TEMPO.CO, Jakarta - Jerman mengklasifikasikan Spanyol dan Belanda sebagai area dengan insiden kasus virus corona yang tinggi. Itu artinya, pelancong yang belum disuntik vaksin virus corona dan baru melancong dari dua negara tersebut, harus menjalani karantina mandiri setidaknya lima hari.
Kebijakan ini berlaku selama libur musim panas, di mana banyak keluarga di Jerman yang rekreasi ke pantai-pantai di mediterania, Spanyol atau Laut Utara di Belanda.
Relawan Turki Geocen Muelayim, 55 tahun (kiri), bersama Ural Hassan, 55 tahun, menyiapkan makanan buka puasa Iftar-to-go dari Masjid Wuppertal, untuk mengantarkan makanan kepada Muslim dan non Muslim yang membutuhkan di tengah wabah virus Corona di Wuppertal, Jerman, 29 April 2020.[REUTERS]
Hampir separuh dari populasi Jerman sudah mendapat suntikan dua dosis virus corona sehingga mereka dibebaskan dari kewajiban melakukan karantina mandiri. Di Jerman, sebanyak 2 persen remaja usia 18 tahun ke bawah sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin virus corona sehingga mereka bisa ikut piknik bersama keluarga.
Baca Juga:
Sedangkan di Spanyol, angka kasus baru Covid-19 di sana tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Jumlah kasus naik sampai lima kali lipat pada periode pertengahan Juni dan pertengahan Juli 2021.
Dalam 14 hari terakhir, Spanyol mencatat ada 624 kasus baru positif Covid-19 per 100 ribu orang. Adapun di Belanda, sepanjang akhir pekan lalu ada 670 kasus infeksi virus corona. Kasus yang terjadi di kedua negara tersebut, jauh jika dibanding kasus positif Covid-19 yang ada di Jerman, yakni hanya 17 kasus.
Persyaratan dari Jerman yang mengharuskan para pelancong dari negara-negara tinggi kasus virus coronanya, tidak berlaku jika mereka pernah terinfeksi Covid-19 dalam 6 bulan terakhir. Ada pun aturan karantina mandiri bagi pelancong dari Spanyol dan Belanda, yang tiba di Jerman, berlaku mulai Selasa, 27 Juli 2021.
Baca juga: Banjir Jerman, Diduga Bisa Berdampak ke Pemilu Federal
Sumber: Reuters