Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Militer Myanmar Tewaskan Puluhan Anak Selama Kudeta Berlangsung

image-gnews
Pengungsi Karen terlihat di perahu di tepi sungai Salween di Mae Hong Son, Thailand, 29 Maret 2021. Ada lebih dari 2.400 pengungsi di kamp Ei Tu Hta, sementara 5.000 lainnya tinggal di sepanjang tepi sungai Salween, yang memisahkan Myanmar dan Thailand. Dalam tangkapan layar ini diambil dari video yang diperoleh oleh Reuters.
Pengungsi Karen terlihat di perahu di tepi sungai Salween di Mae Hong Son, Thailand, 29 Maret 2021. Ada lebih dari 2.400 pengungsi di kamp Ei Tu Hta, sementara 5.000 lainnya tinggal di sepanjang tepi sungai Salween, yang memisahkan Myanmar dan Thailand. Dalam tangkapan layar ini diambil dari video yang diperoleh oleh Reuters.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar tidak pandang bulu soal siapa yang mereka bunuh dalam memukul mundur perlawanan warga. Anak-anak pun menjadi sasaran pembantaian mereka. Salah satunya terjadi dalam serangan udara ke nagara bagian Karen di tenggara Myanmar.

Dikutip dari CNN, Myanmar membombardir permukiman kelompok etnis Karen sejak Sabtu pekan lalu. Korban berjatuhan dan beberapa di antaranya adalah anak-anak. Seorang anak berusia lima tahun tewas terkena ledakan pada Ahad kemarin. Sementara itu, di hari yang sama, seorang anak berusia 12 tahun terluka parah di wajah karena serpihan bom. Hal itu secara lansgung menambah jumlah anak terdampak kudeta Myanmar.

"Penduduk desa, termasuk anak-anak di bawah umur, telah tewas terbunuh karena serangan udara Militer Myanmar," ujar Karen National Union, persatuan penduduk-penduduk desa di negara bagian Karen, Rabu, 31 Maret 2021.

Menurut data organisasi UNICEF, jumlah anak-anak yang menjadi korban selama kudeta Myanmar berlangsung sudah mencapai puluhan. Jumlahnya kurang lebih 35 anak per akhir pekan lalu. UNICEF khawatir jumlah itu akan bertambah seiring dengan makin agresifnya Militer Myanmar.

Data terbaru, Militer Myanmar sudah membunuh kurang lebih 520 orang. Selain itu, mereka juga sudah menangkap 3000 lebih orang dengan berbagai latar belakang. Mereka terdiri atas aktivis, jurnalis, politisi, hingga pejabat negara yang digulingkan. Adapun Militer Myanmar merasa apa yang mereka lakukan sudah sesuai standar internasional untuk menekan perlawanan warga.

"Konsekuensi jangka panjang dari krisis di Myanmar terhadap anak-anak bisa sangat mengerikan. Di sisi lain, krisis ini juga sudah menghentikan bantuan untuk anak-anak termasuk vaksin dan suplemen vitamin," ujar UNICEF, dikutip dari Washington Post.

Penduduk desa yang melarikan diri dari Negara Bagian Karen difoto di lokasi tak dikenal 28 Maret 2021 dalam gambar yang diperoleh dari media sosial ini. [Karen Teacher Working Group melalui REUTERS]

Dari sekian banyak anak yang tewas, salah satu yang menjadi perhatian internasional adalah meninggalnya Khin Myo Chit. Ia, yang berusia 7 tahun, tewas ditembak personil Militer Myanmar ketika berlindung di pelukan ayahnya. Saat itu, Militer Myanmar memang tengah memburu ayah Khin Myo Chit yang terlibat dalam gerakan melawan kudeta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tewasnya puluhan anak selama kudeta Myanmar tak ayal membuat berbagai keluarga takut. Mereka yang tidak memiliki kapasitas untuk bertahan hidup atau bertarung selama kudeta Myanmar memutuskan untuk kabur ke India dan Thailand bersama anak-anak mereka.

Menurut data Karen Women's Organization (KWO), dari komunitas mereka ada 10.000 ribu warga yang pergi ke Thailand untuk menghindari serangan Militer Myanmar. Sebanyak 3000 di antaranya telah berhasil melewati perbatasan. Mereka terdiri atas ibu, bapak, dan anak-anak.

PM Thailand Prayuth Chan-o-cha membenarkan bahwa sudah banyak keluarga-keluarga yang mengungsi ke negaranya. Prayuth memastikan tidak akan mendesak keluarga Myanmar untuk kembali ke kawasan konflik atas alasan kemanusiaan.

"Tidak mungkin kami mengirim mereka balik ketika pertarungan masih terjadi di Myanmar. Pertanyaan kami, ketika pertempuran usai, maukah mereka kembali ke Myanmar?" ujar Praytuh soal situasi Myanmar dan pengungsinya.

Baca juga: Amerika Perintahkan Diplomat Non-Esensial Segera Tinggalkan Myanmar

ISTMAN MP | CNN | WASHINGTON POST


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

1 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

4 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

4 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

5 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

6 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

7 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

13 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

13 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

18 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.