Eks Kepala Dewan HAM PBB Akan Selidiki Kejahatan Perang Israel dan Hamas

Jumat, 23 Juli 2021 07:30 WIB

Tim penyelamat membawa Suzy Eshkuntana, 6 tahun, saat mereka menariknya dari puing-puing bangunan di lokasi serangan udara Israel, di Kota Gaza 16 Mei 2021. [REUTERS / Mohammed Salem]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Navi Pillay, akan memimpin komisi penyelidikan internasional atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan selama konflik antara Israel dan kelompok perjuangan Palestina Hamas di Gaza, Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengumumkan pada Kamis.

Dewan HAM PBB sepakat pada akhir Mei untuk membuka penyelidikan dengan mandat luas untuk menyelidiki tuduhan kejahatan tidak hanya di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel, tetapi juga di Israel selama permusuhan yang dihentikan oleh gencatan senjata 21 Mei, dikutip dari Reuters, 23 Juli 2021.

Sedikitnya 250 warga Palestina dan 13 orang di Israel tewas dalam pertempuran sengit, di mana gerilyawan Gaza menembakkan roket ke kota-kota Israel dan Israel melakukan serangan udara ke Gaza.

Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan kepada dewan pada saat itu bahwa serangan mematikan Israel di Gaza mungkin merupakan kejahatan perang dan bahwa Hamas telah melanggar hukum humaniter internasional dengan menembakkan roket ke Israel.

Komisioner Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay berbicara selama wawancara dengan Reuters di kantornya di Jenewa 19 Agustus 2014. [REUTERS/Ruben Sprich]

Advertising
Advertising

Israel pada hari Kamis mengulangi penolakannya terhadap penyelidikan.

"Tidak mengherankan, tujuan dari mekanisme ini adalah untuk menemukan pelanggaran Israel, sambil menutupi kejahatan yang dilakukan oleh Hamas, sebuah organisasi teroris di Jalur Gaza," kata perwakilan Israel untuk PBB di Jenewa.

"Seperti yang diumumkan Israel segera setelah sesi khusus, tidak dapat dan tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan semacam itu," katanya.

Pillay, mantan hakim Afrika Selatan yang menjabat sebagai Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dari 2008-2014, akan memimpin panel tiga orang yang juga terdiri dari ahli India Miloon Kothari dan ahli Australia Chris Sidoti, kata pernyataan Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Para penyelidik Dewan HAM PBB, yang telah diminta untuk mencoba mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran Israel dan Hamas dengan maksud untuk memastikan mereka bertanggung jawab, akan mempresentasikan laporanpertama mereka pada Juni 2022.

Baca juga: PBB Meminta Bantuan Rp 1,3 Triliun untuk Warga Palestina

REUTERS

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

5 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

7 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

8 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

9 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

13 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

14 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

15 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

15 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

16 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

16 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya