Berita Top 3 Dunia: Ubah Orientasi Sex Terancam Bui, Jerman Minta Paspor Vaksin
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 31 Juli 2021 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita Top 3 Dunia pada Jumat kemarin, 30 Juli 2021 dimulai dari Selandia Baru yang memperkenalkan UU yang akan menjerat warganya yang mengubah orientasi seksual, identitas gender atau ekspresi gender dengan hukuman penjara 5 tahun.
Berita lainnya adalah Jerman yang meminta paspor vaksin Covid-19 atau bukti tes negatif untuk setiap pelancong. Terakhir, Direktur Federasi Pesepeda Jerman diusir dari Olimpiade karena dinilai rasis. Berikut berita selengkapnya:
1. Praktik Mengubah Orientasi Sex LGBT di Selandia Baru Terancam 5 Tahun Bui
Selandia Baru pada Jumat, 30 Juli 2021 memperkenalkan rancangan undang-undang, yang akan menjatuhkan hukuman sampai 5 tahun penjara pada praktik-praktik untuk mengubah orientasi seksual seseorang, identitas gender atau ekspresi gender yang dikenal sebagai terapi konversi LGBT.
Menteri Kehakiman Selandia Baru Kris Faafoi mengatakan kebijakan tersebut ditujukan untuk mengakhiri praktik-praktik, yang tidak berhasil (mengubah orientasi seks), namun secara luas dideskriditkan dan menyebabkan kerugian.
“Praktik-praktik konversi tidak memiliki tempat di Selandia Baru yang modern. Praktik itu berdasarkan keyakinan yang salah bahwa orientasi seksual seseorang, identitas gender atau ekspreksi gender rusak dan perlu diperbaiki,” kata Faafoi.
Menurut Faafoi, tenaga profesional kesehatan, pemuka agama dan aktivis HAM di Selandia Baru dan di luar negeri menyerukan penolakan mereka terhadap praktik-praktik melukai dan memiliki potensi untuk melanggengkan prasangka, diskriminasi dan pelecehan terhadap komunitas LGBT.
Di bawah RUU yang baru ini, maka siapapun yang melakukan praktik mengubah orientasi sex pada seseorang di bawah 18 tahun atau orang yang belum punya kapasitas mengambil keputusan sendiri, bisa dipenjara sampai 3 tahun.
Praktik mengubah orientasi seksual seseorang hingga menyebabkan luka serius bisa dikenai hukuman sampai 5 tahun penjara. RUU tersebut tidak menyoroti ekspresi umum dari para pemeluk suatu agama atau prinsip-prinsip mengenai sex dan gender. Undang-undang melawan terapi (orientasi sex LGBT) telah mendapatkan momentum di seluruh dunia, diantaranya Kanada, Inggris dan Australia.
<!--more-->
2. Pelancong ke Jerman Akan Dimintai Paspor Vaksin Covid-19 Atau Bukti Tes Negatif
Semua pelancong yang tiba di Jerman mulai akhir pekan ini akan diminta menunjukkan paspor vaksin Covid-19, bukti kekebalan dari infeksi sebelumnya, atau menunjukkan hasil tes negatif Covid-19, sumber pemerintah Jerman melaporkan.
Rencana tersebut mencerminkan kekhawatiran yang berkembang di antara para pemimpin regional dan nasional Jerman, bahwa meningkatnya beban kasus di tempat wisata dapat membantu memicu gelombang keempat Covid-19 ketika orang Jerman pulang dari liburan.
Jerman sekarang memerlukan tes negatif atau bukti kekebalan Covid-19 hanya dari mereka yang datang dari negara yang disebut "daerah berisiko", "daerah dengan insiden tinggi" dan "daerah varian virus", yang di Eropa sekarang termasuk Inggris, Spanyol, dan Belanda, dikutip dari Reuters, 30 Juli 2021.
Aturan sekarang juga diterapkan secara berbeda di bandara dan penyeberangan jalan, dan para pemimpin daerah ingin membuatnya lebih konsisten.
Jerman mencatat 3.142 infeksi baru pada hari Kamis, menurut badan pengendalian penyakit menular Jerman, Robert Koch Institute.
Setelah vaksinasi awal yang lambat, Jerman dengan cepat menerapkan vaksinasi luas, dengan 61,3 persen dari populasi menerima setidaknya satu suntikan vaksin Covid-19, yang secara dramatis mengurangi keparahan dan kematian penyakit.
<!--more-->
3. Dinilai Rasis, Direktur Federasi Pesepeda Jerman Diusir dari Olimpiade Tokyo
Direktur Federasi Olahraga Bersepeda Jerman Patrick Moster diminta untuk angkat kaki dari acara Olimpiade Tokyo setelah tertangkap kamera memberikan komentar rasis dalam sebuah acara uji coba pada Rabu, 28 Juli 2021. Pengusiran pada Moster dikonfirmasi oleh tim Olimpiade Jerman pada Kamis, 29 Juli 2021.
“Ketua tim di Olimpiade Tokyo sudah memutuskan bahwa Patrick Moster tidak bisa melanjutkan tugasnya sebagai ketua tim nasional bersepeda dan akan pulang ke Jerman,” demikian keterangan tim Olimpiade Jerman.
Dalam sebuah acara uji-coba jalur bersepeda, Moster mencoba memberikan semangat pada salah satu pesepeda asal Jerman. Hanya saja, kalimatnya dianggap bernada rasis.
“Panggil para penunggang unta. Ayo jemput para penunggang unta, ayo,” kata Moster, dengan nada berteriak pada Nikias Arndt, yang sedang dibalap oleh lawannya Azzedine Lagab dari Aljazair dan Amanuel Ghebreigzabhier dari Eritrea.
Moster sudah meminta maaf atas kekhilafannya itu. Dia mengatakan ketika itu terpancing oleh suasana yang sangat sengit dan tidak bermaksud rasis.
Permohonan maaf Moster diterima oleh Komite Olimpiade Jerman (DOSB), namun mereka tidak bisa membiarkan Moster tetap berada di Tokyo setelah ucapannya menyebabkan kehebohan di Olimpiade dan negaranya. Federasi Olahraga Bersepeda Internasional (UCI) mengutuk komentar Moster.
“Kami yakinkan bahwa permintaan maafnya (Moster) ke publik kemarin tulus, terkait komentar rasisnya,” kata Presiden DOSB Alfons Hoermann.
EKA | SUCI | REUTERS