Tiga Nama Hilang Misterius dari Laporan Intelijen AS Pembunuhan Jamal Khashoggi

Selasa, 2 Maret 2021 08:30 WIB

Pendemo memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga nama pria yang muncul dalam laporan intelijen AS tentang pembunuhan Jamal Khashoggi hilang misterius setelah laporan itu diganti dengan rilis versi lain.

Tidak lama setelah komunitas intelijen AS menerbitkan laporan pada Jumat sore kemarin, tentang orang-orang Saudi yang bertanggung jawab atas kematian Jamal Khashoggi, laporan itu diturunkan tanpa penjelasan dan diganti dengan versi lain yang menghapus nama tiga pria yang awalnya disebutkan dalam versi awal.

Dikutip dari CNN, 2 Maret 2021, mama pertama dari tiga nama yang dihapus adalah Abdulla Mohammed Alhoeriny, yang sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengan kematian Jamal Khashoggi.

Menurut seseorang yang akrab dengan intelijen Saudi, dia adalah saudara Jenderal Abdulaziz bin Mohammed al-Howraini, seorang menteri yang bertanggung jawab atas kepemimpinan Lembaga Keamanan Negara yang mengawasi berbagai badan intelijen dan kontraterorisme. Abdulla (sebagaimana dieja oleh ODNI) muncul dalam laporan Saudi sebagai asisten kepala keamanan negara untuk kontraterorisme, CNN melaporkan.

Dua nama lain yang muncul dalam laporan intelijen telah dideklasifikasi dan kemudian menghilang adalah Yasir Khalid Alsalem dan Ibrahim al-Salim. Belum jelas siapa mereka.

Advertising
Advertising

Ketiga pria itu bukan di antara 18 orang yang telah diberi sanksi oleh AS atas pembunuhan Khashoggi. Ke-18 orang tersebut terdaftar dalam laporan intelijen yang direvisi, yang nama file di situs web ODNI menyertakan "v2," dengan jelas menunjukkan bahwa ini adalah versi kedua.

Anggota tim pembunuh masuk ke gedung konsulat Saudi di Istanbul.[Mirror.co.uk]

Laporan intelijen awal diduga telah online selama beberapa jam sebelum ODNI menghapusnya, menurut arsip internet Wayback Machine. Perbedaan antara kedua daftar nama itu terlihat di Capitol Hill dan klarifikasi telah diminta dari ODNI, kata seorang pejabat Komite Intelijen DPR. Seorang juru bicara Komite Intelijen Senat menolak berkomentar.

Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak menjelaskan mengapa nama-nama itu awalnya ada dalam daftar dan peran apa, jika ada, yang mereka lakukan dalam pembunuhan Khashoggi.

"Kami meletakkan dokumen yang direvisi di situs web karena dokumen asli secara keliru memuat tiga nama yang seharusnya tidak dimasukkan," kata juru bicara ODNI.

Seorang pejabat senior pemerintahan telah berdebat pada Jumat sore sebelum perubahan itu diketahui bahwa laporan tersebut tidak berisi informasi baru.

"Ini (adalah) informasi yang telah diketahui pemerintah AS dan diberi pengarahan kepada komite terpilih dan anggota Kongres lebih dari satu tahun lalu," kata pejabat itu.

Laporan tersebut, yang dibuka oleh Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, menilai bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman, 35 tahun, yang dikenal sebagai MBS, menyetujui operasi di Istanbul untuk menangkap atau membunuh Jamal Khashoggi.

Laporan itu diakhiri dengan daftar nama, pertama 21, kemudian 18 setelah direvisi, yang diyakini intelijen AS terlibat dalam pembunuhan tetapi tidak menilai apakah mereka tahu bahwa operasi itu akan menyebabkan kematiannya.

Dua anak Jamal Khashoggi diundang oleh Raja Salman ke istana Al Yamamah di ibu kota Riyadh, Arab Saudi. Raja Salman ingin mengucapkan belasungkawa secara langsung. Sumber : english.alarabiya.net

Tujuh belas orang Saudi telah dijatuhi sanksi atas pembunuhan oleh Departemen Keuangan AS. Orang kedelapan belas, mantan pejabat senior intelijen, ditambahkan pada hari Jumat. Pasukan yang bertugas sebagai pengawal MBS, yang dikenal sebagai Pasukan Harimau, juga dikenai sanksi.

Departemen Luar Negeri juga mengumumkan 76 orang Saudi yang tidak disebutkan namanya akan dilarang dari Amerika Serikat di bawah "Larangan Khashoggi."

Arab Saudi menolak laporan intelijen AS dan membela Mohammed bin Salman, menegaskan kembali bahwa putra mahkota tidak terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan mengatakan itu adalah operasi "nakal" bawahannya.

Duta Besar Arab Saudi untuk PBB mengatakan pada Senin bahwa laporan intelijen AS yang melibatkan penguasa de facto kerajaan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tidak memberikan bukti yang kuat.

"Laporan itu...didasarkan pada "could've, should've and would've" dan tidak menunjukkan bukti tuduhan tanpa keraguan," kata duta besar Abdallah Al-Mouallimi dalam cuitan Twitter, Reuters melaporkan.

"Pangeran dengan berani menerima tanggung jawab moral, menyerahkan tertuduh ke sistem peradilan, dan berjanji untuk mereformasi organisasi intelijen. Kasus ditutup!," kata Al-Mouallimi.

Baca juga: Orang Dekat Mohammed bin Salman yang Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

Pangeran Mohammed bin Salman telah membantah terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, di mana delapan orang dipenjara di Arab Saudi tahun lalu, tetapi mengatakan dia memikul tanggung jawab utama karena itu terjadi dalam pengawasannya.

Laporan AS yang dirilis pada hari Jumat berdasarkan penilaiannya, mengatakan MBS menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh Khashoggi berdasarkan kendali pangeran atas pengambilan keputusan, keterlibatan langsung dari penasihat utama dan pengawalnya sendiri, dan dukungannya untuk menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri, termasuk Khashoggi.

Pemerintahan Joe Biden telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia dan lainnya karena tidak menghukum Mohammed bin Salman atas pembunuhan Jamal Khashoggi, menimbulkan pertanyaan tentang akuntabilitas dan janji kampanye pemerintahan Joe Biden untuk menjadikan hak asasi manusia sebagai prioritas kebijakan luar negeri.

CNN | REUTERS

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

6 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

9 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

1 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

1 hari lalu

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

2 hari lalu

Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

Duel Timnas U-23 Uzbekistan vs Arab Saudi akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 pada Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

2 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

2 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

2 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

3 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

3 hari lalu

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

Raja Salman, 88, terakhir kali dirawat di rumah sakit pada Mei 2022 untuk prosedur kolonoskopi dan tes medis, juga di rumah sakit Jeddah.

Baca Selengkapnya