Wamenlu Cina Tuduh Amerika Ciptakan Musuh Imajiner untuk Tekan Cina

Senin, 26 Juli 2021 18:00 WIB

Bendera Republik Rakyat Cina dan bendera AS berkibar di tiang lampu di sepanjang jalan Pennsylvania Avenue dekat Capitol AS selama kunjungan kenegaraan Presiden China Hu Jintao, di Washington, DC, Amerika Serikat, 18 Januari 2011.[REUTERS/Hyungwon Kang]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang diplomat senior Cina pada Senin menuduh Amerika menciptakan musuh imajiner untuk mengalihkan perhatian dari masalah dalam negeri dan menekan Cina, selama pembicaraan tingkat tinggi dengan pejabat AS.

Di tengah memburuknya hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman tiba pada Ahad untuk pertemuan tatap muka di kota utara Tianjin.

"Amerika Serikat ingin menghidupkan kembali rasa tujuan nasional dengan menetapkan Cina sebagai 'musuh imajiner'," kata Wakil Menteri Luar Negeri Xie Feng seperti dikutip televisi pemerintah dalam sebuah laporan pada sesi Senin pagi, bahkan saat pembicaraan sedang berlangsung, dilaporkan Reuters, 26 Juli 2021.

Amerika Serikat telah memobilisasi pemerintah dan masyarakatnya untuk menekan Cina, katanya.

"Seolah-olah begitu pembangunan Cina ditekan, masalah domestik dan eksternal AS akan teratasi, dan Amerika akan menjadi hebat lagi, dan hegemoni Amerika dapat dilanjutkan."

Advertising
Advertising

Wendy Sherman akan bertemu dengan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Wang Yi pada Senin.

Kunjungannya ke Cina terlambat ditambahkan ke rencana perjalanan Asia yang mencakup pemberhentian di Jepang, Korea Selatan, dan Mongolia, di tengah perselisihan tentang protokol antara Beijing dan Washington.

Xie Feng, komisaris Kementerian Luar Negeri Cina di Hong Kong, memberikan pengarahan tentang undang-undang keamanan nasional yang diusulkan di Hong Kong, China 25 Mei 2020. [REUTERS/James Pomfret]

Pada hari Sabtu, Wang Yi telah memperingatkan bahwa Cina tidak akan menerima Amerika Serikat mengambil posisi "superior" dalam hubungan itu, sehari setelah Cina meluncurkan sanksi terhadap mantan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dan lainnya.

Pernyataan Wendy Sherman selama pembicaraan, seperti yang digariskan oleh pejabat senior AS, adalah bahwa Amerika Serikat menyambut baik persaingan dengan Cina, tetapi akan bersikeras bertindak secara adil dan setara, dan membangun garis pembatas untuk menghindari konflik.

Pemerintah AS dan anggota parlemen telah kritis terhadap kebijakan Cina di Hong Kong dan Xinjiang, dengan Senat AS telah meloloskan RUU bulan ini untuk melarang impor dari Xinjiang, dengan alasan kekhawatiran pengunaan kerja paksa.

Pada hari Senin, Xie mengatakan kepada media Cina bahwa dia menyampaikan daftar permintaan kepada Amerika Serikat untuk "memperbaiki" tindakannya di masa lalu terhadap Cina, seperti sanksi terhadap pejabat.

Pembicaraan Senin terjadi di tengah hubungan yang tegang antara Cina dan Amerika Serikat yang telah memburuk dalam beberapa bulan sejak pertemuan diplomatik awal pada Maret di Anchorage, yang pertama di bawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Pada pertemuan Alaska, pejabat Cina, termasuk Wang Yi, mencerca negara demokrasi AS, sementara pejabat AS menuduh pihak Cina terlalu pamer.

Pertemuan Senin diadakan di tengah langkah-langkah ketat Covid-19 Cina, yang berarti bahwa pejabat asing telah bertemu dengan rekan-rekan Cina di luar Beijing, ibu kota.

Media asing dijauhkan dari lokasi pembicaraan, tetapi media Cina diizinkan berada di lokasi.

Baca juga: Cina Tawarkan Amerika Serikat untuk Dialog

REUTERS

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

2 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

6 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

13 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

15 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

17 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

18 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya