Dugaan Kerja Paksa, Sarung Tangan Medis dari Malaysia Tak Bisa Masuk Amerika

Rabu, 5 Mei 2021 21:35 WIB

Perawat memberikan sarung tangan berisi air hangat untuk pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Sao Carlos, Brasil, 16 April 2021. Sarung tangan berisi air itu untuk memberikan ketenangan bagi pasien Covid-19 yang tengah dirawat di ICU. REUTERS/Amanda Perobelli

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat (CBP) pada Rabu, 5 Mei 2021, mengkonfirmasi telah menyita sebuah pengiriman 3,97 juta sarung tangan nitrile, yang satu kali pakai dari Top Glove Corp Bhd, Malaysia. Barang sitaan itu diperkirakan bernilai US$518 ribu (Rp 7,4 miliar).

Penyitaan dilakukan atas tuduhan barang tersebut dibuat lewat kerja paksa. CBP pada 29 Maret 2021, menemukan adanya sebuah indikasi kerja paksa berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan pada Top Glove Corp Bhd, yakni sebuah perusahaan pembuat sarung tangan medis terbesar di dunia.

Ilustrasi sarung tangan dan masker (Pixabay.com)

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada Juli 2020, CBP sudah memasukkan dalam daftar hitam produk-produk yang dibuat oleh anak perusahaan Top Glove Corp Bhd. Larangan memasukkan barang-barangan buatan Top Glove Corp Bhd, diperpanjang menjadi berlaku untuk semua jenis barang buatan Top Glove Corp Bhd, yang dibuat di Malaysia sampai Maret 2021.

CBP dalam keterangannya menjelaskan sejumlah indikator hingga membuat CBP mengambil keputusan melakukan sita adalah jeratan utang, lembur yang berlebihan dan kondisi hidup pada pegawainya serta adanya penahanan dokumen para pegawai (kartu identitas mereka).

“CBP akan terus memfasilitasi impor yang resmi mengingat kondisi pandemi Covid-19 sambil memastikan barang-barang itu aman digunakan,” kata Diann Rodriguez, pegawai CBP di Area Port Director-Cleveland, mengaju pada pakaian perlindungan yang dikenakan para pegawai Top Glove Corp Bhd.

Sebelumnya pada bulan lalu, Top Glove Corp Bhd mengatakan kapasitas produksi mereka sudah terdampak oleh larangan yang diterbitkan Amerika Serikat. Lalu pada akhir pekan lalu, mereka menyelesaikan semua tuduhan adanya kerja paksa pada operasional mereka, diantaranya dengan merekrut konsultan etika perdagangan.

Baca juga: Pemerintahan Trump Blokir Impor Barang dari Xinjiang karena Tuduhan Kerja Paksa

Sumber: asiaone.com

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

57 menit lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

1 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

11 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

16 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

17 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

20 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

20 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 hari lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya