Tekan Junta, Prancis Hentikan Kerjasama Militer dengan Mali

Jumat, 4 Juni 2021 10:00 WIB

Assimi Goita, 38 tahun, pada Jumat, 28 Mei 2021, diputuskan oleh Pengadilan Konstitusi untuk menjadi Presiden Mali sementara. Sumber; Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis memutuskan untuk menghentikan kerjasama pertahanannya dengan Mali. Keputusan itu diambil sebagai respon atas kudeta kedua yang dilakukan oleh PLT Presiden Mali, Assimi Goita, pekan lalu. Prancis berharap langkah yang diambil akan mampu mendesak Goita untuk mengembalikan pemerintahan ke sipil.

"Sebagai langkah jaga-jaga, kami memutuskan untuk menghentikan sementara segala operasi bersama dengan Angkatan Bersenjata Mali, termasuk pemberian rekomendasi," ujar Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis dalam keterangan persnya, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis waktu setempat, 3 Juni 2021.

Pemerintah Prancis menegaskan bahwa penghentian ini bukan berarti Angkatan Bersenjata tidak akan berada di Mali. Mereka mengatakan, Militer Prancis akan tetap berada di Mali, namun tidak dalam kapasitas menjalankan operasi militer bersama. Segala operasi Angkatan Bersenjata Prancis ke depannya akan bersifat mandiri.

Menurut laporan Reuters, Prancis menempatkan 5000 personil militer di Mali. Mereka ditugaskan untuk mencegah dan merespon serangan milisi-milisi Muslim di utara Mali dan Sahel. Milisi yang biasa dihadapi Prancis dan Mali adalah Al-Qaeda dan ISIS.

Presiden Prancis Macron menghadiri konferensi video KTT Iklim, di Istana Elysee di Paris, Prancis, 22 April 2021. [Ian Langsdon / Pool via REUTERS]


Beberapa tahun terakhir, kedua milisi tersebut memperkuat basis kekuatannya di Afrika Barat. Mereka menyerang sejumlah negara seperti Mali dan Burkina Faso. Prancis dikabarkan mulai frustasi karena operasi bersama Mali belum memperlihatkan ujungnya hingga sekarang.

Rasa frustasi itu berkembang ketika mengetahui Assimi Goita melakukan kudeta dan berencana bernegosiasi dengan kedua milisi. Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Ahad kemarin, mengatakan Prancis menimbang untuk menarik pasukannya dari Mali atas tindakan Goita.

"Saya menyampaikan pesan dengan jelas kepada mereka bahwa kami tidak akan menetap di negara yang tak lagi demokratis," ujar Macron.

Sejauh ini, Mali belum merespon langkah Prancis maupun ancamannya. Adapun penghentian tersebut bukan satu-satunya hukuman yang dihadapi Mali. Keanggotaan mereka di Uni Afrika dan Blok Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) juga ditahan akibat aksi Assimi Goita mengkudeta Presiden Bah Ndaw and PM Moctar Ouane.

Baca juga: Uni Afrika Tahan Keanggotaan Mali Karena Faktor Kudeta

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

3 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

7 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

21 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

21 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

22 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya