Wartawan AS di Myanmar Didakwa dengan Pasal Berlapis

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 18 Oktober 2021 07:18 WIB

Keluarga dan teman Danny Fenster di AS telah menyerukan pembebasannya sejak dia ditahan Junta Myanmar pada 24 Mei (Kredit Foto: Bryan Fenstes/Twitter/Myanmar Now)

TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan asal Amerika Serikat, Danny Fenster, ditahan oleh Junta Militer Myanmar dengan tuduhan melanggar pasal 505a KUHP karena diduga menyebarkan informasi palsu untuk menghasut kekerasan.

Pengacara Fenster, Than Zaw Aung, mengatakan, jurnalis Amerika itu dituntut karena terus melaporkan peristiwa di negara itu meskipun izinnya dicabut. Sidang pertama dilakukan Jumat, 15 Oktober 2021.

Dalam dakwaannya, jaksa menyatakan bahwa Fenster bertanggung atas berita yang disiarkan Myanmar Now. “Jaksa mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab di Myanmar Now harus diadili. Nama Danny termasuk di dalamnya, dan dia didakwa sebagai bagian dari Myanmar Now, ”kata Than Zaw Aung seperti dikutip Myanmar Now, Minggu, 17 Oktober 2021.

Pada sidang, pembela mengajukan permohonan pembebasan dengan jaminan. Putusan akan diambil dalam sidang berikutnya, yang dijadwalkan 27 Oktober, kata pengacaranya.

Advertising
Advertising

Fenster, yang ditahan di Penjara Insein Yangon selama hampir lima bulan, terancam hukuman tiga tahun penjara jika terbukti bersalah atas tuduhan itu.

Menurut pengacaranya, pada 4 Oktober otoritas junta menambahkan dakwaan berdasarkan Pasal 17 (1) undang-undang Asosiasi Melanggar Hukum era kolonial, dengan ancaman hingga tiga tahun penjara.

Fenster, 37 tahun, bekerja sebagai redaktur pelaksana Frontier Myanmar yang berbasis di Yangon ketika dia ditangkap di Bandara Internasional Yangon pada 24 Mei 2021 saat dia akan naik pesawat ke AS untuk mengunjungi keluarganya.

Sebelum bergabung dengan Frontier Myanmar, Fenster bekerja dengan Myanmar Now sebagai copy editor dari pertengahan 2019 hingga Juli 2020.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada bulan Juli, Myanmar Now mengklarifikasi bahwa satu-satunya tugas Fenster adalah mengedit berita berbahasa Inggris dan bahwa dia “tidak memegang posisi lain dalam manajemen ruang redaksi atau berafiliasi dengan jenis tugas non-redaksi apa pun.”

Junta mencabut izin penerbitan lima kantor berita independen, termasuk Myanmar Now, pada 9 Maret 2021. Sehari sebelum pengumuman, tentara junta menyerbu ruang redaksi Myanmar Now di Kotapraja Pabedan Yangon. Tidak ada karyawan yang ditangkap dalam penggerebekan tersebut. Meski izinnya dibekukan, Myanmar Now tetap menerbitkan berita.

Permintaan AS

Departemen Luar Negeri AS telah meminta agar junta membebaskan Fenster, jnamun uru bicara dewan militer Jenderal Zaw Min Tun mengklaim pada konferensi pers 30 September bahwa dia “ditahan karena perlu.”

Thomas Kean, pemimpin redaksi Frontier Myanmar, mengatakan kepada AP pada hari Jumat bahwa penangkapan dan dakwaan terhadap Fenster sehubungan dengan pekerjaannya dengan Myanmar Now “mengecewakan.”

“Sangat mengecewakan bahwa penuntut masih menuduh Danny bekerja untuk Myanmar Now pada Maret 2021, padahal kenyataannya dia telah mengundurkan diri tujuh bulan sebelumnya untuk bergabung dengan Frontier,” kata Kean.

Dewan militer telah menangkap sekitar 100 wartawan sejak kudeta 1 Februari. Sementara beberapa telah dibebaskan, lebih dari 50 masih dipenjara, menurut kelompok advokasi lokal untuk kebebasan pers.

Sebagian besar menghadapi dakwaan berdasarkan Bagian 505a KUHP karena diduga “mempublikasikan atau mengedarkan komentar yang menyebabkan ketakutan, menyebarkan berita palsu, atau menghasut pegawai pemerintah untuk melakukan kejahatan.”

Baca juga Tidak Diundang KTT ASEAN, Junta Myanmar Tuduh Ada Campur Tangan Amerika dan UE

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

2 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

12 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

17 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

18 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

21 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

21 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

22 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 hari lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya