Dipakai untuk Sadap Presiden, Israel Kaji Pembatasan Ekspor Spyware Pegasus

Kamis, 22 Juli 2021 18:45 WIB

Spyware pegasus. Thequint.com

TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Israel berencana mengubah kebijakan ekspor pertahanannya untuk merespon kasus penggunaan spyware Pegasus, dari perusahaan lokal NSO, untuk menyadap jurnalis dan kepala negara lain. Adapun salah satu kebijakan yang tengah dipertimbangkan Parlemen Israel akan membatasi ekspor dari piranti lunak tersebut.

"Kami harus mempelajari kembali pemberian lisensi oleh Agensi Ekspor Pertahanan (DECA)," ujar Ram Ben-Barak, Kepala dari Komite Pertahanan dan Urusan Luar Negeri Parlemen Israel, Kamis, 22 Juli 2021.

Ben-Barak melanjutkan, pihaknya dan Pemerintah Israel akan bergerak cepat untuk merespon masalah ini. Segala temuan yang ada, baik dari parlemen maupun satgas yang dibentuk pemerintah, akan menentukan langkah selanjutnya terhadap spyware Pegasus.

"Penggunaan Pegasus (sejak mendapat izin dari DECA), sudah membantu banyak orang," klaim Ben-Barak.

DECA, yang berada di dalam Kementerian Pertahanan, adalah pihak yang memberi izin ekspor spyware Pegasus. Dalam keterangannya, DECA mengatakan bahwa spyware Pegasus tidak dijual sembarangan, hanya kepada klien-klien tertentu yang sudah diseleksi. Penggunaannya pun, kata mereka, juga tidak ditujukan untuk penyadapan kepala negara, melainkan untuk melacak teroris dan kriminal.

Spyware pegasus. Amnesty.org


Realita di lapangan berkata berbeda. Menurut laporan gabungan 17 organisasi media, spyware Pegasus telah digunakan untuk meretas gawai jurnalis, politisi, bahkan kepala negara. Tujuannya, untuk bisa menyadap segala percakapan sensitif, baik teks maupun audio, yang ada di gawai tersebut.

Salah satu kepala negara yang diketahui menjadi target peretasan dan penyadapan dengan spyware Pegasus adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron sudah membentuk tim investigasi untuk menindaklanjuti laporan yang ada. Selain Macron, ada juga jurnalis Hungaria Szabolcs Panyi yang mengklaim menemukan jejak Pegasus NSO di telepon genggamnya.

NSO, secara terpisah, menyatakan siap kooperatif dalam proses investigasi yang ada. Ia pun memastikan NSO bisa memutus penggunaan spyware Pegasus jika salah satu pembelinya ketahuan menyalahgunakannya.

"Jika jurnalis benar menjadi target peretasan dan penyadapan, kami bisa jamin sistem Pegasus akan kami putus dari siapapun yang menyalahgunakannya. Tindakan tersebut tidak bisa ditolerir," ujar Kepala NSO Shalev Hulio.

Hulio belum mengungkapkan siapa saja klien yang telah membeli spyware Pegasus dari NSO. Ia hanya menyatakan perusahaannya bekerja dengan 45 negara dan telah menolak 90 negara. Selain itu, ia menambahkan NSO juga pernah memutus sistem spyware Pegasus dari lima pembeli karena ketahuan menyalahgunakannya.

Baca juga: Bentuk Satgas, Israel Selidiki Pemakaian Spyware Pegasus untuk Sadap Presiden

REUTERS | ISTMAN MP






Berita terkait

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

37 menit lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

12 jam lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

15 jam lalu

30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

Tentara Israel mulai kelelahan melawan Hamas. Sebanyak 30 orang tentara Israel menolak diterjunkan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

18 jam lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

19 jam lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

20 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

21 jam lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

22 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

23 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

23 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya