Kedutaan Besar Kuba di Paris Dilempar Bom Molotov
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 27 Juli 2021 19:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan besar Kuba di Paris pada Selasa mengatakan gedungnya telah diserang bom molotov pada Senin malam, menyebabkan beberapa kerusakan tetapi tidak ada stafnya yang terluka.
Insiden ini membuat pihak berwenang Prancis untuk meningkatkan keamanan di sekitar gedung.
Tiga bom bensin dilemparkan oleh dua orang yang tidak disebutkan namanya, menyebabkan kebakaran di fasad dan pintu masuk gedung, kata kedutaan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, 27 Juli 2021.
Kantor kejaksaan Paris mengatakan penyelidikan sedang berlangsung. Belum ada yang ditangkap atau mengaku bertanggung jawab, kata polisi Paris, France24 melaporkan.
Polisi Paris mengatakan dua bom molotov yang menghantam kedutaan berhasil dipadamkan saat petugas pemadam kebakaran tiba.
We denounce a cowardly terrorist act against Cuban Embassy in Paris
— Hugo René Ramos Milanés (@HugoRRamosM) July 27, 2021
Are they still going to insist on peaceful demonstrations?
Those who encourage hatred are responsible. We wait for expressions of condemnation from all those voices "concerned" about what is happening in Cuba. https://t.co/xFN6oJ0PCK pic.twitter.com/tscLsirTQD
Pusat pers internasional kementerian luar negeri Kuba mengatakan tiga bom molotov dilemparkan, dua di antaranya mengenai kedutaan dan membakar bagian luar gedung. Para diplomat Kuba memadamkan api ketika petugas pemadam kebakaran dan polisi Prancis tiba di tempat kejadian, katanya.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Prancis mengatakan pada Selasa bahwa Prancis mengutuk serangan terhadap kedutaan besar Kuba dan bahwa penyelidikan yudisial telah dibuka. Dia menambahkan bahwa keamanan telah ditingkatkan di sekitar kedutaan.
Serangan ini bertepatan ketika Kuba diguncang oleh protes terhadap krisis ekonomi yang mendalam, penanganan pemerintah terhadap pandemi virus corona dan pembatasan kebebasan sipil, mendorong negara yang dikelola Komunis untuk membatasi akses ke media sosial.
Para menteri luar negeri Amerika Serikat dan 20 negara lainnya pada hari Senin mengutuk penangkapan massal di Kuba dan menyerukan pemulihan penuh akses Internet.
Kementerian luar negeri Kuba menerbitkan foto-foto bom bensin di akun Twitter resminya.
"Mereka yang bertanggung jawab langsung atas tindakan ini adalah mereka yang menghasut kekerasan dan kebencian terhadap negara kita," katanya.
Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez dan kedutaan besar Kuba di Paris menyalahkan Amerika Serikat, dengan mengatakan tindakan seperti itu didorong oleh kampanye pemerintah AS melawan Kuba.
Baca juga: Kuba Diguncang Unjuk Rasa, Warga Frustasi Penanganan Pandemi
REUTERS | FRANCE24