Balas Teror Bom di Bandara Kabul, Serangan Drone AS Bunuh Perencana Teror ISIS-K

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 28 Agustus 2021 19:15 WIB

Tangkapan layar evakuasi korban terluka ke rumah sakit setelah serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. Bom bunuh diri yang didalangi kelompok ISIS-K menewaskan sedikitnya 60 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat. REUTERS TV/1TV/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengklaim seorang "perencana" ISIS-K tewas dalam serangan drone AS sebagai balasan bom bunuh diri di bandara Kabul.

Bom bunuh diri meledak pada Kamis, menewaskan 13 personel militer AS dan 170 orang lebih, menurut New York Times, mengutip pejabat kesehatan. ISIS-K, kelompok afiliasi ISIS di kawasan Khorasan yang mencakup Afghanistan, mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Komando Pusat AS mengatakan pada Jumat, serangan pesawat tak berawak semalam diluncurkan ke Provinsi Nangarhar, timur Kabul dan berbatasan dengan Pakistan.

"Indikasi awal adalah bahwa kami membunuh target. Kami tidak mengetahui ada korban sipil," kata pernyataan militer AS, dikutip dari Reuters, 28 Agustus 2021.

Juru bicara Taliban, yang menyelesaikan pengambilalihan cepat negara itu bulan ini ketika pasukan AS mundur, menolak mengomentari serangan pesawat tak berawak itu. Kelompok ISIS di Afghanistan adalah musuh bersama Taliban dan Barat. Taliban mengatakan telah menangkap beberapa tersangka setelah ledakan itu.

Advertising
Advertising

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters, mengatakan serangan pesawat drone itu dilakukan untuk merespons rencana serangan militan ISIS.

Sebuah drone Reaper, yang lepas landas dari Timur Tengah, menyerang militan yang berada di dalam mobil bersama rekan ISIS. Keduanya diyakini tewas, kata pejabat itu.

Puluhan orang terluka setelah ledakan bom bunuh diri di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. Ledakan ini terjadi di dekat antrean puluhan ribu warga yang hendak mengungsi dari Bandara Kabul. AAMAJ NEWS AGENCY/Handout via REUTERS

Di Jalalabad, tetua masyarakat Malik Adib mengatakan tiga orang tewas dan empat terluka dalam serangan udara sekitar tengah malam pada hari Jumat, menambahkan dia telah dipanggil oleh Taliban untuk menyelidiki insiden tersebut.

"Perempuan dan anak-anak termasuk di antara korbannya," kata Adib, meski belum mengetahui identitas mereka.

Penduduk Jalalabad, ibu kota Nangarhar, mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah mendengar beberapa ledakan dari serangan udara sekitar tengah malam, meskipun tidak jelas apakah ledakan itu disebabkan oleh drone AS.

Seorang komandan senior Taliban mengatakan beberapa anggota ISIS-K telah ditangkap sehubungan dengan serangan Kabul. "Mereka sedang diinterogasi oleh tim intelijen kami," kata komandan itu.

Jumlah warga Afghanistan yang tewas dalam serangan bom bandara telah meningkat menjadi 79 pada hari Jumat, seorang pejabat rumah sakit mengatakan kepada Reuters, menambahkan bahwa lebih dari 120 orang terluka.

Ketika bandara Kabul dalam kekacauan, bagian kota lainnya secara umum tenang. Taliban telah mengatakan kepada penduduk untuk menyerahkan peralatan pemerintah termasuk senjata dan kendaraan dalam waktu seminggu, kata juru bicara Zabihullah Mujahid.

Joe Biden menghadapi kritik di dalam dan luar negeri atas kekacauan penarikan pasukan dan evakuasi. Ketika Taliban dengan cepat maju ke Kabul di tengah penarikan, pemerintah dan militer Afghanistan yang didukung Barat runtuh. Biden telah membela keputusannya, dengan mengatakan Amerika Serikat telah lama menyelesaikan misinya sejak menginvasi Afghanistan pada tahun 2001.

Invasi pimpinan AS menggulingkan Taliban yang saat itu berkuasa, menghukum mereka karena menyembunyikan militan Al Qaeda yang mendalangi serangan 11 September di Amerika Serikat.

Taliban mengatakan warga Afghanistan dengan dokumen yang sah akan dapat melakukan perjalanan di masa depan, tetapi pejabat PBB mengatakan penduduk yang tertinggal menghadapi bencana kemanusiaan.

Gedung Putih mengatakan beberapa hari ke depan kemungkinan akan menjadi yang paling berbahaya dari operasi evakuasi AS, yang menurut Pentagon telah membawa sekitar 111.000 orang keluar dari Afghanistan dalam dua minggu terakhir.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Amerika Serikat yakin masih ada ancaman "spesifik dan kredibel" terhadap bandara setelah pengeboman di salah satu gerbangnya.

"Kami tentu siap dan memprediksi upaya (serangan) di masa depan," kata Kirby kepada wartawan di Washington. "Kami memantau ancaman ini, sangat, sangat spesifik, hampir secara real time."

Kerumunan orang menunggu giliran evakuasi di luar bandara Kabul, Afghanistan, 25 Agustus 2021. Dalam 12 hari terakhir, negara-negara Barat telah mengevakuasi hampir 100.000 orang dari bandara ini. Twitter/DAVID_MARTINON melalui REUTERS/File Foto

Kedutaan Besar AS di Kabul memperingatkan warga Amerika untuk menghindari bandara Kabul karena ancaman keamanan dan mereka yang berada di gerbangnya harus segera pergi.

Pasukan AS dan sekutu berupaya untuk menyelesaikan evakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang rentan, dan untuk mundur dari Afghanistan pada batas waktu Selasa yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden setelah dua dekade kehadiran militer Amerika di sana.

Sebagian besar dari lebih dari 20 negara sekutu yang terlibat dalam evakuasi udara warga Afghanistan dan warganya keluar dari Kabul, mengatakan mereka telah menyelesaikan evakuasi pada hari Jumat.

Inggris akan mengakhiri operasinya pada hari Sabtu, kata kepala angkatan bersenjatanya, sambil mengakui bahwa, seperti negara-negara lain, tidak dapat mengeluarkan semua orang.

Kerumunan orang telah berkumpul di luar bandara untuk mencoba naik ke penerbangan evakuasi sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, meskipun pada hari Jumat anggota Taliban menghentikan orang untuk mendekat.

Joe Biden mengatakan sebelumnya dia telah memerintahkan Pentagon untuk merencanakan bagaimana menyerang ISIS-K, afiliasi ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman hari Kamis.

Afiliasi ISIS Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS Khorasan atau disingkat ISIS-K, yang namanya mengutip wilayah tersebut, muncul di Afghanistan timur pada tahun 2014 dan kemudian membuat kemajuan ke daerah lain, terutama di utara.

Baca juga: Keluarga Korban Bom di Bandara Afghanistan Marah dan Kecewa Pada Joe Biden

REUTERS

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

3 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

4 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

4 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

4 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

4 hari lalu

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

5 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya