TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika membentuk rute alternatif ke Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. Hal itu seiring dengan berkembangnya informasi bahwa kelompok teroris ISIS-K akan mencoba menyerang mereka. Sebagaimana diketahui, Militer Amerika tengah disibukkan puluhan ribu warga yang mencoba kabur dari Afghanistan sejak Taliban mengambil alih pemerintahan.
"Ada kemungkinan besar ISIS-K akan mencoba menyerang bandara," ujar Kementerian Pertahanan Amerika dalam keterangan persnya, dikutip dari CNN, Ahad, 22 Agustus 2021.
Seorang pejabat di Kabul membenarkan kabar tersebut. Mereka menyatakan bahwa ancaman dari ISIS-K nyata dan kredibel, namun tidak dalam waktu dekat. Adapun Taliban disampaikan sudah mengetahui kabar tersebut dan akan berkoordinasi untuk mencegah adanya serangan.
Menurut laporan CNN, jalur evakuasi alternatif tersebut akan berlaku baik untuk warga Amerika, warga lokal, maupun warga negara asing lainnya. Jalur alternatif akan tetap membawa warga ke gerbang akses Bandara Hamid Karzai.
Di jalanan menunju bandara, Militer Amerika mencoba mengurai antrian warga agar tidak membludak di satu titik. Bottleneck di satu titik tidak hanya akan membuat alur evakuasi terganggu, tetapi juga mengancam keamanan warga. Sabtu kemarin, tujuh warga tegas karena terdesak oleh rombongan pengungsi.
Baca Juga:
Para tentara Inggris, Turki, dan AS membantu seorang bocah saat evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, 20 Agustus 2021. Para tentara asing bahu-membahu mengevakuasi warga Afghanistan, khususnya anak-anak. Sgt. Victor Mancilla/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS
"Ada banyak sekali kekhawatiran keamanan. Kami bertarung dengan waktu dan ruang."
"Misi utamanya adalah melarikan warga sebanyak dan secepat mungkin. Itulah fokus kami...Kami mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk tahu kondisi di lapangan," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika John Kirby.
Berdasarkan laporan intelijen Amerika, ISIS-K adalah kelompok teroris yang berkembang di Suriah dan Irak. Walau misi, taktik, dan ideologinya sama dengan ISIS, keduanya tidak berkaitan erat sehingga komunikasi dan komando keduanya pun terpisah.
Di Afghanistan, ISIS-K dikabarkan memiliki 10-15 kombatan. Mereka ada yang veteran jihadis di Suriah, ada juga yang berasal dari luar Timur Tengah.
Jumat kemarin, Presiden Amerika Joe Biden sudah mengatakan bahwa dirinya akan memantau terus ancaman terorisme di Afghanistan seiring dengan masuknya Taliban sebagai penguasa baru. "Kami memantau segala potensi ancaman terorisme, baik di dalam maupun sekitar airport, termasuk ancaman dari afiliasi ISIS di Afghanistan."
Sejak akhir Juli, Amerika telah mengungsikan kurang lebih 22 ribu orang dari Afghanistan. Sebanyak 17 ribu di antaranya diungsikan sejak 14 Agustus. Beberapa dari mereka adalah warga Afghanistan yang sempat bekerja untuk misi diplomatik Amerika, baik sebagai staff ataupun penerjemah.
Baca juga: Tujuh Warga Afghanistan Tewas Dalam Kekacauan di Dekat Bandara Kabul
ISTMAN MP | REUTERS