Jumlah Korban Jiwa Selama Kudeta Myanmar Capai 520 Orang

Rabu, 31 Maret 2021 16:15 WIB

Seorang pria menggunakan ketapel saat mereka berlindung di belakang barikade selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Ahad, 28 Maret 2021. Dilaporkan puluhan pendemo terluka dan meninggal saat aparat berupaya membubarkan kerumunan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Korban selama kudeta Myanmar terus bertambah. Angka terbaru, total ada 521 orang tewas sejak kudeta dimulai pada 1 Februari lalu. Adapun angka kematian terbesar dicatatkan pada Sabtu pekan lalu di mana 141 orang tewas yang beberapa di antaranya akibat serangan udara ke permukiman kelompok etnis di Karen.

Untuk mengenang mereka yang tewas selama kudeta berlangsung, warga Myanmar akan menggelar malam berkabung dengan menyalakan lilin di berbagai penjuru kota selama beberapa hari ke depan. Di sisi lain, hal itu juga menjadi pemberontakan terhadap aturan jam malam yang diterapkan Militer Myanmar untuk menekan perlawanan warga.

"Sebanyak delapan orang meninggal pada Selasa kemarin ketika ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa di berbagai kota," ujar keterangan pers Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik, Rabu, 31 Maret 2021.

Berbagai kelompok etnis di Myanmar khawatir pembantaian oleh junta militer masih akan terus berlanjut. Oleh karenanya, mereka mendesak adanya langkah untuk menghentikan aksi junta Militer Myanmar sesegera mungkin sebelum korban bertambahn banyak.

Kelompok Etnis Karen, yang terdampak serangan udara Militer Myanmar pada akhir pekan lalu, meminta negara-negara tetangga untuk memutus hubungan dengan junta. Sementara itu, kelompok bersenjata Kachin Independence Army membalas dengan menyerang langsung pos-pos Militer Myanmar.

Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, mendukung apa yang dikatakan kelompok-kelompok etnis Myanmar. Ia membujuk negara-negara dan perusahaan internasional yang memiliki kepentingan atau hubungan dengan Myanmar untuk mengkaji kembali hal tersebut. Terutama, kata Blinken, jika berhubungan langsung dengan Militer Myanmar.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara selama kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 4 Februari 2021. [REUTERS / Tom Brenner]

Sementara itu, Direktur Power and Diplomacy Program dari Lowy Institute, Herve Lemahieu, menyatakan Myanmar berpotensi menjadi negara gagal (Failed State). Dikutip dari CNBC, ia berkata situasi di Myanmar kian kompleks dan sulit terkendali karena Militer Myanmar sudah memutuskan untuk memerintah dengan "kekuatan senjata".

Agar situasi di Myanmar bisa segera diakhiri, Lemahieu menyatakan penting untuk komunitas internasional solid menolak kudeta. Sanksi dan kecaman, kata ia, tidak akan berdampak besar jika negara-negara besar atau mereka yang memiliki kepentingan dengan Myanmar tidak sejalan untuk segera mengakhiri kudeta.

"Apa yang kita butuhkan, minimum, adalah Cina, India, Amerika dan Jepang bersama-sama mendesak Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing untuk mundur pada Juni nanti. Itu bisa menjadi sinyal perubahan," ujar Lemahieu.

Hal senada dinyatakan oleh Rodger Baker, Wakil Presiden Senior dari lembaga konsultan geopolitik Stratfor. Ia berkata, titik tekan yang krusial terhadap Militer Myanmar agar mereka segera mengakhiri kudeta adalah ekonomi. Agar Militer Myanmar benar-benar terdesak, kata ia, komunitas internasional harus solid memutus hubungan dengan junta dan Cina harus berada di dalam komunitas itu.

Advertising
Advertising

"Kalian harus bisa membuat Cina, terutama, untuk menghentikan kerjasama ekonomi dengan Myanmar. Namun, itu memang sulit mengingat Cina tidak mau menekan Myanmar terlalu jauh," ujar Baker. Sebagaimana diketahui, Cina memiliki proyek jalur sutera Belt and Road Initiative yang melewati Myanmar.

Hingga berita ini ditulis, Militer Myanmar belum mau memberikan komentar.

Baca juga: Militer Myanmar Tewaskan Puluhan Anak Selama Kudeta Berlangsung

ISTMAN MP | REUTERS | CNBC







Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

8 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

3 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

3 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya