 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

14 jam lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

14 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

1 hari lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya