Joe Biden Minta Enam Maskapai Penerbangan Sipil Bantu Evakuasi Afghanistan

Reporter

Tempo.co

Senin, 23 Agustus 2021 09:00 WIB

Pengungsi memadati interior pesawat angkut C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS, membawa sekitar 640 warga Afganistan ke Qatar dari Kabul, Afganistan, 15 Agustus 2021. [Courtesy of Defense One/via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Joe Biden telah meminta bantuan enam maskapai penerbangan komersial Amerika Serikat untuk membantu mengangkut orang-orang setelah dievakuasi dari Afghanistan.

Amerika Serikat berusaha untuk meningkatkan kecepatan keberangkatan orang Amerika dan orang Afghanistan yang berisiko dari Kabul setelah sepekan direbut Taliban.

Pentagon mengatakan pada Ahad pihaknya memanggil 18 pesawat sipil dari United Airlines, American Airlines, Delta Air dan lainnya, untuk membawa orang-orang dari lokasi sementara setelah mereka mendarat dengan penerbangan dari Afghanistan. Maskapai penerbangan sipil terakhir kali dipanggil AS selama Perang Irak pada tahun 2003 dalam program Armada Udara Cadangan Sipil.

Gedung Putih dapat meminta Armada Udara Cadangan Sipil, yang dibentuk pada tahun 1952, untuk membantu militer selama keadaan darurat setelah Pengangkutan Udara Berlin pasca-Perang Dunia II, menurut CNN.

Langkah ini menyoroti kesulitan yang dialami Gedung Putih dalam melakukan evakuasi menyusul pengambilalihan cepat oleh Taliban.

Advertising
Advertising

Ribuan orang tetap berada di luar bandara internasional Kabul pada hari Minggu, berharap untuk dievakuasi ketika orang-orang bersenjata Taliban memukul mundur kerumunan.

"Ini adalah program yang dirancang setelah pengangkutan udara Berlin setelah Perang Dunia Kedua untuk menggunakan pesawat komersial untuk menambah kapasitas pengangkutan udara kami," kata Presiden Joe Biden dalam pidato dari Gedung Putih pada Minggu sore, menambahkan bahwa maskapai penerbangan secara sukarela mendaftar untuk programnya, dikutip dari Reuters, 23 Agustus 2021.

Joe Biden mengatakan penerbangan itu akan membawa orang-orang dari lokasi penampungan sementara seperti Qatar dan Jerman ke Amerika Serikat atau negara ketiga. Ia menyebutnya sebagai tahap awal program.

"Tak satu pun dari mereka akan mendarat di Kabul," katanya.

American Airlines, Atlas Air, Delta Air Line dan Omni Air masing-masing akan menyediakan tiga pesawat. Ada juga dua dari Hawaiian Airlines, dan empat dari United Airlines.

American dan Delta mengatakan mereka akan memulai penerbangan bantuan pada hari Senin dan, bersama dengan maskapai lain, menyambut baik seruan untuk membantu militer AS di tengah krisis kemanusiaan.

"American Airlines bangga memenuhi tugasnya untuk membantu militer AS meningkatkan misi penyelamatan kemanusiaan dan diplomatik ini. Gambar-gambar dari Afghanistan sangat memilukan," kata American Airlines.

Kerumunan orang terlihat di landasan bandara Kabul di Afghanistan 16 Agustus 2021. Insiden ribuan orang Afghanistan berebut naik pesawat hingga terjatuh saat nekat bergelantungan di roda pesawat telah menggemparkan dunia. SATELIT IMAGE 2021 MAXAR TECHNOLOGIES/Handout via REUTERS

Joe Biden mengatakan operasi itu seharusnya hanya memiliki efek minimal pada penerbangan komersial.

Delta mengatakan operasi komersialnya tidak terpengaruh, sementara American mengatakan akan bekerja untuk meminimalkan dampak terhadap pelanggan karena maskapai untuk sementara mengalihkan pesawat ini dari layanan sipilnya. United mengatakan masih menilai dampaknya tetapi berharap "minimal."

Atlas Air mengatakan akan membawa pengungsi ke Amerika Serikat dan akan siap jika kapasitas tambahan diperlukan.

Dalam 24 jam terakhir, sekitar 3.900 orang telah dievakuasi dari Kabul dengan 35 pesawat koalisi, termasuk maskapai penerbangan komersial, dan 3.900 lainnya dengan 23 penerbangan militer AS, menurut Gedung Putih. Secara keseluruhan, sekitar 25.100 orang telah dievakuasi sejak 14 Agustus.

Maskapai nasional Bahrain, Gulf Air, mengoperasikan penerbangan dari Pangkalan Udara Isa ke Bandara Internasional Dulles di luar Washington sebagai bagian dari upaya evakuasi, kantor media pemerintah Bahrain, NCC, mengatakan pada hari Minggu.

Amerika Serikat terakhir menggunakan "Armada Udara Cadangan Sipil" pada periode menjelang dan termasuk invasi ke Irak dan sebelum itu, Perang Teluk 1991.

Keterbatasan jumlah pesawat hanyalah salah satu masalah yang dihadapi evakuasi dari Afghanistan yang membuat para pengungsi dikirim ke belasan negara.

Para pejabat mengatakan mereka juga frustrasi dengan pemrosesan yang lambat oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Departemen Luar Negeri AS, dan ada kekhawatiran yang meningkat tentang keamanan di Kabul.

Amerika Serikat dan sekutunya telah membawa beberapa ribu tentara untuk mengatur evakuasi warga asing dan warga Afghanistan yang rentan, tetapi telah menjauh dari daerah di luar bandara Kabul.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN bahwa Amerika Serikat telah mengamankan kapasitas untuk membuat sejumlah besar orang Amerika aman melewati bandara dan ke lapangan terbang di Afghanistan, tetapi tidak memberikan rincian.

Pekan lalu, militer AS menggunakan tiga helikopter militer untuk membawa 169 orang Amerika ke bandara Kabul dari sebuah gedung yang hanya berjarak 200 meter. Para pejabat mengatakan bahwa jenis operasi itu diperkirakan akan terus berlanjut.

Joe Biden mengatakan dia mengarahkan Departemen Luar Negeri untuk menghubungi orang Amerika yang terlantar di Afghanistan melalui telepon, email, dan cara lain, dan juga mengatakan Amerika Serikat saat ini sedang mengeksekusi rencana untuk memindahkan mereka ke bandara Kabul.

Baca juga: Warga Afghanistan Melahirkan di Pesawat Militer Amerika Saat Kabur dari Taliban

REUTERS | CNN

Berita terkait

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

4 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

6 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

8 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

19 jam lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

1 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya