Joe Biden Mau Abaikan Hak Paten Vaksin Covid-19, Saham Farmasi Dunia Anjlok

Kamis, 6 Mei 2021 19:00 WIB

Berdiri di depan potret mantan Presiden Abraham Lincoln, Presiden AS Joe Biden berbicara tentang respons pandemi penyakit virus corona (COVID-19) pemerintahan Biden di State Dining Room di Gedung Putih di Washington, AS, 2 Maret 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Saham perusahaan farmasi yang terlibat dalam produksi vaksin Covid-19 merosot pada hari Kamis setelah Presiden Joe Biden berencana mengabaikan hak paten vaksin Covid-19 pada Rabu.

Saham Pfizer, Moderna dan Novavax yang terdaftar di Frankfurt masing-masing turun 5,2%, 8,2% dan 10,1%, memperpanjang kerugian hingga 6% yang terlihat pada hari Rabu, dilaporkan Reuters, 6 Mei 2021.

Mereka diperkirakan akan dibuka lebih rendah di Wall Street, jatuh 2,6% menjadi 4,2% dalam perdagangan pra-pasar.

Kerugian tersebut dipicu setelah Biden mengatakan dia akan mendukung pengabaian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk kekayaan intelektual vaksin corona untuk membantu negara lain perang melawan pandemi.

Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, mengatakan pemerintahan Biden akan bernegosiasi dengan Organisasi Perdagangan Dunia untuk membahas pengabaian perlindungan paten untuk vaksin.

Advertising
Advertising

Minggu ini, WTO menyerukan kepada negara-negara anggota untuk sementara memudahkan perlindungan hak paten untuk vaksin Covid-19.

Logo Moderna tercermin dalam tetesan jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

Dengan melakukan hal itu, negara lain akan berkesempatan untuk memproduksi vaksin Covid-19 menggunakan proses teknologi yang sama dengan perusahaan seperti Moderna, BioNTech, dan Pfizer.

"Pemerintah sangat percaya pada perlindungan kekayaan intelektual, tetapi demi kontribusi untuk mengakhiri pandemi ini, maka kami mendukung pengabaian perlindungan hak paten untuk vaksin Covid-19," kata Tai dalam pernyataan tertulis, dikutip dari Investor's Business Daily.

Menerapkan pengabaian semacam itu bisa menjadi proses yang panjang, tetapi pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan yang telah banyak berinvestasi dalam vaksin Covid-19.

"Ini jelas dapat mengurangi potensi pendapatan yang diharapkan beberapa dari perusahaan-perusahaan ini dari melisensikan hak paten mereka," kata Neil Wilson, kepala analis pasar di Markets.com.

Saham farmasi juga melemah di tempat lain, dengan Curevac Jerman, yang saat ini sedang meminta persetujuan untuk vaksin Covid-19 produksi mereka, jatuh sebanyak 15%.

Saham pembuat vaksin Cina juga merosot dengan CanSino Biologics Inc, pembuat vaksin Covid-19 dosis tunggal, turun 16%. Sahamnya di Hong Kong turun sebanyak 22%.

Shanghai Fosun Pharmaceutical Group turun 10%.

Namun, saham AstraZeneca yang terdaftar di London tidak berubah. Indeks saham perawatan kesehatan Eropa turun 0,5%, sedikit tertinggal dari benchmark pan-Eropa STOXX 600.

Botol terlihat saat seorang karyawan mengerjakan vaksin Covid-19 di fasilitas manufaktur Pfizer di Kalamazoo, Michigan, AS. Inggris akan mulai mendatangkan vaksin untuk dapat didistribusikan mulai pekan depan. Pfizer/HO REUTERS

Federasi Produsen dan Asosiasi Farmasi Internasional (IFPMA) pada Rabu mengatakan rencana Presiden AS Joe Biden untuk menghapus hak paten vaksin Covid-19 keliru dan menyerukan lebih banyak perjanjian transfer teknologi alih-alih pengabaian hak paten.

"Pengabaian hak paten vaksin COVID-19 tidak akan meningkatkan produksi atau memberikan solusi praktis yang diperlukan untuk memerangi krisis kesehatan global ini. Sebaliknya, hal itu kemungkinan akan menyebabkan gangguan," kata IFPMA yang berbasis di Jenewa, yang mewakili perusahaan farmasi berbasis penelitian, Reuters melaporkan.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut langkah Biden sebagai "MOMEN MONUMENTAL DALAM PERANG MELAWAN # COVID19" di Twitter, dan mengatakan itu mencerminkan "kebijaksanaan dan kepemimpinan moral Amerika Serikat."

Perusahaan farmasi yang mengerjakan vaksin telah melaporkan pendapatan dan keuntungan yang tajam selama krisis. Kelompok lobi terbesar industri farmasi memperingatkan bahwa langkah Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya akan merusak tanggapan perusahaan terhadap pandemi dan membahayakan keselamatan.

Satu sumber industri mengatakan perusahaan AS akan berjuang untuk memastikan pengabaian yang disepakati sesempit dan sebatas mungkin.

Biden berada di bawah tekanan yang semakin intensif untuk membagikan pasokan vaksin AS dan teknologi untuk memerangi virus di seluruh dunia.

Keputusan Joe Biden untuk mengabaikan hak paten vaksin Covid-19 datang saat wabah gelombang kedua Covid-19 melanda India dan menyumbang 46% dari kasus virus corona yang tercatat di seluruh dunia minggu lalu.

Baca juga: Berubah Sikap, Amerika Dukung Pemberian Paten Vaksin COVID-19 ke Negara Miskin

REUTERS | INVESTOR'S BUSINESS DAILY

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

17 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

1 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

2 hari lalu

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

Dinamika kebijakan Bank Sentral Amerika diprediksi masih memberi pengaruh pada penurunan IHSG pekan depan

Baca Selengkapnya

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

2 hari lalu

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

Joe Biden mengatakan gencatan senjata bisa terjadi secepatnya jika seluruh sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

3 hari lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

4 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.

Baca Selengkapnya

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

4 hari lalu

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) akan membagikan dividen Rp 3,08 triliun.

Baca Selengkapnya

Macklemore Rilis Lagu Dukungan untuk Palestina, Ada Nama Joe Biden di Liriknya

4 hari lalu

Macklemore Rilis Lagu Dukungan untuk Palestina, Ada Nama Joe Biden di Liriknya

Rapper Macklemore merilis lagu dukungan untuk Palestina berjudul "Hind's Hall", nama Joe Biden disebut dalam liriknya sebagai bentuk kritik.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

5 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya