PBB: Militer Myanmar Tidak Menyangka Warga Bakal Melawan

Jumat, 5 Maret 2021 11:02 WIB

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi yang kian ganas di Myanmar, di mana hingga memicu pertumpahan darah, ternyata tidak diprediksi oleh Militer Myanmar. Menurut Utusan Khusus PBB, Christine Schraner Burgener, Militer Myanmar mengira kudeta mereka akan berjalan mulus dan rakyat dengan anteng akan menunggu hingga pemilu baru dilaksanakan. Adapun hal itu, kata Burgener, terungkap setelah ia berbicara dengan para pejabat Militer Myanmar.

"Mereka sangat terkejut bahwa rencananya untuk mengembalikan kepemimpinan militer tanpa perlawanan rakyat tidak berjalan sesuai rencana," ujar Burgener, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 4 Maret 2021.

Meski terkejut akan perlawanan yang ada, Burgener mengatakan Militer Myanmar tetap lanjut dengan rencana kudetanya. Adapun Militer Myanmar memiliki lima rencana selama kudeta. Hal itu, kata ia, mulai dari reformasi Komite Penyelenggara Pemilu hingga menyelenggarakan pemilu baru.

Burgener berkata, Militer Myanmar sama sekali tidak mempertimbangkan skenario rencananya gagal gara-gara sanksi. Sebab, sejak awal mereka sudah memprediksi akan mendapat sanksi begitu melakukan kudeta. Alhasil, begitu kudeta dijalankan, mereka tidak peduli lagi apakah akan mendapat sanksi atau tidak. Bahkan, kata Burgener, Militer Myanmar yakin bakal tetap memiliki sekutu di tengah tekanan yang ada.

"Ketika saya memperingatkan mereka, jawaban mereka adalah mereka sudah terbiasa dengan sanksi dan selama ini berhasil bertahan. Ketika saya peringatkan mereka bisa dikucilkan, Militer Myanmar menjawab mereka akan belajar untuk bertahan dengan sedikit teman," ujar Burgener terheran-heran.

Angel atau yang dikenal Kyal Sin, 19 tahun, berlindung sebelum ditembak di kepalanya saat pasukan Myanmar melepaskan tembakan untuk membubarkan demonstrasi anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 3 Maret 2021. Setidaknya enam orang tewas ketika pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa pro-demokrasi. REUTERS/Stringer

Perihal warga Myanmar yang konsisten melakukan perlawanan, Burgener mengaku tidak heran. Mayoritas Gerakan Pemberontakan Sipil diorganisir oleh remaja-remaja Myanmar. Mereka, kata Burgener, sudah terbiasa hidup bebas dengan mereka tidak mau kembali ke masa-masa pemerintahan junta militer.

"Mereka terorganisir dengan baik dan benar-benar teguh dengan niatannya mencegah Myanmar kembali ke rezim diktator dan terisolasi dari komunitas internasional," ujarnya menegaskan.

Burgener berharap komunitas internasional tergerak untuk bersama-sama menghukum Militer Myanmar. Menurutnya, sanksi secara kolektif akan lebih efektif untuk mendesak Militer Myanmar menghentikan kudeta, membebaskan para tahanan, dan mengembalikan demokrasi.

"Saya meminta komunitas internasional untuk bersatu, untuk mengambil sikap yang tepat. Sanksi dari DK PBB, yang diimplementasikan seluruh negara anggota, akan lebih kuat dibanding sanksi dari satu negara saja," ujar Burgener menegaskan.

Per berita ini ditulis, pihak yang sudah menjatuhkan sanksi kepada Myanmar adalah Amerika, Inggris, Kanda, dan Uni Eropa. Amerika malah belum lama ini menjatuhkan hukuman baru, pemblokiran aktivitas dagang Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, dan dua konglomerasi Militer Myanmar.

Sanksi terbaru itu sebagai respon atas pembantaian yang terjadi di Myanmar akhir-akhir ini. Menurut laporan Kantor HAM PBB, Militer Myanmar sudah membunuh 54 orang dan menangkap lebih dari 1700 orang selama kudeta berlangsung.

Baca juga: Diancam Sanksi Karena Kudeta, Junta Militer Myanmar: Kami Sudah Biasa

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

19 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

1 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

1 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

1 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

2 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

2 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

3 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya